Liputan6.com, Jakarta - Di era globalisasi dan serba digital, konsep pernikahan bergaya internasional jadi pilihan sejumlah pasangan pengantin di Indonesia. Meski begitu, perkawinan bergaya tradisional atau pernikahan adat ternyata masih diminati oleh banyak masyarakat Indonesia.
Banyak yang meyakini bahwa pernikahan dengan adat tradisional dinilai memiliki makna yang lebih sakral ketimbang pernikahan bergaya internasional. Hal itu pun diakui Pakar Pernikahan Adat terutama adat Jawa, Mamie Hardo.
“Sejauh ini masih menjadi favorit, terutama untuk momen sakralnya seperti acara akad nikah. Begitu juga untuk acara pendahuluan sebelum hari H seperti contohnya acara Siraman calon pengantin, masih menjadi favorit,” terang Mamie Hardo lewat pesan tertulis pada Liputan6.com, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa alasan yang membuat calon pengantin memilih pernikahan adat. Berdasarkan pengalaman dan beraneka klien yang menggunakan jasa perias pengantin miliknya, mayoritas adalah tipe individu yang tertarik dengan makna pernikahan adat. “Mereka biasanya masih mempunyai background keluarga yang memegang adat istiadat sesuai daerahnya, yang tentunya juga ingin melestarikan budaya daerah mereka,” ucap Mamie Hardo.
Saat pandemi masih melanda, ia mengungkapkan, konsep pernikahan tradisional masih tetap diminati para calon pengantin dan keluarga. Hanya saja saat pandemi, menyesuaikan dengan ketentuan pemerintah terutama dengan adanya aturan PPKM. Acara menjadi lebih intimate, namun tetap dengan melaksanakan tradisi, yang memorable bagi para pengantin.
Mengenai biaya, ada semacam anggapan kalau menggelar acara atau resepsi pernikahan tradisional butuh banyak biaya, bahkan lebih besar dibandingkan yang berkonsep internasional atau modern.
Menurut Mamie Hardo, hal itu tidak dapat digeneralisir. Banyak faktor penentu, terutama faktor skala dari acara pernikahan sesuai konsep yang diinginkan oleh calon pengantin dan keluarga. Bisa dibilang, soal harga umumnya bergantung dari konsep sebuah pernikahan yang diinginkan oleh pengantin maupun keluarga pengantin.
Kelebihan pernikahan tradisional, menurut Mamie adalah, mempunyai rangkaian yang banyak namun semuanya itu menjadi simbol hal-hal baik. Ada doa dan harapan, agar calon pengantin selalu berbahagia, hidup selalu berkecukupan, dan mengajarkan role and responsibilities dalam rumah tangga.
Untuk tetap melestarikan pernikahan tradisional dan semakin diminati, Mamie dan timnya antara lain adalah menceritakan apa itu rangkaian pernikahan tradisional dan makna makna yang terkandung di dalamnya kepada calon pengantin.
Kekayaan dan Identitas Bangsa
"Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Generasi muda biasanya jika sudah tahu maknanya, akan semakin tertarik. Semoga dari media juga selalu mendukung pemberitaan pernikahan tradisional, dalam upaya melestarikan budaya Indonesia," harapnya.
Ia pun berharap, pernikahan tradisional selalu menarik dan diminati. Karena Indonesia dengan multikultural yang dimiliki merupakan kekayaan serta identitas bangsa kita.
Hal ini tidak luput dari dukungan berbagai pihak, dari pihak generasi muda dan orangtua, media sosial. media, dan pelaku industri wedding. "Jika karya karya pernikahan tradisional selalu ditampilkan dengan baik, besar harapan bahwa generasi selanjutnya akan selalu berminat kepada pernikahan tradisional, sehingga tradisi-tradisi kita tidak akan punah," lanjutnya.
Pendapat hampir senada juga datang dari pihak wedding organizer (WO). Menurut Verlina Wedding, konsep pernikahan adat masih banyak diminati. Mengenai anggaran yang dinilai lebih besar, mereka mengakui terkadang memang lebih mahal dibandingkan konsep nasional atau tradisional.
"Pengantin tradisional pasti selalu menggunakan melati dan itu harganya tidak murah. Lalu ada akesori, baju ,dan pelaminan semua itu membuat harga pernikahan adat lebih mahal dari pernikahan internasional," jelas Verlina selaku owner Verlina Wedding pada Liputan6.com, 13 Oktober 2022.
"Kalau pengantin konsep internasional tidak memerlukan bunga melati, aksesorinya juga simpel, begitu juga dengan baju dan pelaminan," tambahnya. Biarpun agak mahal, biasanya baik pengantin maupun orangtua pengantin mengharuskan mereka menggunakan adat walaupun itu hanya satu kali sesi. Ini yang jadi kelebihan utama pernikahan adat yaitu lebih sakral.
"Menurut saya pernikahan dengan konsep tradisional akan semakin diminati oleh para calon pengantin, karena ini merupakan bagian dari cara kita melestarikan budaya bangsa," tutupnya.
Advertisement
Sekali Seumur Hidup
Konsep pernikahan adat juga tak lepas dari perhatian pihak asosiasi maupun organisasi penyelenggara pernikahan. Salah satunya adalah Hastana Indonesia (Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia).
Menurut Hastana, sampai saat ini, pernikahan traditional masih tinggi peminatnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa calon pengantin dari generasi muda juga ingin membawa unsur tradisi budaya dalam acara pernikahannya yang digelar sekali seumur hidup.
Dari kedua orangtua dan keluarga besar tentunya masih merasa penting untuk menjalankan pakem adat budayanya masing masing yang dianut secara turun menurun. Walaupun beberapa pakem tradisi budaya pernikahan ada yang disesuaikan pada pelaksanaannya.
Mengenai masalah biaya,pada dsarnya konsep pernikahan tradisional itu akan melewati beberapa tahap tradisi/ritual, sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada budaya leluhur. "Bila tradisi ini dijalankan secara lengkap maka akan membutuhkan beberapa tambahan biaya yang bervariasi jumlahnya sesuai konsep dan harapan client/keluarga," terang Gandi Priapratama, Ketua Umum Hastana Indonesia pada Liputa6.com, Jumat, 14 Oktober 2022.
Ada berbagai alasan yang membuat calon pengantin lebih tertarik pada pernikahan adat, menurut pengamatan Hastana. Contohnya, keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Terkadang terdapat beberapa calon pengantin yang orangtuanya berasal dari daerah di indonesia yang berbeda (misalnya Jawa dan Minang). Mereka bisa melaksanakan beberapa konsep adat di beberapa kegiatan yang berbeda.
Meneruskan Nilai Budaya
Busana tradisional yang unik dan berkesan glamor untuk calon pengantin sebagai raja dan ratu di hari bahagia mereka juga termasuk didalamnya. Gandi menambahkan, keunggulan lainnya adalah pengalaman dan kesan dalam dokumentasi sehingga menjadi kenangan terindah di masa depan.
Rangkaian adat juga seperti melambangkan beragam makna dalam kehidupan berumah tangga khususnya. Selain itu, sebagian besar orang di Indonesia masih merasa budaya di masing-masing daerahnya perlu ditampilkan dan mereka bangga bisa meneruskan nilai budaya serta adanya harapan dan doa dalam setiap prosesi adat yang diusung.
Hal itu membuat Hastana optimis dan yakin bahwa konsep pernikahan tradisional di kemudian hari masih akan tinggi peminatnya karena orang orang di Indonesia masih merasa budaya adalah keseharian yang syarat makna bila diterapkan.
"Mungkin saja di beberapa pelaksanaanya terdapat penyerdehanaan tradisi atau tidak menjalankan semua rangkaian acara tradisional. Tapi tradisi budaya tidak akan lekang oleh waktu untuk diterapkan dan orang Indonesia bangga dengan melaksanakan tradisi kebudayaan dalam acara pernikahan," pungkas Gandi.
Advertisement