Brisia Jodie Lelah Dihujat Warganet karena Warna Asli Kulit Tak Seputih Ekspektasi

Kulit putih rupanya masih jadi standar kecantikan seseorang di mata warganet Indonesia, padahal Brisia Jodie tidak demikian.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Okt 2022, 12:03 WIB
Brisia Jodie. (dok. Instagram @brisiajodie96/https://www.instagram.com/p/Cjfgb8_pz19/?hl=en/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Niat Brisia Jodie untuk memperlihatkan wajah tanpa riasan malah berbalik jadi perundungan. Banyak yang melontarkan kekecewaannya karena warna kulit jebolan Indonesian Idol itu tidak seputih yang dibayangkan.

Beberapa komentar yang diterimanya sampai direkam gambar dan dibagikan ulang ke akun Instagram pribadinya. Hujatan itu membuatnya lelah.

"Udah ya temen-temen. Kalian ngga usah ekspektasi ke aku yang berlebihan. Karena ya memang aku ngga mungkin bisa seputih eonnie korea dan kita juga tinggal di Indonesia yang memang warna kulit orang Indonesia juga berbeda-beda. Jadi kalian nggak bisa menyamaratakan itu," respons Jodie dalam kolom keterangan yang diunggah pada 9 Oktober 2022.

Ia mengaku sudah berusaha untuk merawat kulitnya. Tetap saja, kulitnya tidak seputih yang dibayangkan warganet. Terlihat pula jerawat maupun bekas jerawat di wajahnya yang kerap jadi momok banyak orang di Indonesia.

Rekan-rekan Jodie sesama artis dan selebgram berusaha menguatkan mentalnya dengan lontaran kalimat-kalimat positif. Vokalis Kahitna Mario Ginanjar, misalnya, menyebut Jodie sebagai 'paling cantik sedunia'.

Bintang FTV Dinda Kirana juga tak bisa menahan kegeramannya. Ia menyebut orang-orang yang menghina fisik sebagai toxic people.

"Kl ga ada kata2 baik untuk di ucapkan bisa diem aja gak sih! yg komen berasa spek bidadari & dewa ya," ia menuliskan di kolom komentar.

Komentar itu dibalas dengan Jodie dengan menuliskan, "HAHA ya begitulah dunia ini."


Kulit Sehat

Penyanyi kelahiran 30 Maret 1996 ini selalu unggah foto-foto cantiknya di Instagram. Foto cantik Brisia Jodie ini berhasil membuatnya kian diidolai warganet. Seperti foto ia tersenyum manis ketika liburan di pantai. (Liputan6.com/brisiajodie)

Siapa yang masih menganggap kulit putih sebagai kulit sehat? Pendapat itu harus ditepis jauh-jauh. Pasalnya, kulit sehat tidak identik dengan warna kulit yang putih.

"Kulit yang sehat itu bukan putih, tapi yang penting adalah bersih, tidak kusam, cerah, dan bercahaya," kata dr. Nadia Yusharyahya, SpKK, beberapa waktu lalu.

Secara detail, Nadia menjabarkan ciri-ciri kulit sehat. Pertama adalah kulit yang cerah. Tingkat kecerahan berbeda tergantung jenis kulit masing-masing individu. Berdasarkan pembagian tipe kulit Fitzpatrick, rata-rata orang Indonesia berada pada tipe kulit 3 dan 4, yakni berwarna cokelat muda, sawo matang, hingga cokelat tua.

"Rata-rata orang Indonesia tipe 3 dan 4, sementara tipe 1 dan 2 itu tipe yang lebih putih. Sementara 5-6 itu mungkin teman-teman kita di Indonesia bagian Timur yang agak lebih gelap dari tipe 3-4," jelas Nadia.

Pemilik warna kulit cokelat muda, sawo matang, dan cokelat tua bisa disebutnya memiliki kulit sehat bila warnanya merata di seluruh permukaan kulit. Kulit yang sehat juga ditandai bebas dari noda, kencang, lembut, kenyal, dan bebas dari penyakit kulit.

"Tidak ada bercak-bercak hiperpigmentasi, kecerahannya tergantung ras masing-masing, yang penting warnanya merata," sahut dia lagi.


Hiperpigmentasi

Brisia Jodie dan Gritte Agatha memang memiliki sepak terjang yang berbeda di dunia hiburan. (FOTO: instagram.com/brisiajodie96/)

Hiperpigmentasi menjadi masalah kulit yang umum dialami semua orang, tanpa tergantung tipe kulitnya. Secara garis besar, ada dua penyebabnya, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi masalah genetik dan hormonal. Perempuan yang sudah memasuki menopause juga bisa cepat mengalami masalah hiperpigmentasi tersebut.

Sedangkan, hiperpigmentasi akibat faktor eksternal dipengaruhi beberapa hal, seperti paparan sinar matahari, pemakaian kosmetik, asupan obat-obatan, dan pola hidup yang tidak sehat. Ada pula penyakit lain, seperti jerawat, yang bisa memicu terjadinya hiperpigmentasi.

"80 persen masalah hiperpigmentasi secara eksternal berasal dari (paparan) sinar matahari, sinar ultravioletnya," sambung Nadia lagi.

Banyak cara untuk mengatasinya, seperti menghindari paparan langsung sinar matahari menggunakan tabir surya, menutrisi kulit baik dari dalam maupun dari luar, dan menjaga pola hidup sehat. Tak mengherankan bila beragam produk pencerah kulit tetap ada di pasaran, apalagi perawatan kulit secara konsisten menjadi kunci untuk mendapatkan sehat.


Saat Berjerawat

Kini Brisia Jodie menjadi salah satu penyanyi jebolan Indonesian Idol yang tenar. Penampilan menawan Brisia Jodie ini kian membuatnya semakin terpandang jadi penyanyi hits. Tak hanya cantik, lagu Brisia Jodie pun enak didengar seperti Seandainya. (Liputan6.com/brisiajodie)

Lalu, bagaimana bila kondisi kulit sedang berjerawat? Menurut dokter spesial kulit, dr. Arini Astasari Widodo, SpKK, satu mitos yang sayangnya terlanjur lekat adalah larangan memakai sunscreen. "Padahal, dalam kondisi kulit berjerawat, tetap disarankan pakai sunscreen," katanya dalam jumpa pers virtual, Kamis, 22 Juli 2021.

Arini menjelaskan, dampak buruk paparan sinar matahari justru bisa membuat bekas jerawat jadi lebih gelap. "Tapi, untuk kulit lebih putih, (bekas jerawat) biasanya jadi lebih merah karena terkena sinar matahari," ucapnya.

Tapi, ia meminta agar konsumen memperhatikan kandungan tabir surya yang dipilih. Ia merekomendasikan sunscreen yang non-comedogenic. Artinya, produk tersebut diformulasikan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan penyumbatan pori, dan menimbulkan jerawat.

dr. Arini mengatakan, sunscreen disarankan dipakai 30 menit sebelum keluar. "Untuk reapply, idealnya memang membersihkan wajah terlebih dahulu. Tidak hanya kulit, pastikan juga permukaan sun stick bersih," ucapnya.

Infografis Skin Care Lokal. (Dok: Tim Grafis Liputan6.com dyah pamela)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya