Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas, meminta para aparatur sipil negara (ASN) alias PNS bersiap menghadapi ancaman resesi yang membayangi kondisi ekonomi global di 2023.
Azwar Anas meminta PNS bersiap untuk menghadapi dampak dari ketidakpastian ekonomi global di tahun depan.
Advertisement
"Oleh karena itu, semua aktivitas harus berdampak, berdampak ke perubahan birokrasi, berdampak positif terutama ke ekonomi masyarakat. Kita teliti betul program Kementerian PANRB, semua harus berdampak," ujar Azwar Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (18/10/2022).
Anas juga mengajak seluruh jajaran kompak. Dia mengingatkan untuk mengesampingkan ego masing-masing unit kerja. Kebijakan yang disusun oleh setiap unit kerja, lanjut Anas, memerlukan koordinasi dan sinergi yang baik sekaligus memperhatikan manfaat bagi masyarakat.
"Perlu ada join outcome dan join impact dengan terobosan rencana aksi setiap deputi yang benar-benar memberikan dampak kepada masyarakat," imbuh dia.
Setiap keputusan harus diambil dengan hati-hati dan menyiapkan mitigasi risiko di setiap kebijakan namun tidak melupakan kecepatan.
"Sebagaimana arahan Presiden, kita bekerja detail. Saya berharap dalam mengambil keputusan benar-benar diperhitungkan mendalam dampaknya apa saja. Setiap pejabat menghitung dan melakukan supervisi, tetapi tetap cepat," tegasnya.
Mantan Bupati Banyuwangi ini juga meminta kepada unit kerja untuk dapat memberikan keleluasaan khususnya pada Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di Kementerian PANRB untuk meningkatkan ilmu.
"Diharapkan kepada para pimpinan unit kerja untuk dapat terus memonitor target kinerja baik mingguan, bulanan maupun triwulan agar dapat terpenuhi," pungkas dia.
Dunia Diprediksi Gelap di 2023, Resesi Ekonomi Kian Nyata
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menegaskan Indonesia tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi.
Hal itu disampaikan dalam 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting, di Washington, D.C, Amerika Serikat, Kamis (13/10/2022).
Bahkan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering dan berulang kali menyebutkan ekonomi dunia akan gelap di 2023. Tidak ada yang memprediksi apa yang akan terjadi tahun depan. Yang jelas, semuanya serba sulit. Hanya negara-negara tertentu yang bakal selamat dari kegelapan.
Menkeu juga menyebut, tercatat sebanyak 28 negara meminta pertolongan kepada IMF untuk dibantu perekonomiannya.
“Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi. Tujuan adanya Presidensi G20 Indonesia ini menjadi bumper kami untuk pulih bersama, pulih lebih kuat tetap lebih relevan dari sebelumnya,” kata Menkeu.
Lanjut Menkeu, menyebut Presidensi G20 ini merupakan harapan untuk membantu semua negara dalam menavigasi gelombang krisis yang akan dihadapi seluruh dunia. Menkeu yakin dengan adanya presidensi G20 ini mampu berhasil dalam merespon berbagai krisis termasuk krisis keuangan global.
“Semua tahu dari pertemuan sebelumnya bahwa saya benar-benar percaya bahwa G20 adalah Beacon of Hope, yang dapat membantu kita menavigasi gelombang krisis yang menghancurkan yang kita hadapi. Keyakinan ini didasarkan pada sejarah keberhasilan G20 dalam merespon krisis keuangan global dan belakangan ini,” jelas Menkeu.
Menurutnya, tantangan ekonomi global yang kompleks ini tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri. Dibutuhkan tindakan kolektif dari kelompok yang menguasai 85 persen perekonomian dunia.
“Dibutuhkan kelompok dengan perwakilan paling beragam untuk memastikan semua suara didengar. Semua negara dengan pengaruh ekonomi global sistemik harus terlibat dalam mencari solusi negara maju, menengah, dan juga negara berkembang,” kata Menkeu.
Advertisement
Tak Mudah
Tentu hal ini tidak mudah, mengingat keanggotaan G20 yang beragam, dimana setiap anggota negara G20 selalu memiliki perbedaan posisi, pandangan, dan pengalaman. Tetapi perbedaan ini juga memungkinkan untuk menemukan solusi inklusif terbaik untuk seluruh dunia.
“Kami menghadapi Harapan tinggi untuk bekerja sama dan membangun Jembatan yang menunjukkan kepemimpinannya dan mengapa G20 pantas mendapatkan reputasi sebagai forum utama untuk kerjasama internasional,” ujarnya.
Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 telah mampu menavigasi G20 untuk mempertahankan keanggotaan penuh, serta soliditas dalam memecahkan masalah paling kritis yang dihadapi ekonomi global kita.
“Kita harus bersatu dan tetap teguh dalam komitmen kita untuk memecahkan masalah ekonomi global yang paling mendesak dalam pertemuan kita hari ini dan besok, kita memiliki kesempatan terakhir pada tahun 2022 untuk memberikan tindakan nyata. Kesempatan terakhir kami untuk terus mendominasi untuk menunjukkan, semangat kolaborasi dan kerjasama multilateralisme,” pungkas Menkeu.