Target 1,4 Miliar Pergerakan Wisatawan Nusantara, Ini Harapan Kemenparekraf

Pria asli Banyuwangi itu menjelaskan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menganalisa pergerakan wisatawan dan akan mengukur target tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2022, 13:42 WIB
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono ketika menutup acara Misi Penjualan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara di Sumatera Utara di Hotel Santika, Medan, Sumut, Kamis (13/10/2022). (Ist)

Liputan6.com, Medan - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan target 1,4 miliar pergerakan wisatawan tahun depan tidak bisa dilakukan sendirian. Butuh peran semua pihak agar hal itu bisa tercapai dan pariwisata benar-benar pulih.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara, Dwi Marhen Yono ketika menutup acara Misi Penjualan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara di Sumatera Utara yang berlangsung dari tanggal 11 Oktober hingga 13 Oktober di Hotel Santika, Medan, Sumatera Utara, yang diikuti 12 seller dan 59 buyer.

Pria asli Banyuwangi itu menjelaskan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menganalisa pergerakan wisatawan dan akan mengukur target tersebut.

"BPS sudah menganalisa handphone kita dengan metode Mobile Position Data atau MPD. Ketika bergerak, itu sudah terhitung jumlah wisatawan. Pergerakan wisatawan Nusantara juga merupakan arahan bapak Presiden agar mari berwisata di Indonesia aja," tuturnya, Kamis (13/10/2022).

Dijelaskannya, ketika wisatawan nusantara bergerak di Indonesia, jika saja rata-rata spending of money-nya Rp500 ribu, maka itu akan berpengaruh pada ekonomi masyarakat.

"Indonesia memiliki 3.000 desa. Jika diasumsikan desa tersebut dikunjungi 20 wisatawan dengan spending Rp500 ribu dan dikalikan 365 hari, maka dalam setahun uang yang beredar mencapai Rp11 triliun," katanya.

Dwi Marhen menambahkan, sehebat apa pun presiden, menteri dan jajarannya, tanpa dukungan pelaku pariwisata, maka target 1,4 miliar wisatawan di nusantara tidak akan terealisasi.

"Makanya pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk gotong-royong, kerjasama mencapai target itu. Tolong kolaborasi ini harus menolong dan meningkatkan desa wisata," katanya.

"Oleh karena itu harus dipikirkan bagaimana travel agent Sumut, Mister Aladin, Traveloka dan booking.com membuat inovasi terbaru. Perbanyak inovasi dan kolaborasi antara pelaku usaha pariwisata sehingga multiplier efek nya menyebar luas," imbuh dia.

Ayah empat anak itu menjelaskan, pariwisata adalah bisnis kebahagiaan. Kalau wisatawan tidak bahagia bagaimana mereka mau mengeluarkan banyak uang, kalau dia tidak mengeluarkan banyak uang maka kita tidak mendapat apa apa.

"Kawan-kawan pasti bisa, karena kawan-kawan adalah desa wisata terpilih dari 700 desa wisata. Teman-teman sudah masuk top 50 desa wisata indonesia. Buat mereka (wisatawan) bahagia, berikan layanan terbaik, suguhkan atraksi menarik dan unik, maka wisatawan pasti akan kembali lagi dan membawa wisatawan lain untuk berkunjung," katanya.

Sementara Kadis Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi, Syahdama, mengatakan program Kemenparekraf ini adalah program yang menyentuh masyarakat. Ia bercerita, di wilayahnya, posisi desa wisata di daerahnya sangat strategis. Karena, merupakan lintasan, baik lalu lintas timur, barat maupun tengah lintas Medan ke pulau Jawa.

"Dan aksesnya semakin dipermudah lagi dengan adanya Bandara Kualanamu juga akses tol Tebing Tinggi. Hanya 60 kilometer dari Kualanamu dan tidak sampai satu jam sudah sampai di Tebing Tinggi," katanya.

Syahdama menjelaskan, selama ini Tebing Tinggi disinggahi oleh para pengunjung karena wisata kulinernya. Namun, daya tarik itu bertambah dengan adanya program desa wisata.

"Apalagi di daerah kami ada Desa Buluh Duri yang terkenal dengan raftingnya. Dan jataknya tidak jauh, hanya sekitar 20 kilometer saja dari Kota Tebing Tinggi," katanya.

Menurutnya, di Tebing Tinggi akses, akomodasi dan fasilitas bagi para pengunjung sangat mendukung.

"Kota Tebing Tinggi siap bekerja sama dengan pelaku wisata semuanya. Bagaimana Tebing Tinggi bisa menjadi satu paket wisata dengan desa wisata Buluh Duri maupun dengan Danau Toba Parapat, karena jaraknya hanya sekitar 2 jam," kata Syahdama lagi.

 


Branding, Advertising dan Selling

Kabid Promosi Pemasaran Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Laila Jamilah Lubis, mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, mengatakan ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk mempromosikan desa wisata. Yaitu Branding, Advertising dan Selling.

"Dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan misi penjualan di Sumatera Utara untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi Tebing Tinggi sekaligus menjual paket-paket wisata yang ada pada mitra travel agent ini sangat cerdas dan tepat," katanya.

Wanita berparas cantik itu mengatakan, acara Kemenparekraf ini diharapkan dapat menjadi tukar menukar informasi dan bahkan menjadi transaksi bisnis melalui penjualan paket wisata.

"Kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saya mengucapkan terima kasih. Pemerintah sangat perduli dengan kami. Pada teman-teman asosiasi dan para undangan yang hadir mengucapkan terima kasih semoga kita semua selalu semangat dalam memajukan pariwisata. Karena pariwisata seperti yang kita ketahui mempunyai efek yang sangat besar bagi ekonomi masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat ikut terangkat dengan baik," katanya.

Memang acara Kemenparekraf tersebut sangat sukses. Buyer dan seller bertemu dan berinteraksi menghasilkan deal dan akan lahir paket- paket wisata terbaik untuk desa wisata.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional, konsep 3G harus dijalankan sektor pariwisata.

"Jurus 3G yang dimaksud adalah Gercep, Geber, dan Gaspol. Ketiganya memiliki kepanjangan dengan makna tersendiri. Gercep yaitu gerak cepat, Geber berarti gerak bersama, lalu Gaspol yaitu garap semua potensi online," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya