Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Haruna Soemitro menegaskan pihaknya tidak menggelar rapat Exco atau rapat pimpinan setelah adanya rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan.
"Tidak ada rapat Exco," kata Haruna Soemitro sambil berlalu dengan mobil di GBK Arena, Jakarta, yang menjadi lokasi Kantor PSSI, Jumat (14/10/2022) malam WIB, seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Haruna yang didampingi Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus tampak buru-buru meninggalkan lokasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, TGIPF Kanjuruhan baru saja merampungkan tugasnya. Mereka menyerahkan kesimpulan dan rekomendasi soal Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Joko Widodo di Jakarta, siang tadi.
Banyak temuan menarik selama penyelidikan TGIPF. Mulai dari tentang penggunaan gas air mata hingga fakta proses jatuhnya korban lebih menggerikan dari yang beredar di publik dan medsos.
Dalam jumpa pers usai penyerahan laporan setebal 124 halaman itu, Mahfud MD selaku ketua TGIPF Kanjuruhan menyebut penyebab kematian sebagian besar korban adalah karena gas air mata.
Dalam kesimpulan dan rekomendasi TGIPF yang diterima Liputan6.com, disebutkan korban tewas tragedi kanjuruhan mencapai 132 orang. Sementara 96 orang lainnya menderita luka berat dan 484 lainnya mengalami luka ringan, di mana sebagian mengalami dampak jangka panjang.
TGIPF dalam laporannya tidak hanya menyoroti berbagai kelalaian pada tragedi ini. TGIPF juga memberikan rekomendasi kepada sejumlah pihak agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Mereka adalah PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), Panitia Pelaksana, Security Officer, Polri, TNI, Kemenpora, KemenPUPR, Kemenkes, dan Kemensos.
Simak rekomendasi lengkap TGIPF Kanjuruhan di halaman berikutnya.
Rekomendasi bagi PSSI
a. Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, dimana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orangmeninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang.
b. Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan percepatan Kongres atau menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dankepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional, bertanggung jawab, dan bebas dari konflik kepentingan.
Pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepakbola profesional di bawah PSSI yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepakbola di tanah air. Adapun pertandingan sepakbola di luar Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tetap berlangsung dengan memperhatikan ketertiban umum dan berkoordinasi dengan aparat keamanan.
c. Dalam rangka pelaksanaan prinsip tata kelola organisasi yang baik (good organization governance) perlu segera bagi PSSI untuk merevisi statuta dan peraturan PSSI. PSSI juga mendesak untuk menjalankan prinsip keterbukaan informasi publik terhadap berbagai sumber dan penggunaan finansial, serta berbagai lembaga kegiatan usaha di bawah PSSI.
d. Dalam rangka membangun persepakbolaan nasional yang berperadaban dan bermakna bagi kepentingan publik, penyelamatan PSSI tidak cukup hanya berpedoman pada Statuta PSSI yang isinya banyak bertentangan dengan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik, namun perlu pula didasarkan pada prinsip menyelamatkan kepentingan publik/ keselamatan rakyat (salus populi suprema lex esto). Dasar dari ketaatan pada aturan resmi dan dalil keselamatanpublik ini adalah aturan moral dan nilai-nilai etik yang sudah menjadi budaya dalam kehidupan kita berbudaya.
e. PSSI dan Polri berkoordinasi untuk menyusun regulasi pengamanan pertandingan sepakbola yang sesuai dengan standar FIFA. Unsur kepolisian hanya sebagai supervisi, tenaga pengamanan direkrut dari tenaga profesional/ steward yang dilatih dan disiapkan oleh Mabes Polri dan PSSI di bawah pengendalian Mabes Polri.
f. Merevisi regulasi PSSI untuk menghilangkan potensi conflict of interest dalam kepengurusan PSSI.
g. Pengurus PSSI berkewajiban untuk merevisi/ membuat peraturan termasuk tentang tanggung jawab (Pasal 3d Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI Tahun 2021).
