Siapkan Program BetiDeWi, Kemenparekraf: Desa Wisata Harus Bahagiakan Wisatawan

Untuk mendukung kemajuan desa wisata dan kebahagiaan para wisatawan, Kemenparekraf menghadirkan program promosi pariwisata Beli Kreatif Desa Wisata (BetiDewi)

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2022, 16:05 WIB
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono bersama peserta Misi Penjualan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara di Hotel Santika Premiere Dyandra & Convention, Medan, Sumatera Utara, Rabu (12/10/2022). (Ist)

Liputan6.com, Medan - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pengelola desa wisata untuk mengedepankan kenyamanan bagi para pengunjung. Pasalnya, pengunjung desa wisata harus mendapatkan kebahagiaan.

Untuk mendukung kemajuan desa wisata dan kebahagiaan para wisatawan nusantara,Kemenparekraf menghadirkan program promosi pariwisata Beli Kreatif Desa Wisata (BetiDewi)

Dalam program BetiDeWi, 100 paket dewi dari ADWI 2021 dan 2022 yang dipersiapkan tidak dipertemukan dengan 100 buyer tapi akan dibantu oleh mitra untuk dipasarkan di platform mereka baik online (aplikasi) maupun offline (konvensional).

Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dwi Marhen Yono, menjelaskan runutan dalam program promosi BetiDewi adalah mempersiapkan dan mempertemukan 100 desa wisata dengan 100 buyers travel agent, tour operator, online travel agent, dan asosiasi.

"Bulan November Kemenparekraf akan melaunching 100 paket desa wisata hasil dari 50 paket wisata ADWI 2021 dan ADWI 2022. Kemenparekraf juga akan berkolaborasi membuat action plan dan mengeksekusinya dengan membuat draft surat edaran terkait program ini. Ini harus sukses sesuai dengan arahan Pak Menteri kita semua harus berkolaborasi," katanya.

Hal tersebut disampaikan pria asli Banyuwangi itu saat Misi Penjualan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara di Sumatera Utara, Rabu (12/10/2022), di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Medan, Sumatera Utara.

"Paket itu harus menarik nantinya. Karena Desa wisata harus memberikan kebahagiaan untuk para tamu. Karena pariwisata adalah kebahagiaan. Ini bisnis bahagia. Tamu desa wisata harus bahagia, dan pengelola desa wisata harus bahagia. Karena pariwisata adalah bisnis kebahagiaan, " tuturnya.

Menurutnya, tamu yang bahagia bisa memberikan lebih saat berkunjung.

"Dan tentu saja itu membuat pendapatan di desa wisata bisa meningkat. Tapi sekali lagi, peningkatan pendapatan desa wisata tergantung kemauan teman teman sekalian. Kita ambil contoh Enjoy Jakarta. Meskipun kita sebagian besar tau bagaimana hiruk pikuk Jakarta, tetapi teman teman disana terus menyuarakan Enjoy Jakarta. Jaga terus branding kita dengan sekuat tenaga," katanya.

Dwi Marhen Yono menambahkan, untuk memperkuat hal itu, desa wisata harus membuat branding yang dapat menarik wisatawan sebanyak banyaknya.

"Siapkan juga paket paket wisata yang tidak kaku, sesuai kebutuhan wisatawan zaman sekarang, lebih bervariasi, dan harga bersaing sehingga pendapatan semakin bertambah. Silahkan amati, tiru dan modifikasi desa desa wisata yang sudah maju dan konsisten menerima tamu," katanya.

Ditambahkannya, harapan Kemenparekraf sejalan dengan harapan Presiden untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi, yaitu mengandalkan sektor pariwisata.

"Tidak mungkin kita bisa maksimalkan wisatawan asing, karena setelah pandemi masih ada wisatawan asing masih takut, aturan visa yang belum fleksibel, serta faktor lainnya," katanya.

Untuk itu, yang digenjot saat ini adalah menggalakkan minat wisatawan lokal dengan gerakan bangga berwisata di Indonesia saja.

"Tagline #diindonesiasaja harus terus digalakkan. Dengan kolaborasi kita bisa memajukan pariwisata indonesia. 1 village 1 event juga kita harus wujudkan. Buat event menarik dan cari potensi wisata yang bisa mengangkat wilayah teman teman sekalian," tuturnya.

 


Mengangkat Paket Desa Wisata

Sementara Taufik Nurhidayat, Analis Kebijakan Ahli Madya/Koordinator Pemasaran Pariwisata Nusantara Area I Kemenparekraf, mengatakan dalam misi penjualan ini pengelola desa wisata yang sudah memiliki paket desa wisata dan produk kreatif lokal dipertemukan dengan para calon pembeli.

"Sebelum melaksanakan perang, peluru harus kita persiapkan, apa saja yang harus kita persiapkan. Paket kolaborasi antar desa wisata nanti akan diberikan pemahaman dan pengarahan bagaimana menjalankan kolaborasi paket antar desa wisata, kita akan mengangkat paket desa wisata on boarding atau di-online-kan oleh online travel agent atau OTA," katanya.

Ia berharap teman-teman dari desa wisata para penggiat desa wisata, serta Pokdarwis yang ada, bisa terus belajar dan berjalan bersama sama.

"Dengan adanya kegiatan bimtek dan sales mission semoga bisa membantu meningkatkan jumlah perjalanan wisatawan Nusantara dalam mencapai target perjalanan wisatawan nusantara 1,4 miliar pada tahun 2023," ujarnya.

Dalam misi penjualan ini, yang menjadi seller adalah 11 desa wisata dari Sumatera Utara dan Aceh, yaitu Desa Wisata Tipang Sumut, Desa Wisata Huta Tinggi Sumut, Desa Wisata Meat Sumut, Desa Wisata Kampung Warna Warni Tigarihit Sumut, Desa Wisata Hariara Pohan Sumut, Desa Wisata Lumban Bulbul Sumut, Desa Wisata Kampoeng Lama Sumut, Desa Wisata Sigapiton Sumut, Desa Wisata Buluh Duri Sumut, Desa Wisata Anoi Itam Aceh, dan Desa Wisata Jaboi & Aneuk Laot Aceh.

Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan dengan desa wisata, peningkatan ekonomi masyarakat naik hingga 30 persen.

"Berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, kenaikan ekonomi masyarakat dengan adanya desa wisata ini mencapai 30 persen. Ini menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah pandemi desa wisata menjadi pilihan," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya