Liputan6.com, Demak Flyover Ganefo yang sudah lama dinantikan oleh masyarakat Demak dan sekitarnya akhirnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Kamis, (13/10). Keberadaan flyover Ganefo, Mranggen sangat bermanfaat untuk memperlancar lalu lintas dan mencegah kemacetan di sekitar perlintasan kereta api.
Sayangnya, acara peresmian Flyover tersebut diwarnai aksi unjuk rasa warga yang keberatan dengan penutupan akses jalan di bawah flyover dan menuntut dibuka kembali.
Advertisement
Ganjar yang mengetahui ada warga berdemo, segera turun tangan untuk menemui para pengunjuk rasa. Ganjar tiba di lokasi sekitar pukul 13.50. Saat itu ratusan warga dari desa di sekitar Flyover Ganefo sudah menunggu kedatangan Ganjar yang akan meresmikan Flyover Ganefo.
Mereka berteriak sambil membentangkan poster berisi keluh kesah dan aspirasi mengenai akses jalan yang ditutup akibat pembangunan Flyover Ganefo.
Begitu turun dari mobil, Ganjar yang mengenakan beskap lengkap dan rompi langsung menghampiri para pengunjuk rasa. Saat berhadapan dengan pengunjuk rasa, Ganjar langsung bertanya siapa koordinatornya. "Siapa koordinatornya?" ujar Ganjar.
Salah seorang warga yang mengenakan kaos polo warna biru langit dan bertopi bergambar banteng langsung mendekat kepada Ganjar. Dialog antara Ganjar dengan orang yang mengaku sebagai koordinator itu pun terjadi. Di tengah riuh rendah teriakan warga, Ganjar dengan sangat tenang meminta agar seluruh poster yang ada diturunkan dan digulung.
"Diturunkan, digulung semua posternya. Kalau tidak, saya tidak mau ngomong," kata Ganjar.
Di Balik Pendemo Malah Ada Suara Dukungan
Sebelumnya Ganjar sudah mendapatkan informasi mengenai pengunjuk rasa di acara peresmian flyover Ganefo itu. Ia juga mengaku sudah tahu jika ada yang menggerakkan warga untuk datang dengan membawa poster. Itu juga dibuktikan ketika Ganjar berdialog dengan seorang ibu-ibu yang memegang poster.
"Bu, siapa yang nyuruh? Yang buat posternya tahu? Tidak tahu?" tanya Ganjar kepada seorang ibu-ibu yang justru tersenyum sambil menjabat tangan Ganjar.
Saat yang sama, justru banyak warga yang juga melontarkan dukungan kepada Ganjar. Mulai dari ucapan selamat datang sampai menyuruh warga lain menurunkan poster-poster.
Ganjar saat dimintai tanggapan terkait aksi unjuk rasa itu mengatakan aksi tersebut hanya mengambil momentum kedatangannya untuk meresmikan flyover Ganefo. Ia juga menyayangkan tidak adanya dialog sehingga terjadi miskomunikasi dan berujung pengerahan massa.
"Kita butuh dialog, kalau ada masalah sampaikan saja kepada Gubernur. Ini demo karena tidak komunikasi terus momennya diambil. Mbok ya ngomong sama saya, nanti saya urus," kata Ganjar.
Advertisement
Ganjar Berjanji akan Mencari Solusi
Terkait persoalan yang menjadi tuntutan warga itu juga sudah dikomunikasikan oleh Ganjar kepada Kementerian Perhubungan dan PT KAI. Menurut Ganjar, setiap pembangunan pasti akan ada beberapa dampak, termasuk yang dikeluhkan oleh warga. Maka dari itu komunikasi intens dengan Kementerian Perhubungan dan PT KAI terus dilakukan guna melakukan mitigasi dan mencari solusi penyelesaian.
"Prosesnya kan musti sampai menteri ya sudah, terus kalau cuma surat-suratan tidak bisa. Pasti akan ada kajiannya. Maka tadi saya sampaikan kepada warga nanti saya urus. Mana yang sifatnya administrasi, mana teknis. Nanti kita ajak komunikasi sehingga semuanya biar berjalan dengan baik. Nggak ada yang nggak bisa dirembug, pasti ada," kata Ganjar.
Ganjar menjelaskan flyover Ganefo Mranggen itu dulu dibangun juga atas dasar permintaan masyarakat agar lalu lintas di sekitar perlintasan kereta api itu tidak macet. Flyover sepanjang 780 meter itu dibangun menggunakan anggaran APBD senilai Rp 109 miliar.
"Flyover kan juga permintaan warga. Kalau dulu ini nggak dibangun ya kira-kira lebih sulit lagi transportasinya. Jadi ayo dijaga bersama dan semoga bisa bermanfaat untuk semua," kata Ganjar.
(*)