Liputan6.com, Jakarta - Legenda sepak bola Jerman Lothar Matthaus mengakui Inggris merupakan salah satu favorit di Piala Dunia 2022 di Qatar. Meski begitu, Matthaus mengingatkan pelatih The Three Lions, Gareth Southgate bahwa tim asuhannya punya masalah dengan penjaga gawang.
Meski Inggris tengah mencatat penampilan yang kurang memuaskan, Matthaus masih menganggap The Three Lions masih menjadi salah satu favorit untuk memenangkan Piala Dunia tahun ini.
Advertisement
The Three Lions telah mengalami beberapa bulan yang bergejolak sejak Juni, dengan kekalahan dari Hungaria dan Italia yang berpuncak pada vonis degradasi dari Liga A pada UEFA Nations League.
Seperti dilansir Daily Mail, Matthaus yang merupakan pemain penting saat Jerman meraih trofi Piala Dunia 1990, mengingatkan Inggris tentang “masalah besar” mereka yakni kiper.
Menilik skuad yang bakal dibawa Southgate ke Qatar, di posisi penjaga gawang ada lima pemain yakni Jordan Pickford, Aaron Ramsdale, Nick Pope, Dean Henderson dan Joe Hart. Southgate harus memilih tiga dari mereka.
Nama Pickford mencuat sebagai calon kiper utama. Ia sudah menjadi penjaga gawang utama The Three Lions sejak 2018. Namun, penampilan apik dan lebih konsisten Ramsdale di level klu, membuat Pickford harus menaruh waspada.
Berbagai penyelamatan mengagumkan dan punya visi bermain apik yang ditunjang distribusi bola hebat menjadi hal yang melekat dalam diri Ramsdale.
Paceklik
Manajer Arsenal Mikel Arteta pun berharap anak asuhnya menjadi kiper utama timnas Inggris. "Saya harap dia (dipilih untuk Piala Dunia). Saya pikir ini akan bagus untuk Ramsdale dan Arsenal. Tahun lalu dia menunjukkan kemampuannya. Kami akan tunggu," ujar pelatih Spanyol itu.
Ramsdale mengawali musim lalu sebagai pelapis Bernd Leno. Namun, dia berhasil menggeser posisi Leno dengan penampilannya yang mengesankan. Ia mencatat 12 cleansheet dalam 34 penampilannya di Liga Inggris 2021/2022.
Perkara paceklik kiper di Inggris sudah menjadi sorotan sejak lama. Kiper legendaris Spanyol Iker Casillas pernah menyoroti hal itu juga saat berlangsung Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Casillas, seperti dilansir dari Telegraph, 9 Juni 2010, menunjuk pada kesiapan mental Robert Green, David James, dan Joe Hart—tiga kiper yang dibawa Fabio Capello—di Piala Dunia 2010. Ketiganya tidak berpengalaman tampil di ajang bergengsi, semisal kompetisi di Eropa (Liga Champions dan UEFA Europa League) 2009.
Advertisement
Peran Mental
“Tidak satu pun dari kiper yang mereka bawa telah tampil di level Eropa, level tertinggi di klub. Lagipula, jika Anda tidak pernah bermain di level tertinggi klub, maka Anda bakal menemukan kesulitan tampil di level internasional.”
“Jika Anda melihat saya, Gigi Buffon dari Italia, dan Julio Cesar dari Brasil, kami bertiga adalah pemain yang pernah meraih gelar di Piala Eropa, Piala Dunia, dan kompetisi Eropa. Di level top seperti itu, peran mental sangat besar dampaknya. Kesalahan kiper sekecil apapun bakal jadi sorotan. Jadi, di ajang Piala Dunia, bukan hanya sisi kemampuan yang berbicara, melainkan faktor pengalaman menghadapi partai besar,” tegas Casillas.
Mapan
Hal serupa juga disoroti oleh mantan kiper timnas Jerman, Oliver Kahn saat berlangsung babak 16 besar Piala Dunia 2010. Saat itu ia menyatakan yakin Jerman akan menang, karena lebih lengkap dan solid.
Menurutnya, Inggris lemah di gawangnya, karena tak memiliki kiper yang mapan.
"Inggris selalu punya kiper bagus, seperti Peter Shilton dan David Seaman. Namun, kali ini mereka tampak kesulitan mendapatkan kiper," ujar Kahn.
Menurutnya Inggris sangat memprihatinkan di sektor kiper. Di saat tim lain sudah bisa memastikan kiper utamanya, Inggros justru masih mencari-cari saat Piala Dunia sudah berlangsung.
"Peran kiper sangat penting. Harusnya, sudah jauh hari sitemukan dan ditentukan siapa kiper utamanya. Tapi, Inggris belum bisa mendapatkannya. Itu cukup rawan," jelasnya.
Advertisement
Komentar Cech
Sedangkan kiper Chelsea, Petr Cech pada 2015 pernah menyebut pembinaan untuk kiper di Inggris sedikit berbeda, termasuk jika dibandingkan dengan negaranya, Republik Ceko.
Menurut Cech, cara pembinaan yang kuno membuat Inggris mengalami krisis di bawah mistar gawang. Lantaran kesalahan pembinaan itulah Inggris kekurangan kiper berbakat. Selain itu, ia juga mengkritisi setumpuk pertanyaan yang pernah didengarnya soal mengapa kiper Inggris jarang diberi kesempatan.
"Pertanyaan seperti itu tidaklah tepat. Seharusnya mereka bertanya tentang upaya keras apa saja yang telah dilakukan hingga menjadikan kiper asing lebih baik dibanding kiper Inggris," kata Cech.