Resesi Ekonomi Kian Dekat, IMF Pangkas Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2023 jadi 2,7 Persen

IMF juga memperkirakan resesi ekonomi akan mulai terasa pada ekonomi global di 2023 mendatang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Okt 2022, 06:20 WIB
(Foto: aim.org)

Liputan6.com, Jakarta Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,7 persen tahun depan, 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan IMF sebelumnya pada Juli 2022.

IMF juga memperkirakan resesi akan mulai terasa pada ekonomi global di 2023 mendatang. "Selain krisis keuangan global dan puncak pandemi Covid-19, ini adalah "profil pertumbuhan terlemah sejak 2001," kata IMF dalam laporan World Economic Outlook, dikutip dari CNBC International, Rabu (12/10/2022).

Sementara itu, perkiraan IMF untuk PDB global tahun ini tetap stabil di angka 3,2 persen, namun turun dari 6 persen yang terlihat pada 2021.

“Yang terburuk bakal datang, dan bagi banyak orang pada 2023 mendatang akan terasa seperti resesi,” demikian laporan terbaru IMF, menggemakan peringatan dari PBB, Bank Dunia, dan banyak CEO perusahaan global.

Disebutkan juga, lebih dari sepertiga ekonomi global diprediksi mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Sementara tiga negara ekonomi terbesar, yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa dan China - akan terus melambat.

“Tahun depan akan terasa menyakitkan,” ungkap Pierre-Olivier Gourinchas, Kepala Ekonom IMF kepada CNBC.

"Akan ada banyak perlambatan dan penderitaan ekonomi," ucapnya.

 


3 Peristiwa Besar

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam laporannya, IMF memaparkan tiga peristiwa besar yang saat ini menghambat pertumbuhan ekonomi, yaitu perang Rusia-Ukraina, krisis biaya hidup, dan perlambatan ekonomi China.

IMF mengatakan, perang di Ukraina "sangat mengganggu stabilitas ekonomi global," mendorong krisis energi yang “parah" di Eropa, juga kerusakan di Ukraina.

Sejak 2021, harga gas alam telah melambung lebih dari empat kali lipat.

Terkait inflasi global, IMF memperkirakan akan memuncak pada akhir 2022, namun meningkat dari 4,7 persen pada 2021 menjadi 8,8 persen.

Inflasi global kemungkinan akan turun menjadi 6,5 persen pada tahun 2023 dan menjadi 4,1 persen pada tahun 2024, menurut perkiraan IMF.

Badan tersebut mencatat pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara untuk meredam inflasi dan “apresiasi yang kuat” terhadap dolar AS serta mata uang lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya