140 Ribu Orang Demo di Paris, Sorot Inflasi dan Krisis Iklim

Seratusan ribu masyarakat Paris terlibat dalam aksi demonstrasi akibat inflasi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Okt 2022, 15:49 WIB
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Eric Feferberg)

Liputan6.com, Paris - Puluhan ribu pengunjuk rasa mengadakan demonstrasi di Paris, yang merupakan aksi pembangkangan dan kemarahan terkait inflasi yang terjadi tiga minggu setelah pemogokan kilang yang menyebabkan kekurangan bahan bakar di seluruh Prancis.

Dilansir Al Jazeera, Senin (17/10/2022), demonstrasi yang menentang kenaikan biaya hidup diserukan oleh oposisi politik sayap kiri dan dipimpin oleh ketua partai Prancis, Jean-Luc Melenchon.

Itu adalah bukti atas kemarahan terhadap kenaikan harga dan untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah Presiden Emmanuel Macron.

Penyelenggara menyebutnya sebagai aksi untuk melawan biaya hidup yang tinggi dan kelambanan iklim (sebuah peningkatan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap dampak yang disebabkan oleh iklim).

Selain menyerukan investasi besar-besaran melawan krisis iklim, mereka juga menuntut tindakan darurat terhadap harga tinggi, termasuk pembekuan biaya energi, barang-barang penting, dan pajak yang lebih besar dari keuntungan perusahaan.

Dalam aksi tersebut, beberapa pengunjuk rasa mengenakan rompi neon kuning, simbol protes anti-pemerintah yang sering disertai kekerasan pada tahun 2018 yang mengguncang pemerintahan Macron yang pro-bisnis.

Penentang Macron berharap untuk membangun momentum yang diciptakan oleh kebuntuan kilang yang dimulai pada akhir September.

 


Inflasi September 2022 Tembus 5,95 Persen

Ilustrasi grafik inflasi (Istimewa)

BPS merilis data realisasi inflasi Indonesia pada September yang tercatat sebesar 5,95 persen (YoY). Angka ini dinilai masih cukup terkendali dibandingkan inflasi di berbagai negara yang relatif tinggi.

Angka inflasi September ini juga lebih rendah dibandingkan perkiraan awal maupun konsensus Bloomberg yang sebesar 6,00 persen (YoY).

Masih terkendalinya inflasi September ditopang oleh deflasi harga pangan bergejolak (Volatile Food) sebesar -0,79 persen (MtM) berkat extra effort yang dilakukan Pemerintah seperti gerakan tanam pangan, operasi pasar dan subsidi ongkos angkut.  

“Secara bulanan, inflasi September terutama disumbang oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan, dan solar. Namun demikian, tekanan inflasi masih bisa tertahan oleh penurunan harga aneka komoditas hortikultura seperti bawang merah dan aneka cabai”, ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin (3/10/2022).


Tertinggi

Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Secara bulanan inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen (MtM) merupakan tertinggi sejak Desember 2014 sebesar 2,46 persen (MtM), di mana pada saat itu inflasi juga didorong dari penyesuaian harga bensin dan solar yang dilakukan pada 17 November 2014.

Berdasarkan komponen, inflasi harga diatur Pemerintah (Administered Prices) mengalami inflasi sebesar 6,18 persen (MtM) sehingga inflasi tahun kalendernya mencapai 11,99 persen (YtD) dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 13,28 persen (YoY). Bensin memberikan andil sebesar 0,89 persen sementara solar memberikan andil 0,03 persen.


Penyesuaian Harga BBM

Sebuah pompa bensin tertutup terlihat di sebuah pompa bensin, di Lyon, Prancis tengah, Selasa (11/10/2022). Para peserta aksi mogok kerja menuntut kenaikan gaji sebagai kompensasi atas inflasi tinggi yang sedang dialami Prancis. (AP Photo/Laurent Cipriani)

Penyesuaian harga BBM tersebut juga mendorong adanya kenaikan harga pada berbagai tarif angkutan seperti tarif angkutan dalam kota (andil inflasi 0,09 persen), tarif angkutan antar kota (andil inflasi 0,03 persen), tarif angkutan roda 2 online (andil inflasi 0,02 persen) dan tarif angkutan roda 4 online (andil inflasi 0,01 persen).

“Inflasi tarif angkutan diperkirakan masih akan dirasakan pada bulan Oktober, melihat beberapa daerah belum melakukan penyesuaian tarif. Namun diharapkan dampaknya tidak akan terlalu besar, mempertimbangkan daerah mulai dapat menjalankan program pengendalian inflasi termasuk bantuan di sektor transportasi maupun logistik, dari penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) maupun belanja wajib 2 persen Dana Transfer Umum (DTU),” imbuh Menko Airlangga.

Infografis Peringatan IMF dan Antisipasi Indonesia Hadapi Resesi Global. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya