Liputan6.com, Jakarta Persiapan tim-tim peserta Piala Dunia 2022 sudah tidak banyak lagi. Turnamen sepak bola paling akbar di dunia itu bakal berlangsung di Qatar mulai 20 November hingga 18 Desember mendatang.
Namun kekuatan teknis tidak melulu jadi perhatian. Ada juga mitos, dan statistik buatan penggemar yang ikut menambah dimensi baru pada permainan dan tim yang berkompetisi di dalamnya.
Advertisement
Itulah sebabnya para pemain terus memperhatikan hal-hal semacam ini. Tren seperti itu sebelumnya pernah mencuat lewat prediksi sempurna Paul si Gurita selama Piala Dunia 2010.
Berbicara tentang hal-hal seperti itu, orang tidak akan pernah bisa melupakan salah satu kutukan terbesar sepak bola dunia yang tidak dapat dijelaskan oleh siapa pun – 'Kutukan Piala Dunia'.
Mari kita masuk jauh ke dalam masalah ini, melakukan tes DNA dari teori ini dan mencari tahu berapa banyak kebenaran di balik hal ini.
Kutukan Piala Dunia dimulai hanya sebagai kebetulan, tetapi dampaknya dalam beberapa Piala Dunia terakhir telah membuatnya menjadi hal yang nyata.
Sesuai teori ini, tim pemenang Piala Dunia biasanya akan menghadapi kutukan dalam upaya bertahan mereka. Bahkan, tak sedikit yang gagal melewati babak penyisihan grup. Mempertimbangkan bagaimana tim pemenang Piala Dunia bisa tiba-tiba jatuh, teori ini mengejutkan banyak orang.
Mari kita ambil contoh Jerman dari Piala Dunia 2018 untuk memahami betapa mematikannya kutukan ini.
Jelang Piala Dunia 2018, Jerman menjadi salah satu tim top peraih gelar juara. Sebelum pertunjukan, mereka telah memenangkan Piala Konfederasi pada 2017 dengan line-up kedua mereka.
Jelas, mereka adalah salah satu favorit juara kembali. Tetapi, keadaan menjadi sangat buruk di babak grup. Mereka bahkan kalah dari Korea Selatan dan Meksiko untuk tersingkir dari turnamen.
Ada Fakta Unik di Balik Kutukan Tersebut
Kapan dimulai dan siapa yang menjadi korbannya
Kutukan Piala Dunia dimulai setelah Piala Dunia 1998 ketika Prancis, yang menjadi juara bertahan di Piala Dunia 2002, tersingkir di babak penyisihan grup.
Sejauh ini, Prancis pada 2002, Italia pada 2010, Spanyol pada 2014, dan Jerman pada 2018 menjadi korban jebakan ganas tersebut. Anehnya, hanya juara dunia asal Eropa yang menjadi korban kutukan ini. Satu-satunya pengecualian adalah Brasil, yang merupakan juara Piala Dunia 2002 dan lolos dari babak grup di Piala Dunia 2006.
Apa yang akan terjadi di Piala Dunia 2022?
Mengikuti tren, Prancis mungkin menghadapi panasnya kutukan ini. Mereka dipercaya bakal diragukan walau memiliki materi pemain kelas wahid. Namun, tren ini bisa saja berubah. Kutukan ini dimulai dari Prancis di Piala Dunia 1998, dan mungkin berakhir bersama Les Bleus tahun ini.
Melihat timnas Prancis saat ini, mereka adalah salah satu unit terkuat di dunia. Mereka memiliki pemain seperti Kylian Mbappe, Karim Benzema, dan Paul Pogba yang bisa memenangkan berbagai pertandingan.
Tapi, kutukan ini memiliki dampak mematikan di masa lalu, bahkan tim yang terlihat mematikan telah jatuh. Jadi, kita harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi di Qatar nanti.
Baca Juga
Advertisement