Liputan6.com, Ankara - Empat puluh orang sekarang diperkirakan telah tewas setelah ledakan tambang batu bara di Turki utara, kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu.
Soylu sebelumnya mengatakan 58 orang telah diselamatkan dari tambang dan lebih dari selusin orang tetap terjebak, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (15/10/2022).
Advertisement
Sekitar 110 orang berada di tambang pada saat ledakan pada hari Jumat, hampir setengah dari mereka pada kedalaman lebih dari 300 meter.
Kru darurat bekerja sepanjang malam, menggali melalui batu untuk mencoba menjangkau lebih banyak orang yang selamat.
Rekaman video menunjukkan para penambang muncul menghitam dan bermata suram ditemani oleh penyelamat di fasilitas di Amasra, di pantai Laut Hitam.
Keluarga dan teman-teman yang hilang juga dapat dilihat di tambang, dengan cemas menunggu kabar tentang orang yang mereka cintai.
"Lima puluh delapan penambang kami bisa keluar tanpa cedera. Kami memperkirakan bahwa 15 penambang kami [terjebak] di bawah dan kami berusaha menyelamatkan mereka," kata Soylu kepada wartawan di tempat kejadian.
Ledakan itu diyakini terjadi pada kedalaman sekitar 300m. Sekitar 49 orang telah bekerja di zona "berisiko" antara 300 dan 350m (985 hingga 1.150 kaki) di bawah tanah, kata Soylu.
Penyelidikan Sebab Musabab Digelar
Penyebab ledakan belum diketahui, dan kantor kejaksaan setempat telah memulai penyelidikan.
Menteri energi Turki mengatakan ada indikasi awal bahwa ledakan itu disebabkan oleh firedamp, yaitu metana yang membentuk campuran eksplosif di tambang batu bara.
"Kami menghadapi situasi yang benar-benar disesalkan," katanya.
Ada keruntuhan sebagian di dalam tambang, katanya, menambahkan bahwa tidak ada kebakaran yang sedang berlangsung, dan ventilasi itu berfungsi dengan baik.
Advertisement
Presiden Turki Akan Mengunjungi Lokasi Tambang
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diperkirakan akan mengunjungi situs tersebut pada Sabtu.
Wali kota Amasra, Recai Cakir, mengatakan banyak dari mereka yang selamat telah menderita "luka serius".
Seorang pekerja yang berhasil melarikan diri sendiri berkata: "Ada debu dan asap dan kami tidak tahu persis apa yang terjadi."
Tambang itu milik Perusahaan Batubara Keras Turki milik negara.
Turki menyaksikan bencana penambangan batu bara paling mematikan pada 2014, ketika 301 orang tewas setelah ledakan di kota barat Soma.