Doa dan Hening Cipta untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Warnai Upacara HUT ke-77 Jatim

Ribuan peserta upacara yang hadir serentak mengikuti dan menundukkan kepalanya sejenak diiringi lagu Mengheningkan Cipta.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2022, 15:53 WIB
Massa yang tergabung dalam Ultras Garuda Jakarta mengikuti aksi menyalakan lilin dan tabur bunga untuk korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang di depan Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (2/10/2022). Aksi tersebut sebagai aksi solidaritas antar suporter dan bentuk keprihatinan atas tragedi kerusuhan suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Khofifah Indar Parawansa memimpin doa sekaligus mengheningkan cipta untuk korban Tragedi Kanjuruhan saat menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-77 Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

“Untuk mengenang para korban akibat Tragedi Kanjuruhan Malang, kami harapkan keikhlasan doa semuanya,” ujar Khofifah, Rabu (12/10/2022), dikutip dari Antara.

Ribuan peserta upacara yang hadir serentak mengikuti dan menundukkan kepalanya sejenak diiringi lagu Mengheningkan Cipta.

Selain doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan, Gubernur Khofifah juga mendoakan para pahlawan, termasuk tokoh-tokoh Jawa Timur yang telah gugur.

“Semoga semuanya yang telah mendahului kita dapat diterima di sisi Allah SWT. Semoga Husnul Khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Khofifah di sela sambutannya mengajak seluruh pihak dan para pemangku kebijakan untuk selalu berkolaborasi membangun Jawa Timur bersama masyarakat.

Menurut dia, tanpa adanya sinergitas yang kuat maka mustahil bagi Jatim untuk maju dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19.

“Kini saatnya mengembangkan inisiatif, daya kolaborasi serta inovasi demi bersama-sama menyejahterakan masyarakat Jawa Timur,” kata mantan menteri sosial tersebut. 


Korban Masih di Rawat

Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang masih merawat 5 korban tragedi Kanjuruhan dalam kondisi kritis, berjuang bertahan hidup. Bahkan ada 3 orang di antara pasien kritis itu yang harus dipakaikan alat bantu pernafasan.

Dokter spesialis bedah konsultan ICU RSSA Malang, Ari Zainul Fatoni, mengatakan seluruh korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di rumah sakit itu memiliki kondisi medis berbeda. Ada yang trauma (terluka) pada paru-paru, otak, kepala, patah tulang dan lainnya.

“Ada dua yang akan mendapatkan tindakan pembedahan, tapi masih harus menunggu kondisinya benar-benar stabil,” katanya di Malang, Selasa kemarin.

Usia korban yang sedang menjalani perawatan di RSSA Malang itu rata-rata belasan tahun dan paling kecil berusia 10 tahun. Bocah itu telah dua kali mendapat pembedahan, pembersihan luka di kaki dan perlu satu kali lagi operasi namun menunggu kondisinya stabil.

“Kami semua di sini kami mohon doanya, semoga semua pasien dari kejadian Kanjuruhan semakin membaik kondisi kesehatannya,” ujar Ari.

Infografis Pembentukan TGIPF dan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya