Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan bilateral antara para pemimpin negara kemungkinan besar akan dilakukan di sela-sela penyelenggaraan KTT G20 pada November mendatang.
Ini termasuk pertemuan sejumlah negara seperti AS dan Rusia, maupun dengan Ukraina.
Advertisement
Mengingat tingginya tensi geopolitik saat ini, Indonesia sebagai tuan rumah pun mengaku siap untuk memfasilitasi pertemuan tersebut.
"Tentunya sebagai host yang baik dan dalam setiap presidensi kita tentunya akan memfasilitasi semua permintaan pertemuan bilateral dan memang sistemnya selalu demikian," ujar Dian Triansyah Djani, selaku Co-Sherpa G20 dalam press briefing di Kementarian Luar Negeri, pada Kamis (13/10/2022).
"Jadi kembali lagi, tergantung permintaan untuk melaksanakan pertemuan tersebut kita telah menyiapkan ruang persidangan. Secara persiapan, kita sudah menyiapkan kebutuhan logistik hingga venue," sambungnya lagi.
Mengenai undangan kepada para pemimpin dunia sendiri, Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia terus mendapat respons positif dari negara anggota dan para undangan.
"Sejauh ini kita tidak menerima respons negatif. Kita tidak menerima respons negatif dari semua negara anggota G20 sejauh ini mengenai kehadiran leaders-nya," ujar Menlu Retno.
Ia juga mengatakan bahwa koordinasi dengan perwakilan negara G20 dan juga negara-negara undangan terus dilakukan untuk mempersiapkan partisipasi para pemimpin.
"Jadi perwakilan mereka yang ada di Indonesia terus mempersiapkan ground working-nya untuk kehadiran para leaders-nya," tambah Menlu Retno lagi.
Rencana Dialog AS-Rusia
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Selasa (11 Oktober) bahwa Moskow terbuka untuk melakukan diskusi dengan Barat mengenai perang di Ukraina. Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh pihak Washington karena Rusia terus menyerang kota-kota Ukraina.
Dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah, Lavrov mengatakan Rusia bersedia untuk terlibat dengan Amerika Serikat atau dengan Turki tentang cara untuk mengakhiri perang. Tetapi, ia justru mengatakan pihaknya belum menerima proposal serius untuk bernegosiasi.
Advertisement
Rusia Belum Terima Tawaran
Lavrov menyebut bahwa para pejabat, termasuk juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, mengatakan Amerika Serikat terbuka untuk pembicaraan tetapi Rusia menolak.
"Ini bohong," kata Lavrov.
"Kami belum menerima tawaran serius untuk melakukan kontak," tegasnya lagi.
Di sisi seberang, Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington tidak begitu yakin bahwa Rusia dapat membuat ajakan berdialog secara resmi karena komentar Lavrov datang beberapa jam setelah serangan rudal Rusia yang menewaskan warga sipil di Ukraina.
"Kami melihat ini sebagai sikap. Kami tidak melihat ini sebagai tawaran konstruktif dan sah untuk terlibat dalam dialog dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi brutal ini," kata Price dalam jumpa pers reguler.
Jokowi Undang Ukraina
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan undangan secara langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk berpartisipasi dalam KTT G20 yang akan diselenggarakan bulan November tahun ini di Bali.
Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu Presiden Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina, Rabu 29 Juni 2022. Dalam pertemuan itu, Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral dengan Ukraina.
"Tahun ini adalah 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Ukraina. Saya menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama yang lebih baik," kata Jokowi.
Advertisement