Wall Street Kembali Perkasa Tersengat Rilis Laporan Keuangan Bank

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 550,99 poin atau 1,86 persen ke posisi 30.185,82.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Okt 2022, 06:51 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tajam pada perdagangan Senin, 17 Oktober 2022. Wall street menghijau didukung laporan laba utama meredakan beberapa ketakutan investor dan saham teknologi yang alami jenuh jual berbalik arah menguat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 550,99 poin atau 1,86 persen ke posisi 30.185,82. Indeks S&P 500 melompat 2,65 persen ke posisi 3.677,95. Indeks Nasdaq melesat 3,43 persen ke posisi 10.675,80, dan mencatat kinerja terbaik sejak Juli .

Pergerakan wall street ini terjadi seiring saham mendekati posisi terendah pada 2022, dan indeks S&P 500 telah turun empat minggu dari lima minggu terakhir. Pergerakan besar di kedua arah dalam beberapa pekan terakhir telah memberi rasa tidak nyaman di wall street meski beberapa percaya pasar akan menguat.

“Masa pergerakan rata-rata 200 minggu adalah dasar dukungan yang serius hingga perusahaannya mengakui atau resesi secara resmi tiba, yang keduanya bisa memakan waktu beberapa bulan lagi dan mengarah ke reli secara teknikal dalam jangka pendek,” ujar Mike Wilson dari Morgan Stanley dalam sebuah catatan kepada klien seperti dikutip dari CNBC, Selasa (18/10/2022).

Sementara itu, indeks saham Nasdaq yang menguat dipicu kenaikan saham teknologi seperti saham Zoom Video yang naik 6 persen. Selain itu, saham internet China juga membukukan kinerja baik.

Di sisi lain, musim laporan keuangan kuartal III 2022 yang sedang berjalan lancar. Investor sedang memantau apakah perusahaan Amerika Serikat akan memiliki revisi penurunan yang signifikan terhadap pandangannya dalam hadapi inflasi yang sangat tinggi dan perlambatan ekonomi.


Sentimen yang Warnai Wall Street

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Pada awal pekan ini, Bank of America melaporkan hasil lebih baik dari perkiraan sehingga saham Bank of America bertambah 6 persen. Bank of New York Mellon juga mencatat hasil yang mengalahkan harapan analis dan sahamnya naik 5 persen.

Sejumlah perusahaan teknologi juga akan melaporkan kinerja keuangan pekan ini termasuk Netflix, Tesla dan IBM.

Adapun faktor lainnya yang bayangi gerak saham awal pekan ini yaitu perkembangan politik di Eropa. Menteri Keuangan Inggris yang baru Jeremy Hunt mengumumkan hampir semua pemotongan pajak akan dibatalkan. Pound diperdagangkan lebih dari 1 persen sekitar USD 1,135 per dolar AS dan utang pemerintah Inggris naik tajam.

Imbal hasil obligasi AS telah pulih dari posisi terendah pada sesi perdagangan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun turun 5 basis poin menjadi 4,45 persen.

Sedangkan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun tidak berubah tepat di atas 4 persen. Kenaikan imbal hasil tidak menyebabkan pergerakan besar di pasar saham seiring Nasdaq masih naik lebih dari tiga persen saat sesi tersebut.


Prediksi Indeks S&P 500

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

UBS dan Barclays melihat saham masih belum mencapai titik terendah bahkan setelah kerugian tajam pada 2022 dan volatilitas yang ekstrem.

“Terlepas dari peningkatan risiko terhadap pertumbuhan dan peningkatan volatilitas, pasar saham tidak menjadi lebih murah dibandingkan obligasi, atau belum menghargai perlambatan material dalam pertumbuhan dan pendapatan,” ujar Chief Investment Officer UBS Mark Haefele.

Barclays melihat aksi jual pasar meluas hingga 2023 karena percaya valuasi saham, sementara jauh lebih rendah sekarang, masih belum mencerminkan risiko resesi.

Barclays mengatakan, skenario paling mungkin untuk indeks S&P 500 pada 2022 berada di posisi 3.200, atau sekitar 12 persen di bawah acuan yang diperdagangkan pada awal pekan ini. Perusahaan di wall street melihat indeks S&P 500 mencapai 2.982 pada akhir tahun di tengah potensi resesi.


Penutupan Wall Street pada 14 Oktober 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street terpangkas pada perdagangan Jumat, 14 Oktober 2022 setelah membukukan reli sebelumnya seiring investor mencerna harapan inflasi. Wall street ditutup dengan perdagangan yang bergejolak selama sepekan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 403,89 poin atau 1,34 persen ke posisi 29.634,83. Indeks naik 1,15 persen pada pekan ini. Indeks S&P 500 merosot 2,37 persen ke posisi 3.583,07.

Indeks acuan ini alami koreksi tujuh hari berturut-turut dalam delapan hari. Indeks Nasdaq tergelincir 3,08 persen ke posisi 10.321,39. Hal itu seiring koreksi saham Tesla dan Lucid Motors yang masing-masing turun 7,5 persen dan 8,61 persen.

Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq mengakhir pekan lebih rendah dengan masing-masing merosot 1,5 persen dan 3,1 persen.

Saham jatuh ke posisi terendah setelah survei konsumen dari University of Michigan menunjukkan harapan inflasi meningkat, sentimen yang mungkin diawasi oleh the Federal Reserve (the Fed). Indeks Nasdaq memimpin penurunan karena perusahaan yang paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi melonjak dengan tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melampaui 4 persen untuk kedua kalinya dalam dua hari. Hal ini seiring investor bereaksi terhadap harapan inflasi yang lebih tinggi.

Pasar gelisah sepanjang pekan ini karena investor menimbang data inflasi baru yang akan informasikan the Fed terus menaikkan suku bunga untuk meredam kenaikan harga. Pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Dow Jones naik 827 poin setelah turun lebih dari 500 poin ke level terendah secara intraday.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya