Liputan6.com, Jakarta - Saat ini ramai berita selebritas, seperti Rizky Billar, terkait fenomena hubungan manipulatif yang diperbincangkan. Tak hanya kepada selebritas, hubungan manipulatif juga kerap terjadi di kalangan masyarakat umumnya.
Akun sosial media Twitter @tanyakanrl membagikan sebuah foto yang memperlihatkan roomchat seseorang dengan pasangannya. Dalam foto tersebut, terlihat percakapan yang memperdebatkan mengenai hubungan antara satu sama lain.
"aku capek banget, mo putus tapi masih sayang:’)." demikian caption cuitan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Pada kolom komentar, netizen menanggapi dengan berbagai pendapat. Ada yang memberikan saran, kritik, pertanyaan, hingga komentar geram mengenai foto tersebut.
"Kata2nya manipulatif bgt ini cowok, inilah alasannya cewe hrus punya prinsip dan tegas diawal no sex before married. Kalo maksa minta ya lepasin aja. Paling bener emang ga usah pacaran sih stay halal. Tapi saran gw lepasin sih nder walau udh terlanjur drpd pas lu hamil dia pergi," tulis @deermattress.
"wow, just for ur information nder, laki mu bajingan." cuit @on_yo_urmark.
"lebih sayang ke diri sendiri atau lebih sayang ke pacarmu itu kak?," tanya @yayaaliaa96.
"fix manipulatif ... bubarkan." cuit @telponetinstan.
Adapun postingan tersebut telah disukai lebih dari 2 ribu kali dan direply lebih dari seribu kali.
Lalu, apakah itu hubungan manipulatif? Mengutip Very Well Mind, manipulasi adalah taktik yang digunakan seseorang untuk mengendalikan orang lain, biasanya dalam upaya mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Dalam hubungan manipulatif, ada salah satu pihak yang melakukan manipulasi menggunakan distorsi mental dan eksploitasi emosional untuk mempengaruhi serta mengendalikan pihak lainnya.
Berikut mengenal apa itu manipulasi, hubungan manipulatif, hingga cara mencegahnya:
Apa Sih Hubungan Manipulatif Itu?
Dilansir dari Very Well Mind, manipulasi sendiri adalah taktik yang digunakan seseorang untuk mengendalikan orang lain, biasanya dalam upaya mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Dalam hubungan manipulatif, ada salah satu pihak yang melakukan manipulasi menggunakan distorsi mental dan eksploitasi emosional untuk mempengaruhi serta mengendalikan pihak lainnya.
Seringkali manipulasi dilakukan dengan mengorbankan orang lain melalui berbagai macam strategi, seperti berbohong, guilt tripping, gaslighting, perilaku pasif agresif, playing victim, dan silent treatment.
Teknik-teknik tersebut dilakukan untuk membuat bingung, tidak yakin tentang apa yang harus dipikirkan atau dirasakan, dan perasaan bersalah atas sesuatu yang tidak dilakukan.
Ada pun tanda-tanda ini bisa terlihat secara halus ataupun jelas, tetapi tujuannya adalah tetap untuk merusak hubungan, kepercayaan diri, dan harga diri.
Seringkali orang memanipulasi orang lain ntuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, untuk melindungi ego mereka, dan untuk menghindari tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan mereka.
Advertisement
Kenali Ciri Hubungan Manipulatif
Menilik Betterhelp, platform kesehatan mental yang menyediakan layanan konseling online, setidaknya terdapat beberapa ciri hubungan manipulatif yang perlu diperhatikan:
1. Orang Manipulatif Suka Menggunakan Guilt Tripping
Taktik ini membuat seseorang merasa bersalah dan tidak enak hati, bahkan untuk hal-hal yang tidak terlalu penting. Guilt-tripping dapat bersifat verbal atau non-verbal, dan sering kali bernada pasif-agresif.
Seringkali dapat ditunjukkan dengan pertanyaan 'Kalo kamu cinta aku, kamu akan…' atau 'Jadi setelah selama ini aku berkorban, kamu mau ninggalin aku gitu aja?'.
2. Menempatkan Diri Menjadi Korban dengan Playing Victim
Manipulasi ini digunakan seseorang untuk menyatakan bahwa sesuatu yang mereka lakukan bukan karena salah mereka.
