Liputan6.com, Jakarta - Selain sebagai seorang nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW juga merupakan seorang pemimpin sekaligus pendidik umat terbaik yang patut diteladani sepanjang masa.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah, Muhbib Abdul Wahab, M.Ag dalam Dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah, Jumat (14/10/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dia menyebut kualitas Nabi sebagai seorang pemimpin dan pendidik umat itu tersirat dalam Surat At-Taubah ayat 128 yang artinya:
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman,".
Menurut muhbib, dari ayat tersebut, kesuksesan Nabi sebagai pemimpin dan pendidik dijabarkan lebih detil dalam lima poin. Berikut adalah enam keutamaan Rasulullah SAW yang membuatnya menjadi pemimpin terbaik dan pendidik terbaik di muka bumi.
Saksikan Video Pilihan Ini:
6 Poin Nabi Sebagai Pemimpin dan Pendidik Terbaik
Pertama, selalu azizun alaihim ma anittum. Berat penderitaan, artinya nabi punya sense of crisis, empati, peka dan selalu memberi solusi.
Kedua roufur rahim, memimpin dengan cinta, penuh kasih sayang, tidak menindas, apalagi menyengsarakan umat.
“Ketiga ruhamau bainahum. Bersikap kasih sayang, peduli bersaudara, bersatu dan bersinergi dengan orang mukmin,” ujarnya, dikutip dari muhammadiyah.or.id.
Hal ini kata dia dipertegas saat Fathu Makkah di mana Nabi Muhammad menjamin tidak ada pertumpahan darah dan balas dendam, termasuk terhadap kaum kafir yang memusuhi Nabi.
Keempat, harishun alaikum, Nabi amat sangat berkeinginan agar orang lain aman dan sentosa, visioner dan memiliki sense of achievement, etos berprestasi tinggi.
“Kelima, asyidau alal al kuffar," ucap dia.
Bersikap keras dan tegas kepada orang kafir tanpa kompromi dan toleransi dalam soal berakidah dan beribadah. Tapi dalam konteks lain beliau Nabi Muhammadi digambarkan sangat toleran, lapang dada dalam menerima perbedaan,” kata Muhbib.
“Keenam tarahum rukaan sujjadan mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, memiliki etos perjuangan yang tulus,” jelasnya.
Advertisement