Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, Tanggung Jawab Indonesia atau China?

adan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) lewat hasil kajiannya menghitung, ongkos proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya USD 1,1 miliar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Mei 2023, 18:38 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, (13/10/2022). Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) buka suara soal pembengkakan biaya (cost overrun) yang terjadi di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, Pemerintah Indonesia dan China punya versi masing-masing soal pembengkakan biaya proyek kereta cepat ini dan sekarang masih dalam tahap negosiasi.

"Sekali lagi ya, ini masih negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Tiongkok. Kemarin ada pemberitaan kenapa asumsi cost overrun Pemerintah dan Tiongkok berbeda, karena memang masing-masing punya konsultan. Konsultannya punya asumsi yang berbeda," jelasnya di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis (13/10/2022).

Sebagai contoh, Dwiyana menyebut konsultan dari pihak China menghitung biaya GSMR untuk 900 MHz itu free charge, tidak dihitung sebagai pembiayaan. Pemerintah China menyediakan frekuensi itu yang didedikasikan untuk pengoperasian kereta api.

"Tapi kalau disini enggak bisa. Dari tahun 1992 900 MHz untuk GSMR sudah dipakai industri telekomunikasi. Jadi kami diminta untuk kerjasama dengan Telkomsel," papar dia.

"Di situ ada investasinya, hampir sekitar Rp 1,3 triliun untuk clearence frekuensi dan lain-lain. Sehingga tidak mengganggu antara frekuensi telekomunikasi dengan kami," ungkap Dwiyana.

Sebelumnya, Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) lewat hasil kajiannya menghitung, ongkos proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya USD 1,1 miliar.

Saat ini tengah dilakukan kaji ulang kedua antar pemerintah Indonesia dengan China melihat ada perubahan struktur perpajakan, akuisisi lahan, dan lainnya.

Rencananya, angka resmi pembengkakan biaya itu nanti akan diumumkan oleh Komite Kereta Cepat Jakarta Bandung, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.


Jokowi Tinjau Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Progres Capai 88,8 Persen

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) menyampaikan pernyataan saat meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, (13/10/2022). Menurut data terakhir milik PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat ini baru mencapai sepanjang 17 km. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis (13/10/2022).

Dalam kunjungan Jokowi tersebut, turut hadir sejumlah menteri seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Pada kesempatan itu, Jokowi mendapat laporan dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), bahwa progres keseluruhan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung kini mencapai hampir 90 persen.

"Saya tadi mendapatkan keterangan, bahwa progresnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 88,8 persen, secara keseluruhan," ujar Jokowi di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis (13/10/2022).

Adapun menurut data yang diberikan KCIC, progres konstruksi untuk proyek KCJB sekarang berada di angka 78,80 persen, dengan progres investasi sebesar 89,33 persen.

Lebih lanjut, Jokowi berharap kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung kelak bisa meningkatkan mobilitas barang dan orang, untuk kemudian memberikan efek pengganda (multiplier effect) pada sektor lainnya.

"Daya saing juga makin kuat. Kemudian ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, di Jakarta ada, (Kota) Bandung ada, di Kabupaten Bandung juga terjadi," ungkapnya.

Tak hanya dalam negeri, RI 1 pun percaya kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga bakal semakin membuka konektivitas antara Indonesia dengan negara lain di kawasan Asean.

"Ini memang kereta api cepat pertama di kawasan Asean. Dan, kita mengharapkan nanti terjadi konektivitas antar negara, entah disambungkan dengan pelabuhan, airport, atau nanti dengan kereta cepat seperti ini," tutur Jokowi.

 


Rel Baru Terpasang 17 Km, Jokowi dan Xi Jinping Gagal Naik Kereta Cepat Jakarta Bandung?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, (13/10/2022). Dalam kunjungan tersebut, Jokowi didampingi sejumlah menteri seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping direncanakan akan melakukan uji dinamis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada gelaran KTT G20, di November 2022.

Tapi menurut data terakhir milik PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat ini baru mencapai sepanjang 17 km.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap proses pemasangan rel bisa dipercepat, sehingga Jokowi dan Xi Jinping nantinya bisa menjajal rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) tersebut.

Adapun kedua kepala negara itu direncanakan bakal melakukan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari Depo Tegalluar menuju Padalarang, yang menurut informasi beredar panjangnya sekitar 30 km.

"Kalau konteks uji coba itu kan dengan kecepatan yang 60 km per jam, saya sudah cek ke sana. Kemudian memang dimungkinkan dari Padalarang sampai Tegalluar karena sudah selesai. Sedangkan yang lain kita masih harus menyelesaikan yang sampai Jakarta," terang Menhub di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Kendati begitu, Menhub belum bisa memastikan 100 persen apakah Jokowi nantinya bakal jadi ditemani Di Jinping saat melakukan proses uji coba.

"Saya akan tanyakan ke Kemenlu. Tapi para stakeholder pembangun sudah melakukan komunikasi. Jadi yang kita lihat ini November pada saat Presiden dan pak Presiden Xi Jinping datang, konteksnya di sana rel sudah selesai," ujar Menhub. 

Infografis Kereta Tercepat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya