Ini Alasan Piala Dunia 2022 Qatar Digelar pada Musim Dingin

Piala Dunia 2022 Qatar merupakan Piala Dunia pertama kali dalam sejarah yang digelar pada musim dingin dan di akhir tahun.

oleh Rangga Ari diperbarui 14 Okt 2022, 08:35 WIB
Warga berkumpul menyaksikan proyeksi logo resmi Piala Dunia 2022 yang ditampilkan di sebuah gedung di pasar tradisional Souq Waqif, ibu kota Qatar di Doha, Selasa (3/9/2019). Lambang itu juga diluncurkan secara serentak di 24 kota besar lainnya di seluruh dunia. (Photo by - / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 2022 Qatar akan digelar pada 20 November sampai 18 Desember 2022. Tidak seperti edisi-edisi sebelumnya, Piala Dunia 2022 di Qatar ini merupakan yang pertama kali digelar pada musim dingin dan akhir tahun.

Biasanya Piala Dunia digelar pada pertengahan tahun bulan Mei, Juni ataupun Juli. Lantaran pada bulan itu sebagian besar di daratan Eropa sedang mengalami musim semi dan musim panas yang dianggap cocok untuk menggelar kompetisi tertinggi sepak bola itu.

Dilansir dari The Sun, perubahan jadwal Piala Dunia ini karena panasnya suhu yang intens di Qatar. Pada musim panas, suhu wilayah daratan Qatar bisa mencapai 41 derajat Celsius yang tidak memungkinkan bagi pemain bermain dalam kondisi seperti itu.

Oleh karena itu, FIFA dan Qatar Football Association (QFA) memilih untuk menggelar Piala Dunia selama periode suhu daratan yang lebih dingin di Timur Tengah. Terlebih, liga domestik juga sepakat akan dihentikan selama beberapa minggu selama gelaran Piala Dunia 2022 Qatar.

Alasan lainnya yaitu karena menghindari bentrok dengan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, China, pada Februari 2022. Kemudian selain itu, karena adanya bulan Puasa Ramadan yang jatuh pada 3 April 2022 lalu.

 

 


Teknologi Pendingin Udara

Pemandangan bagian dalam Stadion Al Janoub di Doha, Qatar, Senin (16/12/2019). Stadion Al Janoub berkapasitas 40.000 penonton. (AP Photo/Hassan Ammar)

Untuk menyiasati cuaca panas di Qatar, pemerintah Qatar dan QFA menyiapkan teknologi pendingin udara di seluruh stadion. Dilansir dari Sport Bible, seluruh venue Piala Dunia 2022 telah dipasang pendingin di tribun dan lapangan.

Teknologi pendingin ruangan ini memanfaatkan energi matahari yang dikembangkan oleh universitas di Qatar. Beberapa stadion memasangnya di bawah kursi penonton.

Profesor dari College of Engineering, Dr Saud Abdulaziz Abdul Ghani menyebutkan, teknologi ini juga mampu membersihkan udara dan memurnikan udara untuk penonton.

Misalnya, orang yang memiliki alergi tidak akan mengalami masalah di dalam stadion Qatar karena ia mengklaim stadion di Qatar memiliki udara paling bersih dan paling murni.

"Jadi kami tidak hanya mendinginkan udara, kami juga membersihkannya," kata Abdul Ghani dalam wawancara dengan FIFA.

 


Sempat Terjadi Penolakan

Iconic Lusail Stadium memiliki kapasitas 80.000 penonton, yang merupakan kaspasita terbesar dari 7 stadion lainnya, yang rata-rata hanya memiliki kapasitas sebanyak 40.000 hingga 60.000 penonton. (AFP/Mustafa Abumunes)

Beberapa liga di Eropa sempat melakukan penolakan pada keputusan FIFA menggelar Piala Dunia 2022 pada musim dingin. Misalnya, Liga Spanyol khawatir adanya Piala Dunia musim dingin ini mengganggu kompetisi.

"Ini hanya akan mengganggu dan mengakibatkan dampak besar terhadap perkembangan kompetisi-kompetisi sepak bola di Eropa," ujar presiden kompetisi Spanyol (LFP), Javier Tebas.

Adapun English Premier League (EPL) mengkritik pemilihan jadwal ini ke UEFA. Ketua Eksekutif Liga Primer Inggris pada saat itu, Richard Scudamore, kecewa berat kepada UEFA.

"Sangat mengecewakan, bahkan dari UEFA yang diharapkan menyuarakan kepentingan kami," ucap Scudamore yang pensiun pada November 2018 ini.

Kemudian Chairman Federasi Sepak Bola Australia Frank Lowy juga sempat mengkritik Piala Dunia yang dilangsungkan pada musim dingin.


Pengamanan Penonton

Pemerintah Qatar tetap menyediakan minuman beralkohol dan memperbolehkan suporter yang merupakan kaum LGBT untuk menyaksikan Piala Dunia 2022. (AFP/Jamel Samad)

Selain memberikan kenyamanan, Qatar juga mempersiapkan keamanan bagi fans yang hadir. Presiden Unit Pelatihan dan Rehabilitasi SSOC, Letnan Kolonel Fahad Al Subaie, mengatakan pasukan Qatar ini dibentuk secara khusus dan dipandu dengan sangat solid. Seragam mereka dirancang untuk menonjol tetapi tetap mempertahankan identitas profesional keamanan.

Tim keamanan Piala Dunia akan dikelola oleh orang-orang dari berbagai latar belakang. Sejak Juli, The National melaporkan bahwa ada pula beberapa mantan tentara Yordania ditawari peran sebagai pasukan keamanan di turnamen Piala Dunia 2022 tersebut.

Pemerintah Qatar sangat memperhatikan masalah keamanan. Tak cuma soal biaya yang telah dikeluarkan untuk menggelar Piala Dunia 2022, termahal sepanjang sejarah yakni USD 220 miliar, tapi yang utama menyangkut nama baik Qatar.


Kerja Sama Keamanan

Belakangan Qatar bekerja sama dengan Amerika Serikat, setelah sebelumnya dengan beberapa negara seperti Prancis, Inggris, Pakistan, Maroko, Turki dan Korea Selatan.

Seperti halnya kerja sama yang sudah disepakati dengan negara lain, termasuk juga negara-negara di Uni Emirat Arab, Qatar menginginkan Amerika Serikat dapat mengirimkan angkatan bersenjatanya.

Kerja sama dengan Amerika Serikat itu, seperti dilansir dari Middle East Monitor, dilakukan di Washington pada 8 Oktober 2022. Kesepakatan tersebut sekaligus juga mengatur tugas dan tanggung jawab serta pengaturan teknis terkait bantuan yang datang nantinya.

Dilansir dari ESPN, angkatan Udara Inggris akan membantu berpatroli di atas langit selama penyelenggaraan turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut.

Sementara itu, Pangkalan Udara Amerika Serikat yang terletak di Al Udeid, sebelah barat daya Doha, bakal memberikan dukungan keamanan dan intelijen. Qatar sendiri telah membangun pusat kendali ala NASA di Aspire Zone yang akan digunakan untuk mengontrol apa yang terjadi di setiap stadion.

Infografis Stadion Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya