BEI Kembangkan ESG Syariah di Pasar Modal

BEI melakukan beberapa hal untuk mendorong keberlanjutan di pasar modal.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Okt 2022, 22:10 WIB
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan mendorong keberlanjutan di pasar modal, salah satu dengan adopsi standar yang ada di global.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), Ignatius Denny Wicaksono menuturkan, pihaknya menyadari harus bisa mendorong keberlanjutan di area pasar modal.

"Jadi kita sadar, Bursa Efek Indonesia diharapkan mendorong sustainability di area pasar modal,” kata Denny dalam Capital Market Summit & Expo 2022, Jumat (14/10/2022).

BEI melakukan beberapa hal untuk mendorong keberlanjutan tersebut, salah satunya dengan mengadopsi standar-standar global.

"Yang pertama, kami mengadopsi standar-standar internasional. Kami terus mencoba untuk mengakomodasi rekomendasi yang diberikan itu dari sisi kelembagaan,” kata dia.

Terkait keberlanjutan tersebut, ada yang disebut ESG (environment, social, and good governance) investing, yakni investor menyatukan aspek ESG sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. 

"ESG investing itu kalau kita boleh bilang bagaimana sebenarnya investor mengintegrasikan aspek ESG sebelum mengambil keputusan investasi, karena itu tentunya yang pertama itu disclosure. Kalau tidak ada disclosure ESG apa yang mau diambil keputusannya, akhirnya finansial saja keputusannya,” kata dia. 

Dalam mengupayakan hal tersebut, BEI melakukan sosialisasi secara terus menerus. Selain itu, BEI memiliki kewajiban untuk melaporkan terkait laporan keberlanjutan tersebut yang sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).

"Karena itu, BEI sendiri melakukan sosialisasi terus menerus karena POJK 2017 untuk kewajiban sustainability report kita banyak sosialisasi dan menggandeng lembaga internasional. Kita harapkan emiten kita bisa beyond di regulation itu dari keterbukaan perusahaan tercatat,” ujar dia.

 


Kerja Sama

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BEI juga bekerjasama dengan dua lembaga pemeringkat baik luar negeri dan dalam negeri untuk melakukan rating ESG pada perusahaan.

"ESG sendiri bekerja sama dengan dua lembaga pemeringkat dari dalam negeri dan dari luar negeri untuk melakukan ESG rating. Jadi perusahaan kita yang besar ada ESG rating dan ada masukannya kita harapkan secara substansi tidak hanya nilainya tapi ada aspek ESG nya,” kata dia.

Tak hanya itu, BEI juga melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan. Bahkan, BEI juga membuat empat indeks ESG.

"4 indeks maksudnya mengakomodasi banyak strategi investasi ESG dan mungkin tahun ini ada rencana lebih spesifik lagi akan kita keluarkan,” imbuhnya.

Dengan demikian, BEI mempertimbangkan untuk mengembangkan ESG syariah di pasar modal. "ESG syariah kalau perlu pasti kita kembangkan,” ujarnya.


Bisnis Bank Syariah Indonesia

Pekerja beraktivitas di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). Pada 27 Januari 2021, BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK ditandai dengan keluarnya Salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.03/2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Bob Tyasika Ananta mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya BSI menyesuaikan dengan maqashid syariah. 

"Kita menjalankan bisnis sesuai maqashid syariah, itu merupakan purpose dari menjalankan bisnis berbasis syariah,” kata Bob.

Lantas, apa tujuan dari maqashid syariah yang dijalankan BSI tersebut?

"Pertama tujuannya untuk menciptakan kemaslahatan atau kebaikan bagi para makhluk di bumi. Tetapi, maqashid syariah, hal-hal tersebut memiliki imbas on the day after. Jadi apa yang kita lakukan di muka bumi memiliki imbas, kebaikan di akhirat nantinya,” kata dia.

Maka sebab itu, perlu ada lima prinsip yang harus dijaga dari maqashid syariah tersebut, yakni  menjaga agama, jiwa, akal, harta dan keturunan.

“Dengan berbasis maqashid syariah ada lima prinsip yang harus dijaga, yaitu menjaga agama, jiwa, akal, harta dan keturunan,” ujar dia.

Bob menilai dari lima aspek tersebut memiliki keterkaitan dengan konsep ESG, yakni  3P (profit planet and people).

"Dari lima aspek yang harus dijaga dan tidak lepas dan sangat relevan dengan 3P dari ESG, profit planet and people. Secara kemudian menyebutkan, DNA nya konteks untuk syariah ini sangat erat dan sudah ada mestinya dengan DNA ESG tersebut,” ungkapnya. 


Perusahaan Terapkan ESG Disebut Bisa Berharga Lebih Mahal

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Perusahaan yang menjalankan program Environmental, Social, and Governance (ESG) dinilai akan berharga lebih mahal karena investor mulai memilih produk investasi yang ramah lingkungan. 

Ini diungkapkan President Director of PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Lim Kim Siah CGB-CIMB Sekuritas.

Dia mengatakan pihaknya memiliki tim riset dan divisi sendiri. Tim ini akan memberikan apresiasi bagi perusahaan yang menjalankan program ESG. 

“Ini bertujuan agar investor memiliki pemahaman utuh terkait perusahaan ESG sehingga para investor mulai berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang menjalankan ESG,” ujar Lim, pada konferensi pers, Sabtu (24/9/2022). 

Menurut Lim semakin banyaknya investor berinvestasi pada perusahaan yang menjalankan ESG akan membuat harga perusahaan tersebut berharga lebih mahal. 

“Pada akhirnya perusahaan yang menjalankan ESG akan berharga lebih mahal dan mendorong banyak perusahaan lain untuk mulai berubah menjalankan bisnisnya sesuai dengan aturan ESG,” ujar Lim.


Produk Investasi Berbasis ESG Semakin Diminati

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur CGB-CIMB Sekuritas, Sugiharto Widjaja mengatakan banyak investor saat ini mulai menjelajahi perusahaan ESG atau istilahnya perusahaan hijau. 

"Antusias investor terhadap produk investasi ESG sangat menjanjikan. Investor juga tak hanya melihat perusahaan yang menerapkan ESG, tetapi juga melihat kita sebagai perantara atau perusahaan sekuritas," tutur Sugiharto.

Antusiasme yang tinggi ini terjadi karena isu lingkungan sudah menjadi bahasan global, sehingga dalam praktiknya perlu terlibat semua pihak, salah satunya investor. 

"Investor mulai memberikan penilaian lebih pada perusahaan yang menerapkan ESG. Di bursa sendiri saat ini sudah ada indeks-indeks ESG yang menunjukkan antusias baik dari investor," ujar Sugiharto. 

Adapun menurut Sugiharto produk investasi berbasis ESG akan semakin dilirik investor bahkan banyak dana-dana besar yang akan masuk pada produk investasi berbasis ESG. 

"Di masa depan investor tidak hanya berorientasi pada profit investasi, tetapi juga pada dampak yang bisa diberikan untuk menjaga kelestarian lingkungan," pungkas Sugiharto. 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya