Liputan6.com, Jakarta Kalian Pantas Mati akan meneror bioskop mulai Kamis (13/10/2022). Karya sineas Ginanti Rona ini adaptasi resmi dari film Korea Selatan Sonyeogoedam, yang dirilis dengan judul internasional Mourning Grave.
Film Kalian Pantas Mati menempatkan sejumlah bintang baru di garis depan maupun lini pemeran pendukung. Kesan pertama menyaksikan film rilisan Paragon Pictures ini, segar dan berhasil menjadi paket komplet.
Dibintangi Emir Mahira dan Zee JKT48, sensasi horor yang jadi nyawa film ini terasa hingga menit akhir dipayungi tema besar bullying alias perundungan di lingkungan sekolah. Agar tak monoton, sejumlah nuansa dibangun.
Baca Juga
Advertisement
Nuansa yang dimaksud adalah kisah romantis, semburat komedi di beberapa titik, dan tentu saja akar drama. Berikut resensi film atau review film Kalian Pantas Mati. Selamat menyimak dan selamat menonton.
Keputusan Rakka
Kalian Pantas Mati dibuka dengan keputusan Rakka (Emir Mahira) untuk pindah sekolah dari Jakarta ke Bogor. Ia tak betah menimba ilmu di Ibu Kota karena merasa tak diterima lingkungan sekitar.
Maklum, Rakka anak indigo. Ia bisa merasakan kehadiran bahkan melihat makhluk tak kasat mata. Dalam perjalanan menuju Bogor, ia melihat Dini (Zee JKT48). Rakka kesengsem dan jatuh hati.
Advertisement
Bisa Melihat Dini
Apes. Hanya ia yang bisa melihat Dini. Dengan kata lain, Dini sebenarnya almarhumah. Di sekolahnya yang baru, Rakka melihat hantu perempuan memakai masker bersimbah darah.
Siang itu, Rakka membuat sketsa sang hantu masker. Sejumlah siswa tak nyaman dengan gambaran Rakka. Sonya (Angel Sianturi) dan Dodit (Andrew Barrett) paling vokal melawan Rakka.
Keadaan makin mengerikan kala satu per satu siswa di sekolah itu menghilang secara misterius. Rakka menceritakan keadaan ini kepada Dini. Di tengah jalan, Emir mendapati fakta mengerikan.
2 Pilar
Drama dan horor adalah dua pilar utama yang susah payah dibangun penulis naskah Alim Sudio lalu divisualkan Ginanti Rona. Romantisme mencuat dari interaksi karakter Rakka dan Dini.
Pilar komedi dipercayakan kepada pelawak tunggal Randhika Djamil yang memerankan Ajat. Baru muncul di layar, kita sudah bisa merasakan akan ada jokes segar dalam adegan berikutnya.
Advertisement
Terasa Renyah
Menariknya, interaksi Emir dan Randhika tak bermaksud melucu. Situasi dan aksi reaksilah yang membuat adegan demi adegan terasa renyah tanpa terjebak dalam kemasan fragmen atau sketsa komedi.
Sebagai pemeran utama, Emir punya karisma yang sulit ditepis. Zee JKT48 mampu mengimbangi performa aktor peraih Piala Citra tersebut. Makin ke tengah cerita, pertalian keduanya solid. Walhasil, penonton merasa memiliki kedua tokoh ini.
Adonan Beragam Genre
Titik lemah film ini barangkali pembagian nuansa yang terkesan “tarik ulur” sehingga adonan komedi, drama, horor, dan thriller-nya kurang nge-blend alias kurang rapi di beberapa bagian.
Selebihnya, Kalian Pantas Mati menjelma menjadi horor yang meremaja tanpa harus berusaha jadi sok muda. Kemasannya gaul sekaligus kekinian meski versi aslinya muncul sewindu silam.
Advertisement
Yang Juga Patut Diapresiasi
Yang juga patut diapresiasi, Kalian Pantas Mati bukan sekadar mengumbar kekagetan lewat penampakan atau dentuman musik menggelegar. Ada tema perundungan alias bullying yang disajikan secara tebal.
Ini menjadikan Kalian Pantas Mati sebagai horor yang peka pada dunia remaja. Penuturannya enggak sok rumit, membuatnya jadi paket komplet yang lumayan enak diikuti juga menghibur. Versi Indonesia ini lebih asyik dari aslinya.
Pemain: Emir Mahira, Zee JKT48, Andrew Barrett, Angel Sianturi, Iszur Mochtar, Randhika Djamil
Produser: Robert Ronny
Sutradara: Ginanti Rona
Penulis: Alim Sudio
Produksi: Ideosource Entertainment, Newko Global Entertainment, Paragon Pictures
Durasi: 107 menit