Liputan6.com, Jakarta - Hari Kesehatan Mental Sedunia jatuh pada 10 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini sekaligus menjadi momentum untuk menggaungkan secara luas bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Public Policy and Government Relations, TikTok Indonesia Faris Mufid menyampaikan, TikTok melihat isu kesehatan mental masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini mengingat tingkat literasi yang rendah akan topik tersebut, baik orang yang mengalami gangguan kesehatan mental, ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya.
Baca Juga
Advertisement
"Dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, TikTok mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi tentang kesehatan mental serta membantu orang yang mengalami gangguan kesehatan mental untuk bisa dilihat dan dipahami melalui diskusi yang berarti tentang kesehatan mental," kata Faris dalam bincang virtual, Rabu (12/10/2022).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar satu dari lima penduduk. Jumlah tersebut sekitar 20 persen populasi di Indonesia memiliki potensi masalah gangguan jiwa.
Sebelumnya, TikTok juga telah menjalankan survei survei kesejahteraan mental bersama YouGov dengan tema besar "Global Consumer Attitudes on Mental Well-being". "Survei kita lakukan kepada 16 ribu orang dewasa di 13 pasar di seluruh dunia yang salah satunya Indonesia dan dilakukan pada September 2022," tambahnya.
Ada pun hasil survei kesejahteraan mental spesifik di Indonesia terdapat enam poin temuan. "Pertama, 77 persen responden di Indonesia mulai merasa nyaman berbicara tentang kesehatan mental, breakdownnya adalah 57 persen bercerita ke keluarga, 52 persen bercerita ke tenaga profesional, 40 persen bercerita ke teman dekat," jelas Faris.
Temuan Survei
Temuan kedua, dua dari empat responden masih khawatir akan potensi dampak negatif dari berbicara mengenai kondisi mereka. Poin ketiga, ada 53 persen responden yang merasa nyaman berbicara dengan anggota keluarga yang terbuka dengan isu kesehatan mental.
"Keempat, ada 43 persen responden akan terbantu jika bisa bicara dengan teman yang pernah membahas tentang kesehatan mental. Poin kelima, satu dari empat atau sekitar 28 persen responden di Indonesia terbantu dengan adanya akses gratis ke sumber daya tentang kesehatan mental di platform media sosial yang digunakan," ungkap Faris.
Terakhir, ada 26 persen dari responden bisa lebih terinspirasi dan nyaman untuk bicara jika ada orang di media sosial yang juga berbagi pengalaman serupa. Hasil ini pula yang mendorong pihak TikTok untuk meluncurkan Pusat Kesehatan Digital.
"Berdasarkan temuan tadi, TikTok meluncurkan Pusat Kesehatan Digital yang ingin membuka wawasan mengenai kesehatan mental atau mencari bantuan dalam bentuk sumber daya online melalui platform digital," terangnya.
Advertisement
Gaungkan Pentingnya Kesehatan Mental
Terdapat tiga poin besar yang pihaknya usung lewat semangat ini. Pihaknya ingin mengajak rekan-rekan kreator dan organisasi yang kredibel untuk menginformasikan mengenai kesehatan mental kepada pengguna di TikTok.
"Kedua, kita juga memberikan kesempatan kepada kreator dan psikolog dan organisasi kredibel tadi untuk TikTok LIVE guna mengamplifikasi pesan-pesan tentang kesehatan mental," katanya.
Sedangkan poin ketiga, adalah pihaknya ingin menginformasikan layanan bantuan untuk topik kesehatan mental. TikTok bekerja sama dengan beragam pihak dalam mendukung komitmen membangun platform aman bagi komunitas, yakni dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Himpunan Psikologi Indoneis (HIMPSI), Yayasan Pulih, dan Bully.id.
"Salah satu bagian dari kampanye yang berkaitan dengan kesehatan mental yang kita lakukan saat ini bertajuk Seeing the Unseen," kata Faris.
Kampanye ini digaungkan guna meningkatkan pemahaman masyarakat dan mendukung terciptanya diskusi yang lebih sehat seputar isu kesehatan mental. Ada beberapa poin yang pihaknya angkat dalam kampanye ini, seperti visual kreatif dan pameran batik pada 16 Oktober 2022, hastag challenge #KesehatanMental, serta Talkshow dan TikTok LIVE
Stigma hingga Jangan Diagnosa Sendiri
Kampanye Seeing the Unseen juga dimeriahkan dengan peluncuran video tentang gelombang pikiran penyintas gangguan kesehatan mental yang diubah menjadi motif batik yang indah, in-app challenge, serta sejumlah kegiatan seru di Mahabarata Hall, Desa Wisata Taman Mini Indonesia Indah pada 16 Oktober 2022. Kegiatan ini juga akan diisi dengan talkshow tentang kesehatan mental bersama Sania Leonardo, kreator TikTok yang giat mengedukasi tentang kesehatan mental.
Psikolog dan Co-Founder TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima menjelaskan bahwa kesehatan mental adalah topik yang luas dan ini belum sepenuhnya dipahami masyarakat. Minimnya kesadaran mengenai kesehatan mental yang memunculkan stigma-stigma tertentu.
"Ini membuat orang yang mengalami tantangan dalam kesehatan mentalnya menjadi tertutup atau bersikap seolah baik-baik saja," jelasnya.
Bila hal tersebut terus terjadi, dikatakan Saskhya akibatnya penanganan terhadap masalah kesehatan mental menjadi terhambat. Di sisi lain, juga bisa memengaruhi aspek hidup lainnya, misalnya produktivitas karier, rumah tangga, dan lainnya.
"Sekarang malah tantangannya, selain mengurangi stigma, tapi juga mulai belajar untuk tidak melabeli atau mendiagnosa diri sendiri silakan serahkan ke ahlinya," tambahnya.
Advertisement