h. Memastikan bahwa semua regulasi PSSI dilaksanakan sesuai dengan aturan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap berakhirnya pertandingan.
i. PSSI harus melakukan pembinaan kepada para pelaku olahraga (match comm, SO, wasit, juri, panpel) melalui pelatihan-pelatihanyang terukur dan tersertifikasi secara berkala.
j. Melakukan pembinaan terhadap stakeholder (pemangku kepentingan) persepakbolaan nasional.
k. Dibutuhkan pengurus PSSI hadir secara fisik dari tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir pertandingan (pasca pertandingan).
l. Untuk menjamin kesejahteraan pemain, PSSI perlu segera memastikan penerapan UU No 11 tahun 2022 tentang keolahragaan terkait jaminan ketenagakerjaan, dimana pemain berhak mendapatkan BPJS sebanyak 4 program jaminan sosial yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun.
Advertisement
Rekomendasi untuk PT Liga Indonesia Baru (LIB)
a. Memprioritaskan faktor resiko/high risk dalam menentukan jadwal pertandingan dan lebih mengutamakan kepentingan keamanan (security oriented) dibandingkan profit oriented.
b. Mewajibkan untuk menyusun standarisasi/kriteria para pejabatpenyelenggara pertandingan (panpel, SO, petugas kesehatan, steward).
c. Menyusun petunjuk teknis tentang penugasan personel yang melakukan supervisi pertandingan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pengakhiran.
d. Memperhatikan aspek psikologis dan kesejahteraan petugas lapangan.
e. Memberikan jaminan pembiayaan kesehatan bagi para korban tragedi Kanjuruhan.
f. Pejabat PT. LIB wajib hadir secara fisik dari tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir pertandingan (pasca pertandingan).
Rekomendasi bagi Panitia Pelaksana
a. Harus memahami tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pertandingan.
b. Harus mengetahui adanya ketentuan spesifikasi tehnis terkait stadion yang standar untuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola. Terutama terkait dengan aspek keselamatan manusia.
c. Harus mempersiapkan personel dan peralatan yang memadai (HT, Pengeras Suara, Megaphone).
d. Harus menyiapkan rencana kontigensi dalam menghadapi keadaan darurat.
e. Penjualan tiket harus memperhitungkan kapasitas stadion.
f. Penjualan tiket menggunakan sistem digital termasuk dalam sistem entry stadion agar tidak terjadi antrian.
g. Harus menyiapkan penerangan yang memadai di luar stadion.
h. Harus mensosialisasikan berbagai ketentuan dan larangan terhadap petugas keamanan.
i. Jumlah steward disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan pertandingan.
j. Harus menyiapkan tim medis sesuai dengan kebutuhan.
Advertisement
Rekomendasi bagi Security Officer (SO)
a. Harus mampu memahami tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pertandingan.
b. Harus menyampaikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakuka sebelum pertandingan dimulai (safety briefing).
c. Harus mengoordinasikan pengamanan dan keselamatan dengan seluruh personel pengamanan.
Rekomendasi bagi Polri
a. Langkah pimpinan Polri yang telah melakukan proses pidana dan tindakan administrasi dengan melakukan demosi sejumlah pejabat,sudah menjawab sebagian harapan masyarakat dan patut diapresiasi. Namun demikian, tindakan itu juga perlu ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan lanjutan terhadap pejabat Polri yang menandatangani surat rekomendasi izin keramaian No:Rek/000089/IX/YAN.2.1/2022/DITINTELKAM tanggal 29 September2022 yang ditandatangani oleh Dirintelkam atas nama Kapolda JawaTimur.
b. Polri dan TNI juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap aparat Polri dan TNI serta pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan pada kerusuhan pasca pertandingan Arema vs Persebaya tanggal 1 Oktober 2022 seperti yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton (tribun) yang diduga dilakukan di luar komando, pengelola Stadion Kanjuruhan yang tidak memastikan semua daun pintu terbuka, pihak Arema FC,dan pihak PSSI yang tidak melakukan pengawasan atas keamanan dan kelancaran penyelenggaraan pertandingan.
c. Polri juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap suporter yang melakukan provokasi, seperti yang awal mula memasuki lapangan sehingga diikuti oleh suporter yang lain, suporter yang melakukan pelemparan flare, melakukan perusakan mobil di dalam stadion, dan melakukan pembakaran mobil di luar stadion.
d. Melanjutkan proses penanganan masalah tindak pidana yang sedang ditangani, dan pihak-pihak lain (pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan, serta pihak yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton/tribun yang diduga dilakukan di luar komando, pengelola stadion Kanjuruhan yang tidak menyerahkan kunci, suporter yang dinilai melakukan provokasi, yang memasuki lapangan pertama kali dan yang melakukan pelemparan flare, dan melakukan perusakan mobil di dalam) yang memenuhi unsur pidana terkait kasus Kanjuruhan.
e. Menyiapkan peraturan Kapolri untuk pengamanan olahraga khususnya sepakbola.
f. Menghentikan penggunaan gas air mata pada setiap pertandingan sepak bola yang ditangani oleh PSSI.
g. Melakukan rekonstruksi kejadian penembakan gas air mata, guna memastikan siapa yang bertanggung jawab dan terhindar dari upaya sabotase.
h. Melakukan otopsi terhadap pasien yang meninggal dengan ciri-ciri yang diduga disebabkan oleh gas air mata, guna memastikan faktor – faktor penyebab kematian.
i. Mensosialisasikan kepada anggota Polri yang bertugas, tentang peraturan-peraturan keamanan dan keselamatan stadion sesuai dengan aturan FIFA.
j. Memastikan kesiapan pengamanan secara keseluruhan dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola.
k. Implementasi pengamanan agar disesuaikan dengan Rencana Pengamanan.
Advertisement
Rekomendasi bagi TNI
a. Melanjutkan proses penanganan pelanggaran prajurit yang terkait dengan penyelenggaraan pertandingan sepakbola di Kanjuruhan.
b. Menekankan kembali tentang 8 Wajib TNI dalam setiap penugasan prajurit.
c. Memastikan dalam hal pemberian BKO kepada Polri, dalam pengamanan pertandingan sepakbola, harus mengetahui dan menerapkan peraturan yang berlaku dalam persepakbolaan.
Rekomendasi bagi Kemenpora
a. Memastikan semua penyelenggaraan pertandingan sepakbola yang dilakukan oleh PSSI berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Kemenpora agar segera menyusun Rancangan PeraturanPemerintah tentang perlindungan kepada pemain, wasit, penonton/suporter, dan perangkat penyelenggara pertandingan lainnya.
c. Kemenpora agar segera merancang program untuk membangun budaya sportivitas para pemain, supporter, dan masyarakat, sehingga dapat secara sportif menerima hasil sebuah pertandingan baik menang atau kalah.
Advertisement
Rekomendasi bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
a. Kementerian PUPR melakukan renovasi menyeluruh terhadap semuastadion sepakbola di Indonesia khususnya yang digunakan oleh Liga1 dan Liga 2 sesuai dengan standar keamanan FIFA dan merujuk pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional.
b. Menyiapkan spesifikasi teknis tentang standar stadion.
Rekomendasi bagi Kementerian Kesehatan
a. Memastikan pelayanan kesehatan gratis bagi para korban Kanjuruan (sampai sembuh).
b. Merumuskan standarisasi pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola.
Advertisement
Rekomendasi bagi Kementerian Sosial
a. Menjamin diberikannya bantuan sosial bagi korban tragedi Kanjuruhan.
b. Menjamin diberikannya treatment program trauma healing bagi korban dan keluarga yang mengalami Depresi/trauma akibat tragedi Kanjuruhan.