Impor Indonesia Turun 10,58 Persen di September 2022 Berkat Baja dan Minyak

Kinerja Impor Indonesia pada September 2022 mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2022, 13:15 WIB
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kinerja Impor Indonesia pada September 2022 mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2022. Tercermin dari laporan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat nilai impor bulan September hanya USD 19,81 miliar atau setara Rp 306,77 triliun

Capaian tersebut mengalami penurunan 10,58 persen (mtm) karena di bulan Agustus, nilai impor mencapai USD 22,15 miliar atau setara Rp 343,01 triliun.

"Impor September nilai impor sebesar USD 19,81 miliar atau turun 10,58 persen dibandingkan Agustus 2022," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/10).

Setianto menjelaskan penurunan kinerja impor terjadi karena impor komoditas minyak bumi gas gas (migas) dan non migas yang turun. Masing-masing mengalami penurunan 7,44 persen (mtm) dan 11,21 persen (mtm).

Penurunan komoditas non migas terbesar terjadi pada besi dan baja yang turunnya mencapai 25,5 persen (mtm). Kemudian disusul komoditas mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya yang turun 11,45 persen. Begitu juga dengan komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya turun sebesar 6,65 persen.

"Penurunan impor ini untuk non migas sebesar 11,21 persen pada September 2022 terhadap bulan sebelumnya," kata Setianto.

Sementara itu, penurunan komoditas migas didorong turunnya impor minyak yang nilainya turun 6,8 persen dan volumenya yang turun 1,33 persen. Begitu juga dengan gas yang nilainya turun 36,06 persen dan volumenya turun 32,82 persen.

Meski begitu, jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama, nilai impor Indonesia mengalami peningkatan 22,01 persen (yoy). Kinerja impor non migas naik 14,02 persen (yoy) dan migas naik 83,53 persen (yoy).

 


Impor Komoditas Barang Konsumsi Hingga Barang Modal Kompak Turun pada September 2022

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut Setianto mengatakan selama bulan September juga terjadi penurunan impor untuk barang konsumsi. Turunnya mencapai 14,13 persen karena impor komoditas sayuran yang turun sebesar 39,70 persen, daging hewan turun 19,55 persen, susu mentega dan telur turun 28,10 persen.

Selain itu impor bahan baku dan penolong juga mengalami penurunan sebesar 11,07 persen. Penurunan ini disebabkan komoditas bahan bakar mineral turun 8,93 persen. Lalu besi baja turun 25,57 persen, plastik dan barang dari plastik turun 17,49 persen.

Sementara itu, impor untuk barang modal turun 6,39 persen karena komoditas mesin dan peralatan mekanis secara bagiannya turun sebesar 10,05 persen.

Kemudian ada komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya turun 15,80 persen dan komoditas kereta api train dan bagainya turun 63,04 persen

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


IndoVac Meluncur, Erick Thohir Siap Hentikan Impor Vaksin Covid-19

CEO PT. Lippo Karawaci dan Presiden Komisaris PT. Siloam International Hospitals John Riady, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketum KADIN Indonesia Rosan P. Roeslani dan Wakil Ketum KADIN Shinta W. Kamdani saat meninjau vaksin gotong royong di Senayan Park, Jakarta (19/5/2021). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Vaksin IndoVac di Gedung Bio Farma, Bandung, Kamis (13/10/2022). Dalam peluncuran ini juga dilakukan penyuntikan perdana Vaksin IndoVac. Dalam peluncuran ini hadir beberapa menteri salah satunya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Di sela-sela peluncuran vaksin IndoVac tersebut, Erick Thohir bercerita bahwa PT Bio Farma sebagai BUMN yang memproduksi vaksin bergerak cepat memproduksi IndoVac sebagai kebanggaan karya anak bangsa.

Setelah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (UEA) IndoVac untuk vaksinasi dosis pertama dan kedua dewasa pada 24 September 2022, Bio Farma juga melaksanakan uji klinis IndoVac untuk vaksinasi lanjutan atau penguat (booster) sejak 1 September-awal Oktober 2022.

Bio Farma kini menunggu EUA Vaksin IndoVac untuk booster yang diharapkan terbit akhir Oktober 2022.

Selain itu, Bio Farma juga telah melaksanakan uji klinis untuk anak atau remaja usia 12 - 17 tahun mulai 6 Oktober 2022. Holding BUMN Farmasi ini mengharapkan UEA IndoVac untuk vaksinasi anak (12-17 tahun) dapat diperoleh pada awal Desember 2022.

Erick mengatakan, dengan terbitnya EUA IndoVac untuk vaksin primer dewasa, serta kesiapan untuk menjadi vaksin booster serta vaksinasi untuk usia 12-17 tahun menjadi petunjuk bahwa IndoVac memiliki arti penting bagi kemandirian sektor kesehatan.

IndoVac adalah vaksin Covid-19 pertama hasil pengembangan dan produksi karya putra putri terbaik bangsa.

"IndoVac bisa digunakan untuk vaksinasi Covid-19 baik primer dan booster dewasa serta anak-anak usia 12-17 tahun. Kami optimistis IndoVac mampu menurunkan impor vaksin Covid-19 secara signifikan, bahkan ke depan bisa menghentikan impor. Inilah makna kontribusi IndoVac terhadap kesehatan nasional sekaligus memperkuat perekonomian nasional," ucap Erick.


Ekspor

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Erick menambahkan, Bio Farma juga dalam proses registrasi Emergency Use Listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar IndoVac dapat diekspor ke berbagai negara, khususnya negera-negara berpenghasilan menengah ke bawah (low middle income countries) yang akses vaksinasinya relatif masih rendah.

" IndoVac juga merupakan kontribusi Indonesia terhadap kesehatan global yang sejalan dengan kepemimpinan Indonesia dalam mewujudkan upaya bersama di tingkat global untuk “Recover Together, Recover Stronger” melalui Presidensi G20," kata Erick.

Eric Thohir menambahkan IndoVac juga menjadi bentuk nyata dukungan BUMN dalam melaksanakan salah satu dari agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia di bidang kesehatan. Agenda Presidensi G20 sendiri memiliki 3 prioritas, yaitu global health architecture, digital transformation, dan sustainable energy transition. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya