Wakil Presiden Ma'ruf Amin: Jangan Tergesa-gesa Nyatakan Pandemi Covid-19 Berakhir

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan Indonesia diakui sebagai salah satu negara yang mampu mengendalikan pandemi Covid-19.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 12 Okt 2022, 15:30 WIB
Menyambut hari besar umat Islam tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengharapkan Muslim di Indonesia dapat berhijrah ke arah yang lebih baik lagi, baik sebagai pribadi, kelompok, maupun bangsa. (Foto: BPMI, Setwapres).

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan Indonesia diakui sebagai salah satu negara yang mampu mengendalikan pandemi Covid-19.

Meski demikian, dia mengakui dampaknya masih kian terasa terlebih menghantam seluruh sendi-sendi aktivitas ekonomi dan sampai kini belum sepenuhnya dapat ditanggulangi.

Karenanya, Ma'ruf meminta semua pihak tak terburu-buru menyatakan pandemi Covid-19 telah berakhir.

"Di tengah komitmen kita untuk tetap waspada dan tidak tergesa-gesa menyatakan pandemi telah berakhir," kata dia pada acara Anugerah Layanan Investasi 2022, Rabu (12/10/2022).

Ma’ruf mengingatkan, tantangan baru yang tidak kalah pelik sudah menghadang di depan mata. Ancaman resesi hingga krisis energi menurutnya harus segera diantisipasi.

"Tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun yang sulit bagi perekonomian global. Resesi akibat konflik geopolitik mengarah pada krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan yang belakangan berimbas kepada ketidakstabilan harga dan tingginya inflasi," kata dia.

 


Tetap Optimis

Namun demikian, pemerintah mengajak semua pihak tetap optimis meski ada ancaman resesi. Optimisme ini perlu dibarengi dengan kerja keras, terutama memastikan terjaganya stabilitas ekonomi dan politik.

"Kestabilan ekonomi dan politik merupakan kunci keberlanjutan investasi, karena seberapa pun menariknya investasi secara nilai keekonomian, namun tanpa adanya stabilitas tersebut para investor sangat mungkin akan memilih keputusan yang lain," kata Ma’ruf.

Stabilitas dalam konteks penanaman modal (investasi), lanjut Ma’ruf, lebih dari sekadar terjaganya kondisi makro ekonomi dan kepastian hukum.

"Unsur-unsur lain yang tak kalah substansial ialah kejelasan regulasi, kelembagaan, kepastian ketersediaan lahan, kesiapan infrastruktur, koordinasi pusat-daerah, kapasitas SDM, serta peran sektor bisnis. Unsur-unsur inilah yang selama ini kerap menjadi keluhan para investor," jelas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya