Jokowi Ingatkan Para Menteri Hati-hati Ambil Kebijakan Terkait Rakyat

Jokowi meminta para menteri benar-benar fokus pada tugasnya masing-masing. Menerapkan program yang memang benar-benar nyata dijalankan serta mempertimbangkan kemanfaatannya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Okt 2022, 23:55 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan Pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, Selasa (11/10/2022).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar jajaran Menteri Kabinet Kerja berhati-hati saat mengambil langkah atau kebijakan dengan kondisi saat ini.

Kepala negara mengingatkan, situasi ekonomi global dalam kondisi buruk yang dirasakan banyak negara. Situasi menjadi sulit diprediksi, penuh dengan ketidakpastian atau volatilitas.

"Memang situasinya tertutup ini, situasi yang luar biasa sulitnya lagi. Jadi policy setiap kementerian dan lembaga itu hati-hati meski urusan kecil-kecil," dia sampaikan saat memberikan Pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, Selasa (11/10/2022).

Jokowi mengaku mendapatkan informasi langsung dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bila saat ini sudah ada 28 negara yang antri menjadi pasien IMF.

Kondisi ini dikatakan harus membuat Indonesia bersiap. Tidak lagi bekerja hanya berdasarkan rutinitas semata tetapi harus berupaya mencari cara yang bisa menyelamatkan perekonomian negara baik secara mikro maupun makro.

Namun harus diingat ketika mengambil kebijakan harus berdasarkan sikap kehati-hatian, mengingat situasi dalam kondisi sensitif.

"Sekali lagi policy setiap kementerian dan lembaga itu hati-hati. Urusan kecil-kecil tapi sekarang ini semuanya sensitif, urusan kemarin misalnya yang berkaitan kompor listrik. Itu betul bahwa kita harus konversi ke situ, tapi timing-nya bukan sekarang," tegas dia.

Dikatakan jika kebijakan ini nantinya seakan mendorong masyarakat yang menggunakan listrik daya 450 VA akan diubah menjadi di atas 1.800 VA agar bisa menggunakan kompor induksi.

"Di rakyat hal-hal seperti itu menjadi sebuah guncangan, hati hati, hal-hal seperti ini harus, yang berkaitan dengan rakyat hati-hati policy-nya," imbuhnya.

Para menteri diminta benar-benar fokus pada tugasnya masing-masing. Menerapkan program yang memang benar-benar nyata dijalankan serta mempertimbangkan kemanfaatannya.

 


Hadapi Perfect Storm, Menko Luhut Siapkan Skenario Terburuk

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi berjabat tangan dengan Menko Kemaritiman Indonesia, Luhut Pandjaitan sebelum melakukan pertemuan di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing. Rabu (24/10). (Daisuke Suzuki/Pool via AP)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, Indonesia akan dihadapkan dengan kondisi perfect storm. Kondisi ini adalah ketidakpastian ekonomi hingga geopolitik dalam waktu yang sama.

Today it’s a perfect storm, akan menghadapi perfect storm ini jadi tolong kita semua hati-hati ketidakpastian perekonomian dunia menurut saya sangat tinggi, kemudian karena situasi ketidakpastian ini Indonesia harus menyiapkan skenario terburuk,” kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers, Rabu (12/10/2022).

Luhut menjelaskan, di tengah ketidakstabilan geopolitik ini, pihaknya tengah menyiapkan langkah pengujian (uji coba) skenario terburuk.

“Kalau sampai ada limited dan nuclear war itu juga sudah sangat berbahaya karena kalo orang sudah terdesak, bukan tidak mungkin dia melakukan apa saja. Jadi kita semua sekarang menghitung skenario-skenario yang terburuk yang mungkin terjadi,” kata Luhut.

Hal yang sama juga diungkap oleh  Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. Ia mengatakan kondisi global saat ini layaknya badai.

"Hanya memang banyak yang bertanya apakah ini topan, taifun, atau perfect storm. Nampaknya perfect storm yang akan terjadi probabilitasnya ke depan," kata Mahendra pdaa Selasa 11 Oktober 2022.

Mahendra menuturkan, dalam konteks ekonomi global The Perfect Storm artinya tiga hal menjadi satu, yaitu inflasi tinggi yang bahkan negara maju mengalami terakhir 30-40 tahun lalu sepanjang sejarah. Kedua adalah resesi baik itu teknikal resesi atau lainnya. Selain itu, ketiga terdapat aspek yang tidak bisa diprediksi yang luar biasa, yakni geopolitik.

"Ketiga ini tidak diajarkan karena tidak jadi bagian ekonomi mestinya tapi ternyata ini faktor paling penyebab ketidakpastian. Berapa lama dan berapa besar, kita tidak tahu pasti. Tapi bahwa ada badai dan perfect storm pasti akan terjadi," kata dia.

Dia menambahkan, OJK sebagai regulator bertugas untuk menjaga stabilitas keuangan, bukan hanya mencermati.

"Yang kita lakukan bukan sekadar mencermati dan memantau apalagi menyesali, tapi justru berkoordinasi, membahas untuk dapat memitigasi termasuk dengan apa yang disebut Stress test (pengujian) terhadap kemungkinan yang terjadi," ujar dia.

 


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal Positif

Warga mengenakan masker berjalan di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurut ia, hal tersebut dilakukan agar bisa mengatasi risiko yang mungkin terjadi. Mahendra menegaskan, setelah itu, penting untuk berfokus pada agenda utama untuk memperkuat dan mempertahankan ekonomi Indonesia. 

"Tapi setelah itu, maka kita fokus agenda utama. Karena mencermati ekonomi global bukan agenda utama RI. Yang dilakukan ialah memperkuat dan mempertahan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar terus berlangsung. Itu agendanya bukan mencermati dan memperkirakan ekonomi dunia," kata Mahendra.

Mahendra menilai ekonomi Indonesia pertumbuhannya tetap baik. Diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai di atas 5 persen hingga 2023. 

"Ekonomi Indonesia kita lihat dari kaca mata pertumbuhan ekonomi tetap baik maupun perkiraan lembaga internasional dan analis. Semua menyatakan Indonesia akan tetap tumbuh terjaga di kisaran atau bahkan di atas 5 persen untuk tahun ini dan depan," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya