Liputan6.com, Jakarta - Wawancara Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi dengan media pemerintah China, CCTV mencuri perhatian warga Tiongkok. Video wawancara tersebut tersiar luas di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Hingga Senin (17/10/2022) pagi atau hari keempat pascapenayangan perdana pada Jumat 14 Oktober, potongan pernyataan Jokowi hasil wawancara eksklusif presenter China Media Group (CMG) Zou Yun masih banyak ditemukan di media-media sosial.
Advertisement
Potongan-potongan video tersebut didapat dari dua kanal CMG, yakni CCTV 13 dan CGTN, yang menyiarkan wawancara eksklusif tersebut. Beberapa pemilik akun di Kuaishou, Duoying, dan Sina Weibo memotong wawancara eksklusif berdurasi 30 menit tersebut menjadi beberapa bagian.
"Presiden Indonesia mengomentari pesatnya pembangunan China," tulis Sansha Weishi, saluran televisi lokal, yang menyiarkan ulang tayangan CCTV 13 itu di akun Kuaishou.
Dalam beberapa jam tayangan tersebut sudah ditonton lebih dari 50.000 kali.
Beberapa rekaman foto dan video Jokowi "blusukan" saat masih menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI turut melatarbelakangi wawancara dengan presenter perempuan CMG. Dalam wawancara eksklusif tersebut, Zou mengajukan setiap pertanyaan dalam bahasa Inggris, sedangkan Jokowi menjawabnya dalam bahasa Indonesia yang kemudian diberikan subtitle dalam bahasa Mandarin.
"Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Indonesia dua negara besar dan potensi kerja samanya sangat besar. Saya optimis kerja sama ekonomi dengan RRT semakin membaik, semakin meningkat, semakin besar lagi, dan kita sudah saling memahami dan saling mengerti apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan," kata Jokowi.
China Investor Asing Terbesar di Indonesia
Menurut Jokowi, China saat ini menduduki peringkat kedua investor asing terbesar di Indonesia dan tidak lama lagi akan naik menduduki peringkat pertama.
"Kapan menurut Bapak Presiden (posisi itu) akan naik?" tanya Zou.
"Tidak tahu, bisa satu tahun atau dua tahun lagi, menurut saya," jawab Jokowi.
Zou juga meminta komentar Presiden Jokowi mengenai harapannya atas penyelenggaraan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China (CPC) di Beijing yang dibuka pada Minggu 16 Oktober.
Presiden Jokowi menanggapinya dengan harapan agar kongres tersebut berjalan dengan baik dan menghasilkan sesuatu untuk rakyat China.
"Tapi juga menghasilkan keputusan bukan hanya berkontribusi bagi rakyat RRT, melainkan juga berkontribusi pada stabilitas kawasan, perdamaian dunia, dan kesejahteraan kawasan dan dunia. Itu saya kira yang diinginkan oleh semua negara," katanya menambahkan.
Kereta cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah juga disampaikan Jokowi dalam wawancara tersebut.
Advertisement
Kereta Cepat Bukan Proyek Bantuan China
Presiden Jokowi menegaskan, pembangunan proyek kereta cepat Jakarta Bandung bukanlah bantuan dari negara manapun, termasuk China. Kepala negara memastikan, antara Indonesia dan China hanya terjalin kerja sama investasi di dalamnya.
"Ini bukan bantuan. Ini adalah kerja sama antara Indonesia dan China. Ada investasi di sini. Jadi bukan bantuan," tegas Jokowi saat meninjau Stasiun Kereta Cepat Jakarta - Bandung di Tengalluar, Bandung, Jawa Barat, Kamis 13 Oktober.
Jokowi mengatakan, progres pembangunan kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini masih terus bergerak dan tidak berhenti meski dihantam pandemi. Menurut Jokowi, progres pembangunan hanya terjadi keterlambatan akibat wabah global tersebut.
"Pandemi enggak ada urusannya dengan kereta cepat, tapi memperlambat iya sedikit," kata Jokowi
Sementara itu, Jokowi mengaku, soal kedatangan Presiden China Xi Jinping ke Indonesia untuk meninjau proyek kereta cepat masih difinalisasi. Sebab menurut perkiraan, proyek kereta cepat ini akan rampung pada pertengahan tahun depan.
"Dengan Presiden Xi masih dibicarakan, belum final. Peluncuran nanti untuk operasional Insya Allah kurang lebih nanti di bulan Juni 2023," Jokowi menutup.
Presiden China Xi Jinping Akan ke Indonesia
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan Jokowi bersama Presiden Xi Jinping akan meninjau proyek kereta cepat pada November 2022 saat berlangsungnya KTT G20. Rencananya, tinjauan dilakukan keduanya dengan menaiki kereta inspeksi.
"Suatu kebanggaan bahwa Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kereta cepat," ujar Budi saat meninjau Stasiun KCJB Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 1 Oktober 2022.
Budi mengatakan, hal yang menjadi fokus utama penyelesaian saat ini membentang dari Stasiun Halim - Stasiun Karawang - Stasiun Padalarang - Stasiun dan Depo Tegalluar, adalah dari Stasiun Halim Jakarta sampai dengan Stasiun Padalarang. Sebab, Stasiun Padalarang nantinya akan menjadi stasiun perjumpaan antara kereta cepat dengan kereta feeder yang akan menuju Stasiun Bandung.
"Kita targetkan perjalanan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung akan menempuh waktu 52 menit. Dari Jakarta ke Padalarang 30 menit dan dari Padalarang ke Bandung (menggunakan kereta feeder) 22 menit," ucap dia.
Advertisement