Liputan6.com, Palu - Riziq dan Rahmi dari Kabupaten Sigi dan Donggala, akan bergabung bersama anak-anak dari daerah lain di Jakarta, 26 hingga 30 Oktober 2022, mengampanyekan isu-isu perubahan iklim yang berdampak ke anak-anak di hadapan wakil negara G7.
Baca Juga
Advertisement
Rahmi mengungkapkan, banjir rob yang masih dirasakan anak-anak di Kecamatan Sirenja, Donggala yang memengaruhi aktivitas sekolah, ekonomi keluarga, hingga kesehatan akan dibawakannya di hadapan para Dubes negara maju tersebut.
Sementara Riziq nantinya akan bercerita tentang kerusakan lahan pertanian di desanya akibat banjir yang memutus sumber ekonomi sebagian besar keluarga dan berdampak ke anak-anak.
"Kami juga akan bercerita tentang aksi yang selama ini kami lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim," kata Rahmi, Minggu (9/10/2022).
Simak video pilihan berikut ini:
Hak Anak dalam Penanganan Krisis Iklim
Pertemuan antara anak-anak dengan perwakilan negara G7 itu juga jadi momentum menyuarakan pentingnya perhatian global terhadap perubahan iklim dengan perspektif hak-hak anak.
Terlebih di Sulteng berdasarkan Assesmen Save the Children, anak-anak telah merasakan langsung bencana alam dampak perubahan iklim, terutama pascagempa tahun 2018 yang mengubah kondisi alam.
"Di hadapan Dubes negara G-7 anak-anak menyampaikan dampak perubahan iklim yang mereka rasakan. Setiap daerah punya isu-isu berbeda," Dewi Sri Sumanah, Media and Brand Manajer Save the Children Indonesia mengatakan, Minggu, 9 Oktober 2022.
Negara-negara G-7 beranggotakan Jerman, Kanada, Italia, Prancis, Jepang, Inggris, dan Amerika merupakan negara berbasis industri dan kuat baik politik maupun ekonomi. Komitmen penanganan perubahan iklim dari negara-negara tersebut akan memberi dampak secara global.
Advertisement