Raffi Ahmad Ingin Bawa IPO RANS Entertainment pada 2023

Founder RANS Entertainment, Raffi Ahmad mengatakan, RANS melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 12 Okt 2022, 18:23 WIB
Raffi Ahmad dengan percaya diri jalan di runaway. (Foto: Instagram/ @uusbiasaaja via TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - RANS Entertainment berpotensi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023.

"Doakan saja, tahun depanlah Insya Allah (IPO), sekarang kita berupaya dulu,” Founder RANS Entertainment, Raffi Ahmad kepada awak media, Rabu (12/10/2022).

Selain itu, Raffi Ahmad juga mengatakan, RANS melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, salah satunya mencoba membuka unit baru non-media.

“Kita coba buka dengan unit-unit baru, non medianya, ada beberapa yang non media food and beverage (FnB), fast moving consumer goods (FMCG), lifestyle. Jadi kita berupaya untuk mengembangkan kesana,” kata Raffi Ahmad.

 

 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu, 21 September 2022.

 


29 Perusahaan Jalani Proses IPO

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan.

Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

 


BEI Bikin Papan Baru untuk Sektor New Economy

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetujui agenda tunggal, yakni pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2022.

Dalam RKAT tersebut, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi membeberkan sejumlah inisiatif yang akan dieksekusi Bursa pada 2022.

"Jadi di dalam RKAT tahun depan, kami memang merencanakan tidak kurang 42 rencana kerja yang kita canangkan sebagai rencana kerja unggulan untuk Bursa Efek Indonesia selama 2022," ungkap Hasan dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu, 27 Oktober 2021.

Ia menguraikan, sembilan di antaranya merupakan rencana kerja yang dikelompokkan sebagai rencana kerja atau inisiatif strategis. Rinciannya antara lain, pertama, BEI akan kembali menyempurnakan terhadap SPPA (sistem penyelenggara pasar alternatif).

"Alhamdulillah sejak 2019 yang lalu kita luncurkan, 2020 itu ternyata terus baik. Bahkan per hari ini kita sudah mencatat rata-rata transaksi itu sudah di atas Rp 1- 2 triliun per harinya," ungkap Hasan.

Kedua, yaitu XBRL enhancement dan taksonomi maintenance. BEI kembali akan meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi standar XBRL yang sekarang sudah diimplementasikan.

"Yang ketiga, inisiatif baru,”  celetuk Hasan.

"Kita sudah mulai melakukan inisiatif untuk pengembangan carbon trading, perdagangan nilai emisi karbon,” ia menambahkan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya