Google Bakal Terima Pembayaran Kripto untuk Layanan Penyimpanan Cloud

Kesepakatan itu, diumumkan pada konferensi Google Cloud Next.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Okt 2022, 09:52 WIB
Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - Google mengatakan pada Selasa, 11 Oktober 2022 akan mengandalkan Coinbase untuk pelanggan membayar layanan cloud dengan cryptocurrency di awal 2023, sementara Coinbase juga mengatakan akan memanfaatkan infrastruktur Google Cloud.

Kesepakatan itu, diumumkan pada konferensi Google Cloud Next. Hal ini mungkin berhasil memikat perusahaan-perusahaan mutakhir ke Google di pasar yang berkembang pesat dan sengit, di mana pesaing utama Google saat ini tidak mengizinkan klien untuk membayar dengan mata uang digital. 

Bisnis cloud membantu mendiversifikasi Alphabet induk Google dari periklanan, dan sekarang menyumbang 9 persen dari pendapatan, naik 6 persen tiga tahun lalu, karena berkembang lebih cepat daripada Alphabet secara keseluruhan.

Layanan infrastruktur Google Cloud Platform pada awalnya akan menerima pembayaran cryptocurrency dari segelintir pelanggan.

Wakil presiden dan manajer umum dan kepala platform di Google Cloud, Amit Zavery,, dalam sebuah wawancara dengan CNBC mengatakan Web3 adalah kata kunci yang muncul untuk layanan internet terdesentralisasi dan terdistribusi yang tidak dapat dikendalikan oleh pakaian internet besar seperti Facebook.

“Seiring waktu, Google akan memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk melakukan pembayaran dengan cryptocurrency,” kata Zavery dikutip dari CNBC, Rabu (12/10/2022).

Coinbase Commerce mendukung 10 mata uang, termasuk Bitcoin, Bitcoin Cash, Dogecoin, Ethereum, dan Litecoin. Harga Bitcoin, Dogecoin, dan Ethereum semuanya telah turun lebih dari 60 persen pada tahun lalu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Saham Coinbase Menguat

(Ilustrasi bursa saham Nasdaq, pencatatan saham coinbase) Dok: Unsplash/Meric Dagli

Sejauh ini terkait ketentuan kesepakatan tidak diungkapkan. Namun, seperti pengaturan Perdagangan Coinbase lainnya, Coinbase akan mendapatkan persentase transaksi yang melewatinya.

Google juga mengeksplorasi bagaimana ia dapat menggunakan Coinbase Prime, layanan yang menyimpan cryptocurrency organisasi dengan aman dan memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan. 

Zavery mengatakan Google akan bereksperimen dan melihat bagaimana dapat berpartisipasi dengan mengelola aset cryptocurrency. 

Setelah berita ini, saham Coinbase naik sebanyak 8,4 persen di sesi perdagangan Selasa, meskipun sahamnya masih turun lebih dari 70 persen untuk tahun ini.


Pasar Kripto Anjlok, Investor Waspada Sikap The Fed hingga Data Inflasi AS

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, pasar kripto akhirnya kembali lesu pada perdagangan Selasa pagi(11/10/2022). Hal ini juga sejalan indeks saham Amerika Serikat (AS) yang berkinerja buruk, setelah Gedung Putih memperkenalkan aturan baru yang membatasi ekspor perusahaan chip semikonduktor AS untuk menjual produknya.

Penurunan indeks saham AS membuat sedikit pengaruh ke market kripto yang jadi kurang bergairah pada pagi ini. 

Investor juga cenderung bersikap wait and see untuk menanti dua perilisan laporan utama pada pekan ini, yakni risalah rapat The Fed (minutes of meeting) September yang dirilis Rabu, 12 Oktober 2022 dan data inflasi AS September yang menyusul sehari setelahnya.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan MoM The Fed menjadi sangat penting karena bisa memberi sinyal terhadap kebijakan moneter lembaga tersebut ke depannya. 

“Apabila tetap mengerek suku bunga, maka akan mempengaruhi pergerakan aset kripto. Indikator makroenomi masih terus mempengaruhi selera risiko investor, sebuah faktor krusial bagi yang ingin masuk atau keluar dari pasar aset berisiko, termasuk kripto,” ujar Afid dalam analisis pasa harian yang diterima Liputan6.com, Selasa (11/10/2022).

Afid mengungkapkan, data Consumer Price Index (CPI) juga penting untuk pergerakan kripto. CPI ini sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Jika inflasi AS meningkat lebih lanjut, permintaan untuk aset kripto mungkin akan terkena dampak negatif.


Analisis Teknikal

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Dari sisi teknikal, Afid memaparkan rata-rata volume perdagangan Bitcoin juga masih berada di bawah rata-rata dalam sembilan hari terakhir. Ini mengindikasikan investor bimbang untuk bersikap bullish atau bearish. Terlihat dari fear and greed index market kripto yang masih berada di bawah level 30 dengan kategori extreme fear.

“Bitcoin kini tampak sedang menguji level supportnya untuk turun di bawah USD 19.000 atau sekitar Rp 291,7 juta. Apabila berhasil breakdown, maka target penurunan terdekat berada pada harga USD 18.958 (Rp 291 juta).

Sementara, untuk Ethereum Afid menyebut, major support Ethereum berada pada level USD 1.128 hingga USD 1.262 yang merupakan benteng pertahanan terakhir ETH untuk menahan laju penurunan harga, apabila breakdown support terdekatnya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya