Cuaca Ekstrem, Kawasan Wisata Gunung Rinjani Ditutup Sebagian sampai Maret 2023

Ada tiga destinasi wisata yang ditutup sementara di kawasan Gunung Rinjani.

oleh Henry diperbarui 12 Okt 2022, 08:01 WIB
Usai Liburan Natal dan Tahun Baru, Gunung Rinjani Akan Ditutup 3 Bulan. (dok.Instagram @gunungrinjani_nationalpark/https://www.instagram.com/p/CGL5M5clEHU/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menutup sebagian destinasi wisata non-pendakian di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penutupan itu berlaku mulai 8 Oktober 2022 sampai 31 Maret 2023.

Cuaca ekstrem jadi salah satu faktor utama yang memaksa sebagian kawasan wisata ditutup sementara. Informasi itu diketahui dari unggahan di akun Instagram resmi Gunung Rinjani, @btn_gn_rinjani pada 9 OKtober 2022.

Penutupan tersebut memperhatikan informasi prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Klimatologi NTB tentang potensi cuaca ekstrem dan peringatan dari BPBD melalui surat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur Nomor : 360/240/BPBD/2022 tanggal 6 Oktober 2022. Selanjutnya, pihak balai membuat surat pengumuman Nomor : PG.34/T.39/TU/KSA/10/2022 tentang Penutupan Destinasi Wisata Alam Non Pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani. 

"Agar waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang terjadi serta potensi dampak bencana banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung, Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan Penutupan Destinasi Wisata Alam Non Pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani," tulis pengumuman di akun Instagram tersebut.

Ada tiga destinasi wisata yang ditutup sementara. Seluruhnya merupakan wisata air terjun yaitu Air Terjun Jeruk Manis, Air Terjun Mayung Polak dan Air Terjun Mangku Sakti. Air Terjun Jeruk Manis berlokasi di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur.  Kemudian, Air Terjun Mayung Polak, Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.


Transisi ke Musim Hujan

Kawasan Wisata Gunung Rinjani Sebagian Ditutup sampai Maret 2023.  foto: Instagram @btn_gn_rinjani

Sementara, Air Terjun Mangku Sakti via Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, dan Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.  Sebelumnya, BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyatakan provinsi itu mulai memasuki transisi musim kemarau ke musim hujan. NTB telah memasuki akhir periode musim kemarau 2022 sejak akhir September lalu.

Pada masa peralihan musim kemarau ke musim hujan, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi hujan dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba. BMKG memprakirakan kondisi La Nina di NTB akan terus berlangsung sampai periode September–Oktober–November 2022. Kemudian, berangsur melemah menuju kondisi netral.

Terdapat pertemuan dan belokan angin di wilayah Kalimantan bagian tengah, Lampung dan perairan Laut Natuna. Hingga awal Oktober 2022, angin timuran diperkirakan akan tetap aktif. Kemudian pada November, angin baratan diperkirakan akan mulai aktif wilayah barat dan tengah Indonesia. Rata-rata anomali suhu muka laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat dan diprakirakan kondisi hangat ini akan mendominasi seluruh wilayah perairan Indonesia hingga November 2022.


Imbauan Kemenparekraf

Air terjun ini berada di kaki Gunung Rinjani (sumber: ayokelombok)

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta seluruh pengelola destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif untuk mengantisipasi dan memitigasi curah hujan tinggi yang diperkirakan melanda Tanah Air dalam beberapa waktu ke depan. Dengan begitu, kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif dapat tetap berjalan dengan aman dan nyaman.

Pengelola destinasi wajib mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan angin kencang akibat cuaca ekstrem, khususnya yang memiliki aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Juga destinasi di daerah lereng-lereng yang berpotensi bencana tanah longsor.

"Kami memberikan imbauan kepada pengelola pariwisata berupa sebuah arahan mengenai potensi cuaca yang sangat berubah cepat dengan curah hujan yang tinggi agar semua destinasi terutama desa-desa wisata mampu meningkatkan kewaspadaannya," kat sandiaga, dalam The Weekly Brief With Sandi Uno di Jakarta, Senin, 10 Oktober 2022.

Ia meminta agar pengelola dan seluruh pihak terkait untuk dapat mempersiapkan diri dengan menggali informasi dan pelatihan menangani curah hujan yang tinggi yang dapat berpotensi menimbulkan longsor. "Kami berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD dan tim SAR setempat dan kita sudah membentuk tim manajemen krisis Kemenparekraf yang bekerja sama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan SOP manajemen krisis kepariwisataan," imbuh dia.


Wisatawan Israel

Sifat aliran lahar dari suatu letusan gunung berapi tidak bisa ditebak, sehingga mungkin saja ibukota kerajaan Lombok Purba tertimbun lahar. (Sumber trekkingrinjani.com)

Pada Agustus lalu, jenazah pendaki asal Portugal yang terjatuh di kawah Puncak Rinjani berhasil dievakuasi pada Senin, 22 Agustus 2022. Sebelumnya, Tim SAR Gunung Rinjani sempat kesulitan mengevakuasi jenazah Boaz Bar Anan, baik karena faktor cuaca dan medan bebatuan.

Pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani secara berkala merilis perkembangan penanganan kecelakaan pendaki berdarah Israel itu sejak terjatuh pada Jumat, 19 Agustus 2022. Sebelumnya berdasarkan siaran pers, pada Minggu, 21 Agustus 2022, tim evakuasi kembali menjalankan proses evakuasi ke Puncak Gunung Rinjani

"Dalam proses evakuasi tim mengalami kendala cuaca seperti angin kencang di puncak dan medan bebatuan yang mudah jatuh," bunyi keterangan yang dirilis.  Tim evakuasi saat itu belum berhasil mengevakuasi korban dan dilakukan pada Senin, 22 Agustus 2022. Penanganan evakuasi dirinci dalam siaran pers yang dirilis pada Senin kemarin.  Bermulai pada pukul 03.00 WITA pada Senin, 22 Agustus 2022, tim evakuasi menuju TKP Puncak Gunung Rinjani.

Berlanjut pukul 09.45 WITA tim tiba di Puncak Rinjani dan melakukan asesmen, menyiapkan peralatan, dan turun mengevakuasi korban menuju titik korban berada.  "Pukul 14.22 WITA korban berhasil dievakuasi menuju Puncak Rinjani, kemudian dilakukan packing ulang jenazah. Pukul 15.05 WITA jenazah beserta tim bergerak turun menuju Pelawangan Sembalun selanjutnya menuju Posko Evakuasi di Sembalun," lanjut keterangan tersebut.

infografis Status Gunung Berapi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya