Liputan6.com, Jakarta - Hari Kesehatan Mental Sedunia baru saja berlalu. Sejak digagas oleh World Federation for Mental Health (WFMH) pada 1992, Hari Kesehatan Mental Sedunia selalu dirayakan dengan tema berbeda setiap tanggal 10 Oktober.
Tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat "Make Mental Health and Well-Being for All a Global Priority" atau "Jadikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global" sebagai temanya.
Advertisement
Pembahasan terkait kesehatan mental pun masih lekat. Selain karena baru merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia, topik-topik yang berhubungan dengan kesehatan mental sudah begitu banyak dipublikasikan oleh masyarakat.
Namun, tahukah Anda cara apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental? Ternyata ada begitu hal yang bisa Anda lakukan lho untuk menjaganya. Mau tahu apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
Rehat dari Media Sosial
Media sosial telah banyak memberikan manfaat bagi penggunanya. Di sisi lain, tak dapat dimungkiri bahwa media sosial punya dampak negatif terutama bagi kesehatan mental.
Istirahat dari media sosial akhirnya dianggap memiliki manfaat untuk kesehatan mental. Mengutip laman Medical News Today pada Selasa (11/10/2022), studi yang dipublikasikan dalam Psychiatry Research menemukan bahwa rehat dari media sosial selama satu minggu dapat mengurangi stres.
Hal tersebut lantaran media sosial memang bisa menjadi faktor risiko kecemasan, depresi, dan tekanan psikologis.
Menurut para peneliti, efek rehat dari media sosial akan lebih terasa pada pengguna media sosial yang berlebihan. Jadi jika Anda merasa lebih baik usai rehat dari media sosial, bisa jadi Anda memang telah terlalu berlebihan menggunakannya dan perlu istirahat.
Rutin Berolahraga
Cara selanjutnya yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan rutin berolahraga. Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Nina mengungkapkan pendapat selaras.
Menurutnya, meredakan gejala depresi yang kambuh bisa dibantu dengan mengajak tubuh untuk tetap aktif lewat bergerak.
"Kadang-kadang yang bisa membantu itu kalau tetap berusaha untuk bergerak. Bergerak itu entah dia berolahraga, stretching, atau sekadar jalan saja," kata Nina pada Health Liputan6.com.
"Walaupun jalan itu terkesan sederhana, tapi sangat bisa melancarkan peredaran darah. Dengan melancarkan peredaran darah, itu bisa membuat hormon-hormon yang negatif dalam dirinya cenderung lebih mudah keluar. Sehingga dia bisa lebih tahan dari kerentanan depresi tadi."
Begitupun menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto. Michael mengungkapkan bahwa olahraga untuk mengatasi gangguan mental juga tidak harus berbentuk olahraga berat.
Melainkan dapat dilakukan dengan olahraga santai seperti yoga, tai chi, atau meditasi.
"Hasil yang sudah diperoleh dari berolahraga akan memperbaiki mood yang bersangkutan," kata Michael melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com.
Advertisement
Leyeh-Leyeh, Istirahat dari Segala Aktivitas
Sudah rehat dari media sosial dan sudah berolahraga? Kini saatnya untuk beristirahat dari aktivitas apapun.
Leyeh-leyeh menghabiskan waktu untuk rebahan, menonton acara kesukaan, tidur siang, atau melamun kerap kali jadi kegiatan yang dianggap tidak berguna karena hanya bermalas-malasan.
Padahal, menurut seorang akademisi, dr Isabelle Moreau, penting meluangkan waktu yang tersisa untuk beristirahat dan tidak terus-menerus melakukan atau menghasilkan sesuatu.
"Kebosanan dan kemalasan harus digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kembali kendali atas tubuh dan waktu Anda sendiri," ujar Isabelle mengutip Bustle.
Terlebih, menurut Isabelle, beristirahat termasuk dengan mengambil langkah mundur dari pekerjaan sejenak dapat memungkinkan Anda untuk melihat diri Anda lebih dari sekadar mesin produksi.
Istirahat juga memungkinkan Anda untuk mengenali kapan Anda telah berada di ambang batas terlalu banyak bekerja, yang nantinya dapat menjauhkan Anda dari burnout dan kondisi mental yang tidak baik.
Mengonsumsi Makanan Sehat
Mengonsumsi makanan sehat punya andil pada kesehatan mental. Makanan pertama yang dianggap berkontribusi pada kondisi mental seseorang adalah sayuran hijau.
Menurut Juru Bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Heather Mangieri, sayuran hijau seperti bayam dan yang lainnya mengandung folat yang dapat menghasilkan dopamin.
"Itu akan merangsang kesenangan, dan membantu Anda agar tetap tenang," ujar Heather mengutip laman Health.
Bahkan, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Affective Disorders pada 2.800 partisipan paruh baya dan lanjut usia menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan dengan kandungan folat paling banyak memiliki risiko gejala depresi yang lebih rendah.
Studi lainnya dari University of Otago di Selandia Baru juga menemukan bahwa mahasiswa cenderung merasa lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih energik pada hari-hari mereka makan lebih banyak buah dan sayuran.
Kesimpulannya, menjaga kesehatan mental dapat dilakukan lewat cara-cara yang dipaparkan di atas. Sederhana dan mungkin belum pernah terlintas dalam benak Anda. Jadi, kapan akan mulai mencobanya?
Advertisement