Liputan6.com, Jakarta - Paris Hilton dikenal dengan kehidupannya yang glamor dan identik dengan kemewahan. Siapa sangka, ia pernah mengalami masa-masa kelam saat masih remaja. Sosialita dan DJ itu mengungkapkan pernah mengalami pelecehan seksual yang membuatnya sempat trauma.
Dalam wawancara dengan The New York Times yang dikutip dari Page Six, 11 Oktober 2022, Paris mengaku pernah mengalami dugaan pelecehan seksual setelah pemeriksaan serviks di Sekolah Provo Canyon, Utah. Selama di sana, ia tinggal di asrama sekolah tersebut.
Dalam video wawancara yang beredar, suara Paris Hilton pun bergetar sembari menceritakan masa-masa sekolahnya dulu. Paris Hilton masih ingat betul dengan pelecehan seksual yang dialaminya saat masih berusia 16 tahun.
Baca Juga
Advertisement
"Sekitar pukul 3 atau 4 pagi mereka (anggota staf) membawa saya dan siswi lain ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan serviks," kata perempuan berusia 41 tahun itu.
"Mereka bahkan tidak melakukan pemeriksaan dengan dokter, melainkan dengan beberapa anggota staf yang berbeda. Mereka menyuruh kami berbaring di atas meja dan memasukkan jari mereka ke dalam (tubuh) kami," lanjutnya.
Istri penulis dan pengusaha asal AS, Carter Reum, itu lalu mengubur rapat-rapat kejadian tersebut selama bertahun-tahun. Ketika Paris kembali memikirkannya, ia baru menyadari bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual.
"Ketika kembali memikirkannya, sebagai orang dewasa, saya melihat itu sebagai pelecehan seksual," ujarnya. Lebih lanjut, Paris bercerita lebih rinci tentang pelecehan seksual itu melalui sejumlah cuitan di akun Twitter pribadinya.
Paris mengatakan, "Saya dipaksa untuk berbaring di atas meja, merentangkan kaki saya, dan mengikuti pemeriksaan serviks. Saya menangis saat mereka menahan saya dan berkata, 'Tidak!' dan 'Diam. Berhenti melawan atau kamu akan pergi ke kamar isolasi'."
Pengalaman Traumatis
Masih dari unggahan tersebut, Paris Hilton menyatakan bahwa pelecehan seksual adalah pengalaman yang sering dialami dirinya dan juga orang lain bernasib serupa di luar sana. Atas kejadian ini, ia merasa masa kecilnya telah direnggut.
"Saya menangis ketika mengetik ini karena tidak ada seorang pun, terutama anak-anak yang boleh dilecehkan secara seksual," tuturnya. "Masa kecil saya telah dicuri dan itu membunuh saya. Ini pelecehan seksual masih terjadi pada anak-anak tak berdosa lainnya," tutupnya
Ketika berusia 16 tahun, orangtua Paris Hilton yaitu Rick dan Kathy Hilton mengirim putri sulung mereka ke Sekolah Provo Canyon. Hal itu dilakukan karena Paris dianggap sebagai anak nakal yang suka memberontak. Paris berada di sekolah itu selama 11 bulan sebelum akhirnya dibawa pulang.
Pada 2020, Paris Hilton merilis film dokumenter berjudul 'The Is Paris' yang menceritakan gambaran lebih besar tentang masa mudanya yang bermasalah dan pengalaman traumatisnya di sekolah asrama.
"Itu seharusnya sekolah, tetapi (kelas) tidak menjadi fokus sama sekali. Dari saat saya bangun sampai saya pergi tidur, sepanjang hari saya diteriaki di wajah, meneriaki saya, penyiksaan terus menerus."
Paris berbicara tentang perjuangannya di sekolah bersama tiga mantan teman sekelasnya yang menguatkan klaim adanya sejarah pelecehan seksual di sana. "Saya mengalami serangan panik dan menangis setiap hari. Saya merasa seperti seorang tahanan dan saya membenci kehidupan," katanya.
Advertisement
Sempat Menolak Bicara
Pengalaman mengerikan itu berakhir ketika Paris berusia 18 tahun pada 1999. Saat itu, Paris kembali ke New York dan sempat menolak berbicara tentang pengalamannya.
"Saya sangat bersyukur bisa keluar dari sana, saya bahkan tidak ingin mengungkitnya lagi. Itu hanya sesuatu yang membuat saya malu dan saya tidak ingin membicarakannya," tuturnya.
Namun kini, Paris bekerja sama dengan organisasi Unsilenced.org dan Breaking Code Silence, mendesak tindakan pemerintah federal terhadap sekolah tersebut. Paris juga bekerja sama dengan anggota parlemen untuk mendorong melalui undang-undang, termasuk Undang-Undang Industri "Remaja Bermasalah" - SB127 - yang ditandatangani menjadi undang-undang pada 2021.
RUU itu dimaksudkan untuk menempatkan lebih banyak pengawasan pemerintah di pusat perawatan perumahan pemuda Utah. Pada Mei lalu, ia mengunjungi Washington bersama anggota parlemen untuk mendukung Federal Accountability for Congregate Care Act yang bermaksud untuk meneliti lebih lanjut dugaan pelecehan di sekolah tersebut serta membuat Undang-Undang Hak Pemuda di Congregate Care.
Pernikahan Paris
Saat ini, Paris menjalani kehidupan bersama suaminya, Carter Reum. Mereka menikah hampir setahun lalu, tepatnya pada Kamis, 11 November 2021. Usai resmi menikah, pasangan itu merayakan momen bahagia mereka dengan karnaval. Agenda tersebut disemarakkan dengan kehadiran sederet selebtritas di Santa Monica Pier, California, AS.
Paris berdandan ala Barbie pada Jumat, 12 November 2021 waktu setempat. Ia tampil mengenakan busana custom alice + olivia oleh Stacey Bendet. Ia tampak dalam balutan rok tulle pink neon dengan detail kristal, embellished mesh sleeves, dan bodice overlay. Dia melengkapi gayanya dengan kacamata berbentuk hati dan kerudung pernikahan warna merah muda.
Cucu pemilik grup Hilton itu mengabadikan momen-momen pesta setelah resmi menyandang status sebagai istri Reum. Ia mengunggah potret dan video singkat tengah menari dengan suaminya, saudaranya Nicky dan Barron Hilton II.
Dalam acara itu, terlihat pula pada influencer media sosial. Pesta Paris Hilton dan Carter Reum dimeriahkan dengan penampilan DJ Diplo hingga pesta berlanjut hingga Sabtu pagi. Penyanyi Demi Lovato dan Billy Idol juga hadir dalam perayaan tersebut.
Paris Hilton juga seru-seruan bersama ibu dan tantenya, Kathy Hilton dan Kyle Ricards. "Saya memiliki keluarga terkeren di dunia," kata Hilton saat merekam video dengan Bibi Kyle dan sepupunya yang lebih muda.
Advertisement