Pasar Kripto Anjlok, Investor Waspada Sikap The Fed hingga Data Inflasi AS

Investor juga cenderung bersikap wait and see untuk menanti dua data dari The Fed.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Okt 2022, 12:54 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto akhirnya kembali lesu pada perdagangan Selasa pagi(11/10/2022). Hal ini juga sejalan indeks saham Amerika Serikat (AS) yang berkinerja buruk, setelah Gedung Putih memperkenalkan aturan baru yang membatasi ekspor perusahaan chip semikonduktor AS untuk menjual produknya.

Penurunan indeks saham AS membuat sedikit pengaruh ke market kripto yang jadi kurang bergairah pada pagi ini. 

Investor juga cenderung bersikap wait and see untuk menanti dua perilisan laporan utama pada pekan ini, yakni risalah rapat The Fed (minutes of meeting) September yang dirilis Rabu, 12 Oktober 2022 dan data inflasi AS September yang menyusul sehari setelahnya.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan MoM The Fed menjadi sangat penting karena bisa memberi sinyal terhadap kebijakan moneter lembaga tersebut ke depannya. 

“Apabila tetap mengerek suku bunga, maka akan mempengaruhi pergerakan aset kripto. Indikator makroenomi masih terus mempengaruhi selera risiko investor, sebuah faktor krusial bagi yang ingin masuk atau keluar dari pasar aset berisiko, termasuk kripto,” ujar Afid dalam analisis pasa harian yang diterima Liputan6.com, Selasa (11/10/2022).

Afid mengungkapkan, data Consumer Price Index (CPI) juga penting untuk pergerakan kripto. CPI ini sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Jika inflasi AS meningkat lebih lanjut, permintaan untuk aset kripto mungkin akan terkena dampak negatif.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Analisis Teknikal

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Dari sisi teknikal, Afid memaparkan rata-rata volume perdagangan Bitcoin juga masih berada di bawah rata-rata dalam sembilan hari terakhir. Ini mengindikasikan investor bimbang untuk bersikap bullish atau bearish. Terlihat dari fear and greed index market kripto yang masih berada di bawah level 30 dengan kategori extreme fear.

“Bitcoin kini tampak sedang menguji level supportnya untuk turun di bawah USD 19.000 atau sekitar Rp 291,7 juta. Apabila berhasil breakdown, maka target penurunan terdekat berada pada harga USD 18.958 (Rp 291 juta).

Sementara, untuk Ethereum Afid menyebut, major support Ethereum berada pada level USD 1.128 hingga USD 1.262 yang merupakan benteng pertahanan terakhir ETH untuk menahan laju penurunan harga, apabila breakdown support terdekatnya.


Harga Kripto pada 11 Oktober 2022

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Selasa (11/10/2022). Mayoritas kripto kembali bertengger di zona merah setelah menguat awal pekan.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi, 11 Oktober 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah 1,42 persen dalam 24 jam dan 2,04 persen sepekan.

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 19.136 per koin atau setara Rp 293,1 juta (asumsi kurs Rp 15.320 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga kembali melemah pagi ini. ETH turun 1,83 persen dalam 24 jam dan 1,78 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.293 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga ambles pagi ini. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 1,90 persen dan 4,73 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 272,45 per koin. 

Kemudian Cardano, kembali anjlok. Dalam satu hari terakhir ADA anjlok 3,82 persen dan 4,97 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4058 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 1,87 persen dan 2,32 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 32,11 per koin.

 

 


Harga Kripto Lainnya

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sedangkan XRP akhirnya kembali melemah setelah sempat menguat beberapa hari terakhir. XRP merosot 6,40 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 8,44 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,5003 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) juga turut melemah pada perdagangan pagi ini. Dalam satu hari terakhir DOGE melorot 3,56 persen dan 0,84 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,05975 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami pelemahan ke level USD 926,8 miliar dari sebelumnya di level USD 942,6 miliar.


Popularitas Kripto di Amerika Serikat Turun Akibat Crypto Winter

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelumnya, popularitas cryptocurrency dengan investor Amerika sedang menurun. Menurut survei Bankrate September, pada 2022, hanya sekitar 21 persen orang Amerika yang merasa nyaman berinvestasi dalam cryptocurrency. Itu turun dari 35 persen pada 2021. Penurunan ini terjadi di tengah kondisi yang disebut crypto winter.

Meskipun tingkat kenyamanan turun dengan investor lintas generasi, penurunan itu paling tajam di kalangan milenial. Hampir 30 persen investor Amerika Serikat berusia antara 26 dan 41 tahun merasa nyaman pada 2022, dibandingkan dengan hampir 50 persen pada 2021.

Penurunan ini tidak mengejutkan, mengingat hampir USD 2 triliun atau sekitar Rp 30.395 triliun telah hilang dari seluruh pasar kripto sejak November 2021. Harga mata uang digital populer seperti bitcoin telah berjuang untuk mencapai level tertinggi 2021. 

Salah satu perwakilan Bankrate, James Royal mengatakan trader aset apa pun adalah penggemar keuntungan. Dengan cryptocurrency utama seperti Bitcoin dan Ethereum turun lebih dari 70 persen dari tertinggi sepanjang masa, tidak mengherankan jika peminatnya menurun. 

"Penurunan harga kripto tidak membantu penyebab menarik lebih banyak orang ke kripto,” ujar Royal, dikutip dari CNBC, Jumat, 30 September 2022.

Bitcoin telah diperdagangkan antara USD 18.000 dan USD 25.000 sejak Juni turun dari rekor tertinggi lebih dari USD 65.000 pada November 2021. Cryptocurrency dianggap sebagai aset yang sangat fluktuatif yang tunduk pada fluktuasi harga yang tidak dapat diprediksi. 

Pakar keuangan biasanya menyarankan untuk tidak menginvestasikan lebih banyak uang ke dalam cryptocurrency karena tidak ada jaminan untuk mendapatkan keuntungan.

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya