Teleskop James Webb Tangkap Gambar Fenomena Sidik Jari di Ruang Angkasa

Sebuah gambar baru James Webb Space Telescope (JWST) menunjukkan setidaknya 17 cincin debu menyerupai sidik jari manusia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Okt 2022, 17:34 WIB
Sebuah gambar baru James Webb Space Telescope (JWST) menunjukkan setidaknya 17 cincin debu menyerupai sidik jari manusia (NASA).

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah gambar baru James Webb Space Telescope (JWST) menunjukkan setidaknya 17 cincin debu menyerupai sidik jari manusia.

Terletak lebih dari 5.000 tahun cahaya dari Bumi, duo kosmik ini secara kolektif dikenal sebagai Wolf-Rayet 140 (WR 140).

Setiap cincin tercipta ketika kedua bintang saling berdekatan dan aliran gas yang mereka keluarkan ke ruang angkasa bertabrakan, memampatkan gas tersebut di sana dan membentuk debu, dikutip dari Sky News, Senin (17/10/2022).

Orbit bintang itu seakan-akan menyatukan dan momen semacam ini terjadi sekali setiap delapan tahun, dengan lingkaran debu menandai berlalunya waktu.

Ryan Lau, seorang astronom di NOIRLab National Science Foundation, mengatakan: "Gambar itu menggambarkan betapa sensitifnya JWST. Sebelumnya, kami hanya dapat melihat dua cincin debu, menggunakan teleskop berbasis darat. Sekarang kami melihat setidaknya 17 penampakan."

Instrumen Inframerah Tengah (MIRI) Webb ini secara unik memenuhi syarat untuk mempelajari cincin debu.

Lantaran alat ini mampu melihat dalam cahaya inframerah, rentang panjang gelombang yang tidak terlihat oleh mata manusia.

Pusat Teknologi Astronomi Inggris (UK ATC) membantu merancang dan membangun spektrometer MIRI, yang telah digunakan untuk mengungkap komposisi debu, yang sebagian besar terbentuk dari materi yang dikeluarkan oleh jenis bintang khusus, dikenal sebagai bintang Wolf-Rayet.

Bintang seperti itu lahir dengan massa setidaknya 25 kali lebih banyak daripada matahari Bumi dan mendekati akhir hidupnya.

Akibat terbakar lebih panas, bintang Wolf-Rayet menghasilkan angin kencang yang mendorong sejumlah besar gas ke ruang angkasa.

Bintang Wolf-Rayet dalam hal ini mungkin telah menumpahkan lebih dari setengah massa aslinya melalui proses tersebut, kata para ahli.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy.

Bulan lalu teleskop mengambil gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya, dan sebelumnya telah mengungkapkan detail menakjubkan dari Galaksi Cartwheel dan mengamati bintang lainnya.


Teleskop James Webb Tangkap Penampakan Baru Planet Neptunus dan Cincinnya yang Bercahaya

Gambar komposit yang disediakan oleh NASA pada hari Rabu, 21 September 2022, menunjukkan tiga gambar Neptunus yang berdampingan. Dari kiri, foto Neptunus diambil oleh Voyager 2 pada tahun 1989, Hubble pada tahun 2021, dan Webb pada tahun 2022. (NASA, ESA, CSA, STScI via AP)

Planet terjauh dari matahari dan satelit-satelitnya terungkap dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pencitraan inframerah teleskop ruang angkasa James Webb.

Teleskop ruang angkasa James Webb telah mengalihkan pandangannya dari alam semesta yang dalam ke arah tata surya kita.

Teleskop ini telah menangkap gambar Neptunus yang bercahaya dan cahaya cincinnya yang halus dan berdebu secara detail. Penampilan yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade.

Terakhir kali para astronom memiliki pandangan yang jelas tentang planet terjauh dari matahari itu, ketika Voyager 2 milik NASA menjadi wahana antariksa pertama dan satu-satunya yang terbang melewati raksasa es itu hanya beberapa jam pada tahun 1989.

"Sekarang kemampuan pencitraan inframerah Webb yang belum pernah terjadi sebelumnya telah memberikan pandangan sekilas baru ke atmosfer Neptunus," kata Mark McCaughrean seorang penasihat senior untuk sains dan eksplorasi di Badan Antariksa Eropa.

Mengutip dari laman The Guardian, Sabtu (24/9/2022), teleskop Webb "menghilangkan semua silau dan latar belakang" sehingga "kita dapat mulai mengupas komposisi atmosfer" planet ini, kata McCaughrean, yang telah bekerja pada proyek Webb selama lebih dari 20 tahun.

Neptunus tampak berwarna biru tua dalam gambar sebelumnya yang diambil oleh teleskop luar angkasa Hubble, karena adanya unsur metana di atmosfernya.


Awan di Permukaannya

Planet Neptunus.

Namun, panjang gelombang near-infrared yang ditangkap oleh pencitraan utama Webb, NIRCam, menunjukkan planet ini berwarna putih keabu-abuan, dengan awan es melesat di permukaannya.

"Cincin-cincin itu lebih reflektif dalam inframerah," kata McCaughrean, "jadi mereka jauh lebih mudah dilihat."

Gambar itu juga menunjukkan "kecerahan yang menarik" di dekat bagian atas Neptunus, kata NASA dalam sebuah pernyataan.

Karena planet ini miring jauh dari Bumi, ia membutuhkan 164 tahun untuk mengorbit matahari, jadi hingga sekarang pun para astronom belum bisa melihat kutub utaranya dengan baik.

Teleskop Webb juga melihat tujuh dari 14 Bulan Neptunus yang diketahui, ketika tampak di atas Neptunus dalam gambar yang diperbesar tampak seperti bintang runcing yang sangat terang. Tetapi sebenarnya Triton yang merupakan Bulan Neptunus yang aneh dan besar dihalangi dengan paku difraksi Webb yang terkenal.


Triton, Bulan Milik Neptunus

Triton, bulan Planet Neptunus (NASA)

Triton, Bulan yang lebih besar dari planet kerdil Pluto, juga tampak lebih terang daripada Neptunus karena tertutup es.

Bulan memantulkan cahaya. Sementara itu, Neptunus "menyerap sebagian besar cahaya yang jatuh di atasnya", kata McCaughrean.

Karena Triton mengorbit dengan cara yang salah di sekitar Neptunus, Triton diyakini dulunya merupakan objek dari Sabuk Kuiper terdekat yang ditangkap di orbit planet ini. "Jadi, cukup keren untuk dikunjungi dan dilihat," kata McCaughrean.

Ketika para astronom menyapu alam semesta untuk mencari planet-planet lain seperti planet kita, mereka telah menemukan bahwa raksasa es seperti Neptunus dan Uranus adalah yang paling umum di Bima Sakti.

"Dengan dapat melihat planet-planet ini dengan sangat rinci, kita dapat mengunci pengamatan kita terhadap raksasa es lainnya," kata McCaughrean.

Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya