Liputan6.com, Jakarta Siang ini, kalkulator kesehatan mental tiba-tiba masuk dalam kolom trending Google. Nampaknya banyak yang penasaran dengan kondisi kesehatan mental dan tertarik untuk mengukurnya lewat kalkulator kesehatan mental tersebut.
Entah apa yang membuat banyak orang mencari kata kunci tersebut di Google. Namun, Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022 baru saja diperingati pada 10 Oktober kemarin.
Advertisement
Mungkin momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia tersebutlah yang membuat orang menjadi kepo soal kondisi kesehatan mentalnya saat ini. Sehingga tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut menggunakan kalkulator kesehatan mental.
Setelah ditelusuri Health Liputan6.com, kalkulator kesehatan mental dapat diisi secara daring menggunakan sebuah link. Salah satunya dibuat oleh Tim Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.
Ternyata, kalkulator kesehatan mental milik UNAIR sudah dipublikasikan di tahun pertama pandemi COVID-19 tepatnya sejak November 2020. Menurut informasi yang dibagikan dalam laman tersebut, kalkulator kesehatan mental dapat digunakan untuk melakukan skrining awal.
"Untuk mengurangi pertemuan fisik secara langsung demi mengurangi penyebaran virus SARS-CoV-2, maka tim dari Departemen Farmakologi dan Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR berinisiatif mengembangkan online supporting group dan kalkulator kesehatan mental," tulis keterangan mengutip laman UNAIR, Selasa (11/10/2022).
"Pada kalkulator kesehatan mental, Anda dapat melakukan skrining awal mengenai kesehatan mental Anda. Dengan menggunakan kuesioner DASS (Depression, Anxiety, Stress Scale) yang berisi 21 pertanyaan, Anda diminta untuk menjawab seberapa sering mengalami gejala yang disebutkan mulai dari tidak pernah hingga hampir selalu."
Skrining Diberikan Tergantung pada Skor
Lebih lanjut keterangan dalam laman UNAIR menyebutkan bahwa skrining tersebut akan dilakukan lewat menghitung skor dari jawaban yang diisi dalam link pertanyaan.
"Setelah jawaban terisi semua, maka akan dihitung masing-masing skor untuk ketiga kondisi kesehatan mental anda. Setelah melakukan skrining, jangan lupa menghubungi tenaga kesehatan profesional jika anda memerlukan bantuan atau hasil skrining anda menunjukkan gejala gangguan kesehatan mental," tulis keterangan itu.
Menurut pihak UNAIR, respons yang diberikan masyarakat terkait situs kalkulator kesehatan mental tersebut cukup baik. Bahkan, para penggunaanya menyarankan adanya fitur lain yang lebih interaktif.
"Respon pengguna pada situs ini cukup baik, terutama pada bagian kalkulator kesehatan mental yang memang mudah digunakan dan aplikatif untuk skrining kesehatan mental masing-masing pengguna," kata pihak UNAIR.
"Pengguna juga menyambut baik akan fitur artikel yang menyajikan artikel yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengguna pun menyarankan menambah fitur yang lebih interaktif, seperti kuis maupun permainan yang berguna dan dapat menenangkan pikiran."
Advertisement
Skrining Kondisi Mental, Apa yang Perlu Diketahui?
Mengutip laman WebMD, saat menemukan gejala yang mengacu pada kondisi kesehatan mental tertentu, penting untuk segera mengambil tindakan. Salah satunya dengan memeriksakan kondisi kesehatan mental tersebut.
Namun, tes kesehatan mental sebenarnya dapat dilakukan ketika seorang profesional seperti dokter, psikolog, atau psikiater memeriksa berbagai hal untuk melihat masalah mental dan jenis penanganan apa yang dapat membantu.
Dengan begitu, tenaga profesional dapat memberikan diagnosis yang tepat lewat hasil yang keluar dari tes yang telah dilakukan. Sehingga tes yang dilakukan secara daring sebaiknya tidak membuat pengisinya membuat diagnosis sendiri.
Saat melakukan tes kesehatan mental bersama tenaga profesional, akan ada beberapa poin berbeda yang dilakukan. Pertama, melakukan pemeriksaan fisik.
Terkadang penyakit fisik dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan penyakit mental. Itulah mengapa pemeriksaan fisik satu ini juga ikut dilakukan.
Memeriksakan Kondisi Kesehatan Mental
Pemeriksaan fisik tersebut dianggap dapat membantu menemukan apakah ada hal lain yang mungkin terjadi, seperti gangguan tiroid atau masalah neurologis.
Setelahnya, beritahu dokter Anda tentang kondisi kesehatan fisik atau mental yang sudah keluar, resep atau obat bebas yang Anda konsumsi, dan suplemen apapun yang Anda gunakan.
Memeriksakan kondisi kesehatan mental juga dilakukan lewat tes laboratorium. Dokter mungkin menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah, tes urin, scan otak, atau tes lain untuk menyingkirkan kondisi fisik.
Riwayat kesehatan mental ikut menjadi hal yang akan ditanyakan oleh dokter. Seperti berapa lama Anda mengalami gejala, riwayat masalah kesehatan mental pribadi atau keluarga, dan perawatan psikiatri apapun yang mungkin telah Anda miliki.
Dokter biasanya akan menanyakan lebih lanjut terkait sejarah kehidupan personal sebelum melakukan evaluasi mental dan kognitif sebelum membuat diagnosis.
Advertisement