Perilaku playing victim seringkali memojokkan orang lain dan apabila itu bukan kesalahan orang lain, orang yang manipulatif sering kali akan menemukan alasan untuk semuanya.
Hal tersebut tentunya dilakukan untuk mendapatkan apa yang manipulator inginkan meskipun mereka mencintai pasangannya.
3. Orang yang Memanipulasi Menggunakan Metode Silent Treatment
Cara lain yang umum digunakan oleh orang yang manipulatif adalah silent treatment atau perlakuan diam. Dengan mengabaikan panggilan telepon, teks, dan email, mereka ingin seseorang terus mengejar dan memohon perhatian mereka. Perilaku ini kerap membuat orang lain bertanya-tanya yang menimbulkan rasa cemas dan ragu.
4. Memberikan Perasan Bersalah kepada Korban Melalui Gaslighting
Seseorang yang melakukan gaslighting mungkin berbohong, menyalahkan atas berbagai hal, dan meremehkan perasaan orang lain. Mereka membuat orang lain merasa kecil dan mencoba membuat seseorang merasa bahwa mereka tidak layak mengekspresikan diri dan bahwa perasaan dan emosi yang dirasakan tidak nyata atau tidak valid.
5. Perilaku Pasif-Agresif Untuk Membuat Bingung
Berbeda dengan komunikasi langsung, seseorang yang berperilaku pasif-agresif tidak mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Seseorang yang berperilaku pasif-agresif mencoba mendapatkan perhatian dengan tindakan yang terlalu dramatis untuk memancing reaksi emosional.
6. Berbohong dan Menyalahkan Pihak Lain
Seseorang yang manipulatif secara emosional kemungkinan besar akan menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka mungkin secara terang-terangan berbohong atau melebih-lebihkan sesuatu untuk menggambarkan diri mereka sendiri dalam sudut pandang yang lebih positif. Perilaku ini juga dapat mengarah kepada playing victim dan gaslighting karena tidak ingin merasa bersalah.
Dampak Hubungan Manipulatif Kepada Seseorang
Good Therapy menjabarkan bahwa hubungan manipulatif dapat menimbulkan perasaan bersalah yang terus menghantui. Sehingga, hal ini bisa membuat korban merasa sedih, cemas, menyesal, takut, khawatir, dan gagal.
Dalam jangka pendek, hasil hubungan manipulative dapat melahirkan konsekuensi yang dapat dikaitkan dengan dapat dikaitan dengan pelecehan emosional.
Lebih lanjut, jika tidak disikapi dengan baik dan terjadi dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini bisa berkembang menjadi isu kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, dan depresi.
Hal ini juga bisa membuat korban merasa malu hingga akhirnya korban menarik diri dari lingkup sosial.
Advertisement
Cara Merespon Perilaku Manipulatif
Dilansir dari MindBodyGreen Relationship, penting untuk memahami bahwa manipulasi adalah bentuk pemerasan emosional dan belajar bagaimana menanggapinya.
Pertama, ketika berhadapan dengan seorang manipulator, tentukan batas-batas perilaku yang dapat diterima dan batas yang tidak dapat ditolerir. Dalam menentukan batasan terhadap suatu hubungan, refleksikan hubungan yang lalu untuk dapat mengidentifikasi apa yang diinginkan atau dibutuhkan.
Kedua, tinggalkan apabila seseorang tidak dapat menghargai batasan kita. Hubungan yang saling menghormati dan berkompromi akan membuat hubungan tersebut mengarah ke bentuk positif dan saling berpotensi untuk bergerak maju.
Ketiga, cari pola berulang dalam hubungan. Jelajahi hubungan masa lalu dan bahkan tinjau kembali hubungan masa kanak-kanak dan remaja. Karena nyatanya, perilaku dan pola manipulatif yang sama dari masa lalu dapat ikut ke dalam hubungan ketika beranjak dewasa.
Keempat, setia pada naluri. Putuskan tindakan mana yang terbaik untuk kesehatan fisik, emosional, dan psikologis. Tanya pada diri sendiri apakah suatu hubungan layak untuk dipertahankan atau ditinggalkan.