Liputan6.com, Probolinggo Para pengerajin tahu di Kota Probolinggo terpaksa beralih menggunakan kedelai impor menyusul sulit mendapatkan bahan baku kedelai lokal. Kondisi tersebut membuat biaya produksi membengkak.
Salah seorang pengerajin tahu di Probolinggo Muhammad mengaku, sudah beberapa hari terakhir terpaksa menggunakan kedelai impor untuk produksi tahunya. Meski biaya produksi membengkak, kondisi tersebut tetap dipilihnya agar produksi tahu tetap berjalan.
Advertisement
Kondisi itu kata Muhammad, tidak menguntungkan bagi pengusaha pabrik tahu. Jika dibiarkan terus- menerus, pengusha bisa rugi.
“Setiap produksi pabrik saya membutuhkan kedelai 3 sampai 4 ton. Karena memang permintaan tahu ditempat kami cukup banyak,”paparnya, Rabu (12/10/2022).
Dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi terkait kelangkaan suplai kedelai lokal di pasaran. Itu guna menghindari terhentinya produksi tahu karena biaya produksi yang tidak lagi bisa dipenuhi.
"Biaya produksi kalau semakin tinggi bisa menyebabkan tidak sesuainya biaya pengeluaran dan pemasukan. Apalagi kalau memakai kedelai impor. Kualitasnya tidak lebih baik dari kedelai lokal,”ujarnya
Muhammad khawatir para pelangganya enggan memesan produksi tahunya lagi karena kualitas tahu yang dihasilkan sudah berubah.
“Hasil produksi tahu berbahan baku kedelai lokal lebih baik daripada kedelai impor. Nantinya takut apabila pelanggan tidak mau lagi datang membeli tahu saya,”pungkasnya.
.