Balik ke Kampus UGM, Anggito Abimanyu Luncurkan Buku Syair Cinta Tanpa Syarat

Anggito Abimanyu menyebutkan, buku karyanya ini berisi 11 syair yang ia persembahkan untuk umat dan berharap bisa diresapi sedalam mungkin.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2022, 23:53 WIB
Ekonom dan Kepala Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2019-2022, Anggito Abimanyu.

Liputan6.com, Jakarta Ekonom dan Kepala Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2019-2022, Anggito Abimanyu, kini kembali ke kampus UGM.

Menandai hal itu, Anggito meluncurkan buku mungil berjudul 'Syair-syair Cinta Tanpa Syarat', di Gedung Teaching Industri Learning Center (TILC) UGM. pada  Jumat (14/10). Kehadiran Anggito mendapat sambutan hangat sahabat dan koleganya di kampus ini.

Dalam sambutannya, Anggito Abimanyu menyebutkan, buku karyanya ini berisi 11 syair yang ia persembahkan untuk umat dan berharap bisa diresapi sedalam mungkin.

Tak hanya itu, syair-syir yang ditulis dalam kurun waktu 2009-2022 ini, dapat menjadi pengiring doa, nasihat, peringatan dan dakwah kebaikan.

Sejumlah tamu yang datang dalam peluncuran buku tersebut pun memberikan pujian kepada Anggito Abimanyu yang di tengah kesibukannya, masih mampu menulis syair-syair indah, mendalam dan menyentuh kalbu.

Salah seorang tokoh nasional M Romahurmuzy mengapresiasi kedalaman makna kumpulan 'Syair-syair Cinta Tanpa Syarat' kepada sang Khalik, yang menurutnya, merupakan tahapan tertinggi manusia dalam mencintai Tuhan.

Hal senada disampaikan Direktur Project Implementation Unit UGM serta Dekan Sekolah Vokasi UGM Hotma Prawoto Sulistyadi yang mengagumi kemampuan menuangkan syair islami dalam balutan musik yang berkelas di sela-sela kesibukan Anggito, baik sebagai akademisi dan birokrat.

Dosen Fakultas Teknik dan Perencanaan UGM Laretna Trisnatari menyebut, Anggito selalu menunjukkan banyak hal secara komprehensif dan tuntas. Selain itu, Anggito sekarang banyak perubahan.

"Manusia harus selesai untuk dunianya dan mengajak banyak orang. Ini membuat salut dan semua orang mestinya bisa. Kita juga merasakan, cinta dengan landasan ikhlas," ucapnya, seraya memuji, buku ini sebuah sejarah dan berharap Pak Anggito bisa melagukan sendiri syair-syairnya itu.

Keindahan syair Anggito ini mengilhami sejumlah musisi untuk menggarapnya menjadi karya musik megah, sebut saja nama Erwin Gutawa, Dwiki Dharmawan, Singgih Sanjaya, Afriza Arifin dan grup nasyid Snada. Singgih Sanjaya, kemarin ikut memberikan kesaksian tentang syair-syair milik Anggito ini.

"Semoga ini menjadi sajadah panjang bagi Anggito Abimanyu melalui karya syair religi yang menyentuh," ucap pemusik yang baru saja menggelar konser masterpiece Singgih Sanjaya ini.

Syair islami ini telah diolah, diaransemen, direkam dan dipergelarkan melalui orchestra ringan dalam beberapa 'event/recording' oleh sejumlah penyanyi seperti Dira Sugandi, Brian Jikustik, Lucky idol, Barsena, Rafi Daeng dan Kelompok nasyid Snada.

Sejumlah syair yang kemarin diperdengarkan antara lain berjudul Dzikir Bersama Merapi

(2010) yang mengagungkan kebesaran Tuhan dan kesadaran betapa lemahnya manusia, Zapin Ilmu Amal dan Budi

(2011), Demi Fajar (2014), Pelita Hati

(2021) dan Menjemput HidayahMu

(2022). Lagu Pelita Hati kemudian menjadi theme song

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), lembaga publik yang dipimpin Anggito dalam 5 tahun terakhir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya