Liputan6.com, Jakarta Keputusan Lesti Kejora mencabut laporan KDRT yang dilakukan oleh sang suami Rizky Billar, menuai kontroversi. Tak sedikit yang menyayangkan Lesti memutuskan untuk mempertahankan rumah tangganya.
Baca Juga
Advertisement
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa korban KDRT seperti Lesti justru memilih untuk mempertahankan rumah tangganya. Rupanya ada beberapa alasan yang membuat korban KDRT seperti Lesti Kejora memilih untuk mempertahankan rumah tangganya.
Artikel tentang deretan alasan korban KDRT seperti Lesti Kejora memilih mempertahankan rumah tangganya menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6, Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang profil Bunda Corla yang sedang viral di Tiktok. Sementara itu artikel terpopuler ketiga tentang apa itu Cancel Culture, istilah yang kembali ramai dibicarakan.
Berikut Top 3 Citizen6:
1. 5 Alasan Korban KDRT seperti Lesti Kejora Kekeh Pertahankan Rumah Tangganya
Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Lesti Kejora dan Rizky Billar sedang ramai dibincangkan ini jadi banyak tanda tanya dari masyarakat. Sebab, penyanyi muda jebolan ajang dangdut terkenal itu mencabut laporan dugaan KDRT yang dilakukan oleh sang suami, Rizky Billar, ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat (14/10)
Lesti mengatakan bahwa langkah tersebut diambilnya karena memperhatikan kondisi anak. Dia juga mengakui alasan mencabut laporan dugaan KDRT karena sang suami sudah mengakui kesalahannya dan meminta doa agar tidak cerai.
2. Profil Bunda Corla, Sosok yang Geser Kepopuleran Tante Lala di Jagat Maya
Bunda Corla merupakan sosok yang sedang viral dan ramai menjadi perbincangan netizen belakangan ini. Bagi para pengguna media sosial khususnya TikTok, sosok Bunda Corla pasti sudah tak asing lagi.
Bunda Corla dikenal karena dirinya sering melakukan siaran langsung (live) di Instagram pribadinya, @corla_2. Corla juga mengaku bahwa dirinya sering gonta-ganti live di Instagram maupun Tiktok karena di banned.
Advertisement
3. Ramai Istilah Cancel Culture Usai Lesti Kejora Cabut Laporan KDRT, Apa Itu?
Selain digunakan untuk mencari informasi, media sosial kerap menjadi wadah setiap orang untuk beropini sehingga tak ada batasan antara ranah pribadi dan ranah publik.
Akhir-akhir ini di media sosial ramai lagi istilah 'cancel culture' yang dapat dikatakan sebagai bentuk boikot terhadap seseorang yang melakukan kesalahan. Dilansir dari laman The Whit Online pada Jumat (14/10/2022), cancel culture adalah cara untuk "menghukum" seseorang atas tindakan yang mereka lakukan ketika tindakan tersebut dianggap dapat menyebabkan lebih banyak keburukan daripada kebaikan di media sosial.