Hadapi Resesi dan Krisis Pangan, Desa Harus Diperkuat

SKI meminta pemerintah menjaga pasokan bahan pangan dan memperkuat peran desa untuk menghadapi ancaman resesi dan krisis pangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2022, 05:45 WIB
Petani membawa hasil panen padi dari sawah di Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Jumat (15/3). Mereka bergotong royong di sawah dengan menyambut musim panen dengan begitu ceria. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta Kelompok relawan pendukung Anies Baswedan yang tergabung dalam Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) meminta pemerintah menjaga pasokan bahan pangan dan memperkuat peran desa untuk menghadapi ancaman resesi dan krisis pangan.

"Kita perlu menyempurnakan otonomi desa, agar desa dapat bertransformasi menjadi lumbung pangan bangsa. Kekuatan komunitas desa harus dioptimalkan guna mengidupkan kembali kearifan pangan lokal," kata Sekjen SKI Raharja Waluya Jati dalam keterangannya, Senin (17/10/2022).

Dia mengungkapkan, kekayaan sumber pangan lokal harus diberikan tempat untuk tumbuh dan berkembang. Hal tersebut membuat ketergantungan terhadap satu atau dua komoditas pangan, seperti yang selama ini terjadi, dapat dihindari.

"Kearifan pangan lokal memiliki orientasi yang berbeda dengan proyek pangan yang berskala besar namun mengabaikan potensi yang dimiliki komunitas desa," jelas Jati.

Selain fokus pada desa sebagai lumbung pangan bangsa, pemerintah juga didorong untuk merangkul seluruh potensi bangsa dalam bidang pangan dan pertanian. Pemerintah diharapkan mampu mengajak seluruh anak bangsa untuk bergerak dalam semangat persatuan dan kolaborasi.

"Ketersediaan pangan adalah kepentingan nasional yang menjadi agenda seluruh elemen bangsa. Sudah sewajarnya semua pihak bekerjasama untuk menghindarkan Indonesia dari kemungkinan terburuk dalam krisis pangan ini," kata Jati.

 


Pijakan Kokoh

Menurut Jati, persatuan dan kolaborasi untuk mengatasi krisis pangan di dalam negeri merupakan pijakan yang kokoh dalam membangun solidaritas ketahanan pangan di tingkat dunia.

Solidaritas global semacam itu diperlukan mengingat negara-negara di dunia memiliki ketahanan yang berbeda-beda dalam menghadapi krisis pangan.

"Indonesia dapat menjadi lokomotif ketahanan pangan dunia. Peran semacam itu dibutuhkan agar saat krisis pangan datang, tak satupun negara ditinggalkan," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya