Hari Pangan Sedunia 2022, Rasulullah SAW Tegaskan Keutamaan Menjadi Petani

Setiap tahunnya, pada tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia 2022. Pada hari itu, seluruh penduduk di dunia diajak untuk lebih peduli dengan keamanan pangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2022, 06:30 WIB
rovinsi Jawa Barat menggelar peringatan HPS di Gelanggang Olahraga Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Liputan6.com, Cilacap - Setiap tahun, tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Pada hari itu, seluruh penduduk di dunia diajak untuk lebih peduli dengan keamanan pangan.

Jelang Hari Pangan Sedunia 2022 di Indonesia, Badan Pangan Nasional (BPN) mengadakan berbagai agenda seperti seminar dan kegiatan untuk memicu kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan. Seperti Festival Cafe Kreasi Pangan Lokal se-Jawa Timur, hingga lomba poster untuk acara Gelar Pangan Nusantara.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi dalam sesi di Investor Daily Summit yang digelar Rabu, 12 Oktober 2022 memaparkan kondisi ketahanan pangan nasional seperti ketersediaan pangan berdasarkan prognosa pangan hingga Desember 2022.

Di mana menunjukkan bahwa 9 komoditas pangan pokok strategis yang ditangani BPN diperkirakan dalam kondisi yang cukup. Strategi serta kolaborasi berbagai pihak terkait dalam upaya menjaga ketahanan pangan dinilai penting.

"Memang ada tantangan fluktuasi harga karena pengaruh dampak pandemi, geopolitik global, dan perubahan iklim. Namun BPN berupaya melakukan stabilitas pasokan dan harga pangan, salah satunya dengan memfasilitasi distribusi pangan dari daerah sentra ke daerah defisit," ungkap Arief, dikutip dari laman BPN, Sabtu (15/10/2022).

Adapun salah profesi yang erat kaitannya dengan pangan ialah petani. Bisa dibayangkan seandainya para petani menyatakan pensiun akan profesinya, tentunya akan terjadi krisis pangan di seluruh dunia.

Oleh sebab pentingnya profesi ini, Rasulullah SAW dalam sabdanya mengungkap sejumlah keutamaan menjadi petani.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Keutamaan Menjadi Seorang Petani

Pak Amin, petani satu-satunya di Desa Wisata Bantaragung Majalengka yang membajak sawah menggunakan tenaga kerbau. (dok. Panitia ADWI 2022)

Petani merupakan pekerjaan mulia yang sangat disukai Allah SWT, sebab orang yang bertani itu telah memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan makhluk lainnya. Manfaat petani kepada manusia yakni hasil dari profesinya itu bermanfaat bagi keberlangsungan hidup manusia.

Dalam hal ini, Rasulullah pernah bersabda bahwa orang yang bermanfaat bagi manusia lain merupakan sebaik-baik manusia.

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Kemudian bagi makhluk lain, kehadiran petani dapat memberikan manfaat kepada hewan-hewan seperti: burung, ulat, belalang dan hewan-hewan lainnya untuk mendapatkan makanan dari padi, buah, sayur yang ia tanam. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya:

عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أُمِّ مُبَشِّرٍ الْأَنْصَارِيَّةِ فِي نَخْلٍ لَهَا فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ غَرَسَ هَذَا النَّخْلَ أَمُسْلِمٌ أَمْ كَافِرٌ فَقَالَتْ بَلْ مُسْلِمٌ فَقَالَ لَا يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا وَلَا يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَا دَابَّةٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا كَانَتْ لَهُ صَدَقَةٌ

Dari Jabir bin Abdullah RA, Nabi Muhammad SAW menemui Ummu Mubasyir Al Anshariyah di kebun kurma miliknya. Lantas Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya, "Siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah ia seorang Muslim atau kafir? Ummu Mubasyir Al Anshariyah menjawab, "Seorang Muslim." Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman (bercocok tanam) lalu tanaman tersebut dimakan oleh manusia, binatang melata atau sesuatu yang lain kecuali hal itu bernilai sedekah untuknya." (HR Muslim)

Dalam redaksi lain Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya melainkah itu menjadi sedekah baginya." (HR Muslim)

Demikian keutamaan-keutamaan menjadi seorang petani. Selain mendapat predikat sebaik-baik manusia, tentunya sesuatu yang ditanam, jika hasilnya dimakan oleh manusia atau hewan-hewan seperti burung, belalang, tikus dan hewan lainnya, maka mendapat pahala sedekah.

Penulis: Khazim Mahrur

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya