Kisah Masjid Tertua di Kampung Ugar Papua Barat

Kampung Ugar yang terletak di Desa Wisata Ugar Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat memiliki masjid tertua bersejarah.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 15 Okt 2022, 16:03 WIB
Desa Wisata Ugar di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. (Dok: Biro Komunikasi Kemenparekraf Liputan6.com dyah pamela)

Liputan6.com, Jakarta - Kampung Ugar yang terletak di Desa Wisata Ugar Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat memiliki kisah unik dengan cerita masjid tua bersejarah. Masjid itu bernama Tua Patimburak, berlokasi di semenanjung Papua, merupakan salah satu peninggalan Islam di Papua dan menjadi salah satu pusat agama Islam di wilayah itu.

Uniknya, masyarakat masih terus mempertahankan arsitektur masjid, berupa perpaduan bentuk gereja dan masjid. Bangunan ini tampak sebagai perwujudan kuatnya toleransi antar agama di Kabupaten Fakfak.

Desa Wisata Ugar di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat yang memiliki potensi wisata bahari yang menyajikan perpaduan lanskap gugusan pulau-pulau kecil, langit biru, dan hutan hujan tropis berhasil masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Sandi mengatakan Kampung Ugar memiliki kawasan perairan dan daratan yang menawan, pantainya berpasir putih dengan pohon kelapa berjejer di tepian. "Sepanjang perjalanan menuju Kampung Ugar, mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, dan juga atraksi budaya yang luar biasa,” kata kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi 50 Besar ADWI 2022 di Kampung Ugar, Kamis 13 Oktober 2022, dikutip dari keterangan rilis Kemenparekraf.

“Melihat beragam potensi tersebut, kami hadir di sini dan akan melakukan pelatihan dan pendampingan. Semoga kita bisa mengangkat perekonomian Kampung Ugar, terlebih Kampung Ugar memliki keunikan sejarah dan ecotourism yang berkelanjutan,” kata Sandi lagi. 

 


Mirip Raja Ampat

Pemandangan Desa Wisata Ugar di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. (Dok: Biro komunikasi Kemenparekraf Liputan6.com dyah pamela)

Dari penampakannya, pulau-pulau ini mirip gugusan pulau seperti di Raja Ampat di Kabupaten Raja Ampat dengan bermacam pulau-pulau kecil di sekelilingnya berupa pulau kapur (karst).

Pulau-pulau kecil yang membentang membentuk Kepulauan Ugar tersebut, juga memiliki jejak arkeologi berupa lukisan prasejarah pada dinding-dinding tebing karst.

"Saya baru datang langsung dikasih hujan meskipun hujan tetap jalan, karena hujan di Kampung Ugar, Kabupaten Fakfak membawa keberkahan. Saat hujan wilayah ini tetap cantik. Untuk itu Kampung Ugar harus dikembangkan sebagai destinasi wisata," ujarnya.

Penduduk di Kampung Ugar mayoritas beragama Islam. Permukiman berbentuk memanjang di jalan kampung dengan ikon masjid berkubah. Sebagian besar penduduk Kampung Ugar berprofesi sebagai nelayan.

Potensi ekonomi kreatif di Kampung Ugar juga menjanjikan mulai dari keunikan kuliner seperti ikan kakap kuah kuning, tagas-tagas, kangkong tumis, ayam bumbu bakar bambu, kue lontar, sirup pala, serta nasi kelapa bakar.

Turut hadir bersama Menparekraf Sandiaga, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Fakfak Untung Tamsil dan Yohana Dina Hindom serta Direktur Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua.


Masjid Tuo di Solok

Masjid Tuo Kayu Jao. (Foto: solokkab.go.id/Liputan6.com)

Bangunan unik khas sebagai tempat peribadatan tertua lainnya di Indonesia adalah Masjid Tuo Kayu Jao. Masjid ini terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Dari pusat Kota Padang, masjid ini dapat dicapai setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam.

Masjid yang tercatat berdiri sejak 1599 ini merupakan masjid tertua di Kabupaten Solok dan tertua kedua di Indonesia yang masih berdiri hingga kini. Salah satu keturunan pendiri masjid bahkan menyebut tahun 1419 Masehi sebagai awal pembangunan.

Mengutip solokkab.go.id, Masjid Tuo Kayu Jao telah merupakan cagar budaya di Sumatra Barat dan diawasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala. Masjid sudah beberapa kali mengalami pemugaran, seperti pemugaran salah satu tiang dan penggantian atap ijuk yang lama dengan yang baru karena telah lapuk. 

Meskipun telah beberapa kali dipugar, keaslian masjid ini masih tetap dipertahankan. Tetapi dalam pemugaran terakhir, warna cat masjid ini yang sebelumnya putih diganti menjadi coklat kehitaman.


Beberapa Kali Dipugar

Masjid Tuo Kayu Jao, Sumatera Barat. (Sumber: Wikipedia common)

Saat ini selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini pun dipakai sebagai sarana pendidikan agama bagi masyarakat, bahkan telah menjadi salah satu daya tarik wisata terkenal di Sumatra Barat terutama di Kabupaten Solok.

Mengutip dari indonesia.go.id, Masjid Tuo Kayu Jao terletak di perbukitan hijau yang sejuk di ketinggian 1.152 meter di atas permukaan laut. Masjid berdekatan dengan perkebunan teh di sebuah lembah kecil sehingga membuatnya seperti dibentengi perbukitan

Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, tentu mengenal masjid yang satu ini. Namanya Masjid Tuo Kayu Jao dan menjadi saksi bisu syiar Islam di Sumatra Barat, khususnya kawasan Solok di mana masjid ini berada. Rumah ibadah umat Islam ini juga menjadi salah satu yang tertua di Nusantara.

Ada sebuah sungai kecil dengan aliran dari mata air lumayan deras berada di sisi timur hingga melingkar ke selatan masjid. Aliran dari mata air jernih dijadikan sumber wudu bagi jamaah saat akan menunaikan salat lima waktu. Lokasi berwudunya berada di sisi selatan masjid.

Di halaman sisi timur, terdapat beduk atau tabuah dalam bahasa setempat yang telah diberi bangunan cungkup pelindung dengan tiang kayu dan atap ijuk. Beduk ini telah ada sejak masjid didirikan. Sementara pada arah kiblat masjid terdapat sebuah makam para pendiri masjid. 

Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia. (Triyasni/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya