Misteri Gresham Lumberjack, 'Pembunuh Berantai' 700 Pohon di Oregon

Terjadi pemubunuhan berantai terhadap ratusan pohon di Oregan, AS selama 13 bulan terakhir. Penduduk menyebutnya sebagai Gresham Lumberjack -- pembalak pohon-pohon Gresham -- yang misterius.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2022, 20:42 WIB
Ilustrasi bekas pembalakan liar. (Bakhrom Tursunoy/Unsplash)

Liputan6.com, Salem - Pihak berwenang di Gresham, pinggiran Kota Portland, Oregon, AS, dibuat kebingungan oleh "Gresham Lumberjack". Ia disebut sebagai penebang pohon ilegal di Gresham, seseorang yang diduga telah menebang sekitar 700 pohon di daerah itu tanpa alasan yang jelas.

Satuan tugas khusus yang dibentuk oleh polisi setempat bersama Gesham Parks and Recreation (P&R) telah menjelajahi ribuan foto hutan di Gresham, mencari petunjuk yang dapat membantu mereka mengidentifikasi pembalak ilegal itu.

Dikutip dari Odditycentral, Rabu (12/10/2022). 'pembunuh berantai pohon' yang sulit dipahami ini telah menebang pohon selama lebih dari setahun dan tampaknya semakin berani.

Sejauh ini yang diketahui masih sedikit. Pelaku tampaknya lebih memilih pohon di sepanjang segmen jalan setapak antara Seventh Street Bridge dan Towle Avenue, serta menebang dengan gergaji tangan atau gergaji busur.

“Kami menemukan banyak bilah yang terjepit di kayu itu dan sepertinya orang itu memiliki banyak gergaji sehingga mereka terus membalak,” ujar Joe Walsh, Manajer P&R.

“Gergaji busur bisa menebang pohon dalam waktu 5-10 menit. Gergaji ini cukup cepat dan tajam. Pelaku tentu melakukannya dengan cepat, tetapi orang-orang ini juga menghabiskan waktu berjam-jam untuk menebang pohon sebanyak ini.”

Petugas kota pertama kali melihat 'hasil karya' Gresham Lumberjack pada Agustus 2021, tetapi mereka belum bisa menangkapnya saat beraksi atau setidaknya mendapatkan petunjuk tentang identitas mereka.


Seperti Tanpa Motif

Ilustrasi pohon, hutan. (Photo by Arnaud Mesureur on Unsplash)

Selama 13 bulan terakhir, 'pembunuh berantai' ini diperkirakan telah menebang antara 500 hingga 750 pohon yang sehat dan meninggalkan batang yang sehat ini tepat di tempat mereka tumbang.

Pihak berwenang Gresham telah memasang kamera tersembunyi di sepanjang area yang tampaknya disukai penebang kayu misterius ini, tetapi sejauh ini mereka belum bisa mengidentifikasinya.

Yang lebih aneh lagi, fakta bahwa pelaku seperti tidak memiliki motif apa pun. Tidak ada kayu yang pernah diambil dan pohon-pohon tampaknya ditebang secara acak.

Terlepas dari ratusan pohon yang hancur, Gresham Lumberjack juga bertanggung jawab dalam menghancurkan sejumlah besar semak dan tanaman di sekitarnya, yang setara dengan kerusakan miliaran rupiah.

Terlebih, meskipun sorotan media tertuju pada mereka, penjahat misterius itu tampaknya semakin berani, menebang pohon yang lebih besar dan lebih sehat.

“Saya pikir itu mengerikan,” kata seorang warga setempat. “Orang-orang menebang pohon hidup yang sehat, padahal kami mencoba menanam pohon di sini untuk menghentikan erosi. Sayangnya seseorang hanya melakukannya untuk bersenang-senang, itu mengerikan.”


Balok-Balok Kayu Misterius di Taman Nasional Kerinci Seblat

Balok-balok kayu yang diambil pelaku dari Taman Nasional Kerinci Seblat. (Liputan6.com/ ist)

Sementara itu, kasus serupa juga sering terjadi di Indonesia. Namun, di negeri paru-paru dunia ini, pembalak memiliki maksud yang jelas, untuk meraup keuntungan. Salah satunya, pembalakan liar yang terdeteksi di Sumatera tahun lalu.

Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) Wilayah II dan Polda Sumatera Barat menangkap seorang pembawa balok kayu hasil pembalakan liar. Penangkapan dilakukan di Nagari Limau Purut Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Balok kayu tersebut dibawa menggunakan satu mobil pikap merek colt diesel. Pelaku ditangkap pada Jumat (5/11/2021). Kayu tersebut diduga berasal dari dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

"Dari keterangan sopir truk inisial IC ini, kayu rencananya akan dibawa ke salah satu tempat pengolahan kayu di Pesisir Selatan," kata Kepala Resort TNKS Lunang Sako, Ade Vabrian, Minggu (7/11/2021).

Ia menjelaskan penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari patroli rimba yang dilakukan bersama Anggota Polsek Basa Ampek Balai Tapan beberapa hari sebelumnya.

Dalam patroli rimba yang dilaksanakan selama dua hari ke dalam hutan TNKS, pihaknya menemukan adanya tumpukan kayu balok kaleng dalam kawasan TNKS dan belum diketahui pelakunya.

BBTNKS berharap, pembalakan liar ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, setidaknya melakukan evaluasi terhadap sarkel dan gudang kayu yang diduga menampung kayu ilegal dari TNKS.


Nasib Hutan-Hutan di Riau Jadi Sasaran Pembalakan Liar

Polda Riau saat berada di lokasi pembalakan liar atau ilegal logging di kawasan hutan. (Liputan6.com/M Syukur)

Di bulan dan tahun yang sama, pembalakan liar juga terjadi di Riau.

Polda Riau terus melakukan perburuan pelaku pembalakan liar atau illegal logging. Helikopter bantuan dari Mabes Polri dimaksimalkan untuk mencari lokasi-lokasi perusak lingkungan beraksi.

Kepala Polda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi menyatakan, patroli udara pembalakan liar ini dilakukan pada Selasa, 23 November 2021. Ada sejumlah lokasi yang dipantau karena dicurigai menjadi sasaran illegal logging.

Di antaranya, Cagar Alam Bukit Bungkuk di Desa Lereng, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar. Dari helikopter, terlihat beberapa bukit yang sudah gundul dan ratusan kayu bekas tebangan.

"Ada juga beberapa pondok yang diduga digunakan pelaku illegal logging untuk beristirahat tapi tidak terlihat ada aktivitas di lokasi," kata Agung.

Dari Kampar, Agung melanjutkan patroli udara ke Kabupaten Rokan Hilir, tepatnya ke Lenggadai Hulu, Kecamatan Rimba Melintang. Di titik tersebut, terlihat beberapa rel kayu yang dibuat untuk mengeluarkan kayu hutan.

"Rel dibuat menuju arah sungai besar yang berada di sekitar lokasi," jelas Agung.

Dari sana, Kapolda dan rombongan mendarat di Mapolres Rokan Hilir. Bertemu dengan Kapolres Ajun Komisaris Besar Nurhadi Ismanto, Kapolda memerintahkan temuannya di daerah itu segera ditindaklanjuti.

(Reporter: Safinatun Nikmah)

Produksi gula selalu kurang, impor berdatangan, dan pabrik lokal tutup? (liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya