Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informasi (MCI) Singapura mengeluarkan peringatan keras kepada Vogue Singapura. Tak hanya itu, MCI juga memperpendek izinnya dari satu tahun menjadi enam bulan karena melanggar pedoman konten.
Dikutip dari CNA, Sabtu (15/10/20022), dari siaran pers, Vogue Singapura disebut melanggar pedoman konten untuk majalah gaya hidup lokal. Hal itu terjadi empat kali dalam kurun waktu dua tahun terakhir, yakni terkait ketelanjangan dan konten yang mempromosikan keluarga non-tradisional.
Baca Juga
Advertisement
Menurut MCI, selama periode pelanggaran Vogue Singapura, pedoman konten tetaplah sama. Sekaligus menambahkan bahwa Vogue Singapura diharuskan untuk mematuhi pedoman konten sebagai bagian dari ketentuan izinnya terbitnya, termasuk tidak merusak norma sosial yang berlaku.
"Dalam prosesnya, izin Vogue Singapura satu tahun saat ini telah dicabut mulai 13 Oktober 2022," menurut keterangan MCI.
Sementara Vogue Singapura telah mendaftar ulang dan sejak itu MCI telah mengeluarkan izin enam bulan kepada Vogue Singapura. Seorang juru bicara MCI mengatakan kepada CNA bahwa terakhir kali izin dipersingkat adalah ketika tindakan diambil terhadap majalah seni lokal Art Republik pada tahun 2014 karena dua pelanggaran berat terhadap pedoman konten untuk "konten yang tidak sensitif/merendahkan agama".
Menurut pedoman majalah gaya hidup lokal oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA). Majalah semacam itu "harus sesuai untuk pembaca umum dan tidak boleh merusak nilai-nilai keluarga".
Pelanggaran Lain
Majalah Vogue sendiri merupakan media publisitas fashion dan gaya hidup bulanan Amerika yang mencakup banyak topik, termasuk fesyen haute couture, kecantikan, budaya, kehidupan, dan runway. Tak hanya di Amerika, terbitannya juga beredar di banyak negara termasuk Singapura.
Kasus mengenai pelanggaran konten sebelumnya sempat terjadi pada Cleo, yang kemudian mendapat sanksi diberi izin lebih pendek pada 2008. Jauh sebelum itu majalah FHM Singapura, juga diberi izin lebih pendek pada 1998. Kedua majalah itu berulang kali melakukan pelanggaran terkait konten seks, ketelanjangan, dan promosi pergaulan bebas serta gaya hidup permisif.
Majalah dilarang memuat konten yang "merusak norma sosial yang berlaku dengan menampilkan ketelanjangan atau dengan penggunaan bahasa kasar, vulgar atau menyinggung, atau dengan mempromosikan gaya hidup alternatif, seks menyimpang, gaya hidup permisif seksual, kejahatan, perjudian, dan narkoba/ penyalahgunaan zat".
Konten dalam majalah ini juga tidak boleh menyebabkan, atau cenderung menimbulkan kesalahpahaman, ketidakpekaan dan ketidakharmonisan antar kelompok ras dan agama, atau merusak kepentingan nasional dan/atau merongrong keamanan atau stabilitas nasional.
Advertisement
Kontroversi Lainnya
Sementara itu, diberitakan sebelumnya sampul majalah Vogue Inggris menghormati Ratu Elizabeth II telah jadi bahan meme. Visualnya memperlihatkan ruang kosong besar di bagian depan, yang mana biasanya diisi potret maupun ilustrasi.
Selain logo majalah di bagian atas dan "Yang Mulia Ratu 1926-2022" dalam font kecil di bagian bawah halaman, sampul ungu polos menyisakan banyak ruang kosong untuk diinterpretasi. Melansir New York Times, Jumat (14/10/2022), itulah yang dilakukan pengguna Twitter.
Gerak cepat menambahkan foto tempelan Meghan Markle ke sampulnya, yang bahkan bercanda bahwa Duchess of Sussex "tampil menawan di pemakaman." Meme lain menambahkan mendiang Putri Diana ke sampulnya, menulis "ini dia." Salah satu stan Lady Gaga menyisipkan penyanyi itu mengenakan gaun daging ikonis yang ia kenakan di MTV VMA 2010.
"Puji Ratu Gaga yang sebenarnya," kicau pengguna tersebut di Twitter. Beberapa penggemar Nicki Minaj, yang juga dikenal sebagai Barbs, menambahkan foto-foto berani rapper tersebut. Boneka menyeramkan favorit di internet, M3GAN, juga menerima beberapa sampul buatan penggemar.
Berbela Sungkawa
Ratu Elizabeth II sendiri meninggal pada 8 September 2022 di usia 96 tahun. Sampul ungu polos telah jadi tradisi Vogue Inggris, yang juga muncul untuk memperingati kematian Raja George V pada 1932 dan Raja George VI pada 1962. Mereka mengatakan itu dilakukan untuk menunjukkan dahsyatnya cerita dan karena ungu dikaitkan dengan keluarga Kerajaan Inggris.
Hampir 70 tahun setelah Ratu Elizabeth II dinobatkan sebagai penguasa Inggris, Raja Charles III secara resmi akan naik takhta karena penobatannya sendiri ditetapkan pada 6 Mei 2023. Tim korespondensi Istana Buckingham dilaporkan bekerja keras sejak Ratu meninggal dunia.
Istana mengumumkan pada 30 September 2022 bahwa setelah kematian Ratu, mereka telah menerima lebih dari 50 ribu surat dan pesan belasungkawa. Ini termasuk 6.500 surat hanya dalam satu hari setelah pemakaman Ratu pada 19 September 2022.
Melansir People, jumlah surat tersebut naik signifikan. Sebelum kematian Ratu Elizabeth II, Istana Buckingham menerima hingga 1.000 surat setiap minggu dari anggota masyarakat dengan berbagai pertanyaan atau pesan harapan baik.
Advertisement