Bayan Resources Bakal Stock Split 1:10

PT Bayan Resources Tbk melakukan stock split untuk meningkatkan likuiditas saham perseroan.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Okt 2022, 05:00 WIB
Pertambangan PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Foto bayan.com.sg

Liputan6.com, Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 11 Oktober 2022, ditulis Rabu (12/10/2022), PT Bayan Resources Tbk melakukan stock split untuk meningkatkan likuiditas saham perseroan.

Perseroan akan melaksanakan stock split dengan rasio 1:10 atau satu saham lama akan menjadi 10 saham baru.Sebelum stock split, jumlah saham perseroan sebesar 3.333.333.500 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Setelah stock split, jumlah saham perseroan akan menjadi sebesar 33.333.335.000 saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

"Perseroan telah menerima persetujuan prinsip dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 September 2022, yang pada prinsipnya BEI mendukung rencana perseroan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham," tulis perseroan.

Perseroan melakukan stock split ini untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa dengan harga saham lebih terjangkau oleh investor terutama investor ritel, sehingga diharapkan dapat dongkrak jumlah pemegang saham perseroan.

Selain itu, untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dan memberikan kesempatan lebih luas bagi investor untuk investasi saham perseroan.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, Bayan Resources akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 November 2022.Adapun pelaksanaan stock split ini kemungkinan terealisasi pada Desember 2022.

Perseroan akan mengajukan permohonan pencatatan penambahan saham ke BEI pada November 2022, dan jadwal perdagangan saham baru dengan nilai nominal baru pada Desember 2022.

 


Pertimbangan Stock Split

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun perseroan mencatatkan saham di BEI pada 12 Agustus 2008 dengan harga penawaran saham perdana Rp 5.800 per saham. Saat ini, jumlah saham perseroan tercatat di BEI sebanyak 3.333.333.500 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Dengan pertimbangan transaksi perdagangan saham perseroan sejak awal tahun hingga 20 September 2022, volume perdagangan sebanyak 216.429.082 saham dan dengan nilai transaksi Rp 1,99 triliun. Harga saham perseroan pada Selasa, 20 September 2022 mencapai Rp 65.225 per saham.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan pertimbangkan gelar stock split.Pada penutupan perdagangan Selasa, 11 Oktober 2022, saham BYAN naik 0,73 persen ke posisi Rp 68.775 per saham. Saham BYAN dibuka melemah 75 poin ke posisi Rp 68.200 per saham. Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 68.800 dan terendah Rp 67.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 105 kali dengan volume perdagangan 368 saham. Nilai transaksi Rp 2,6 miliar.


Orang Terkaya RI Low Tuck Kwong Lepas Saham BYAN Rp 45,3 Miliar

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Dato’ Dr Low Tuck Kwong kembali melepas sejumlah saham BYAN.

Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/10/2022), Low Tuck Kwong menjual 1.513.200 saham BYAN dengan harga penjualan Rp 30.000 per saham pada 3-7 Oktober 2022. Dengan demikian, nilai transaksi penjualan saham itu Rp 45,3 miliar.

“Tujuan dari transaksi divestasi, status kepemilikan langsung,” tulis Low Tuck Kwong dalam keterbukaan informasi BEI.

Dengan transaksi penjualan saham itu, Low Tuck Kwong memiliki 2.031.643.787 saham atau setara 60,95 persen. Sebelumnya, ia memiliki 2.033.156.987 saham atau 60,99 persen saham BYAN.

Pada penutupan perdagangan Senin, 10 Oktober 2022, saham BYAN menguat 0,85 persen ke posisi Rp 68.275 per saham. Saham BYAN dibuka stagnan di posisi Rp 67.700 per saham. Saham BYAN berada di level tertinggi Rp 68.400 dan terendah Rp 67.675 saham. Total frekuensi perdagangan 133 kali dengan volume perdagangan 273 saham. Nilai transaksi Rp 1,9 miliar.

Berdasarkan data RTI, pemegang saham Bayan Resources per 30 September 2022 antara lain Dato Dr Low Tuck Kwong sebesar 61 persen, PT Sumber Suryadana Prima sebesar 10 persen, dan masyarakat sebesar 29 persen.

Berdasarkan data Forbes, Low Tuck Kwong memiliki kekayaan senilai USD 8,9 miliar per 10 Oktober 2022. Ia berada di peringkat 18 dari 50 orang terkaya di Indonesia.


Dirut Bayan Resources Low Tuck Kwong Lepas Saham BYAN Rp 2,78 Miliar

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Dato Dr Low Tuck Kwong melepas sejumlah saham BYAN pada 30 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (4/ 10/2022), Dato Dr Low Tuck Kwong menjual 92.700 saham BYAN dengan harga Rp 30.000 per saham.

Dengan demikian, total nilai penjualan saham Bayan Resources sekitar Rp 2,78 miliar. Transaksi tersebut dilakukan pada 30 September 2022.

Usai melakukan transaksi tersebut, Dato Dr Low Tuck Kwong menggenggam 2.033.156.987 lembar saham BYAN atau setara dengan 60,99 persen. Sebelumnya, ia menggenggam 2.033.249.687 lembar saham BYAN atau 61 persen.

"Tujuan dari transaksi adalah untuk divestasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Dato' Dr. Low Tuck Kwong.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya