6 Fakta Menarik Mesir, Negara Pertama yang Akui Kedaulatan Indonesia

Mesir dengan ibu kota Kairo termasuk salah satu negara yang punya hubungan sangat baik dengan Indonesia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 19 Okt 2022, 08:30 WIB
Bendera Mesir berkibar di Terusan Suez (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Mesir merupakan negara yang terletak di sudut timur laut Afrika dengan Kairo sebagai ibu kotanya. Jantung Mesir adalah lembah dan delta sungai Nil sebagai rumah dari salah satu peradaban utama di Timur Tengah kuno.

Mengutip Britannica, Selasa 18 Oktober 2022, sebagian besar wilayah Mesir yang berada di Afrika memiliki luas 1.010.407 km2. Mesir memiliki jumlah penduduk berkisar 102,3 juta dari sensus tahun 2020 menurut data World Bank.

Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza Palestina dan Israel di timur laut. Seperti daerah Mesopotamia yang lokasinya lebih jauh ke timur dan dialiri sungai, Mesir adalah tempat paling awal dari salah satu masyarakat urban dan melek huruf di dunia. Mesir dengan kekuasaan Raja Firaun berkembang selama sekitar 3 ribu tahun melalui serangkaian dinasti asli yang diselingi dengan periode singkat pemerintahan asing. 

Setelah Alexander Agung menaklukkan wilayah tersebut pada 323 SM, kota Mesir menjadi bagian integral dari dunia Helenistik. Di bawah dinasti Ptolemeus Yunani, masyarakat melek huruf yang maju berkembang pesat di kota Alexandria, tapi Mesir ditaklukkan oleh Romawi pada 30 SM.

Wilayah Mesir kala itu tetap menjadi bagian dari Republik dan Kekaisaran Romawi dan kemudian menjadi bagian dari negara penerus Roma, Kekaisaran Bizantium, hingga penaklukannya oleh tentara Muslim Arab pada tahun 639–642 M. Mesir termassuk salah satu negara yang punya hubungan sangat baik dan dekat dengan Indonesia. Mereka bahkan jadi negara pertama di dunia yang mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia pada 1945.

Masih banyak hal menarik lainnya tentang Mesir. Berikut 6 Fakta Menarik Mesir yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa, 18 Oktober 2022. 


1. Dominasi Arab

Kapal Induk AL-AS USS America melintasi di Terusan Suez (Wikimedia Commons)

Sampai penaklukan Muslim, kontinuitas besar telah menjadi ciri kehidupan pedesaan Mesir. Terlepas dari perbedaan etnis kelompok penguasa yang berurutan dan sifat kosmopolitan dari pusat kota besar Mesir, bahasa dan budaya masyarakat pedesaan, agraris yang kehidupannya sebagian besar diukur dengan naik turunnya Sungai Nil.

Setelah penaklukan, budaya perkotaan dan pedesaan mulai mengadopsi unsur-unsur budaya Arab, dan bahasa Arab akhirnya menggantikan bahasa Mesir sebagai sarana dari wacana lisan. Terlebih lagi, sejak saat itu sejarah Mesir telah menjadi bagian dari dunia Islam yang lebih luas.

Meskipun Mesir terus diperintah oleh elit asing entah dari Arab, Kurdi, Sirkasia, atau Turki, lingkungan budaya negara itu tetap didominasi Arab. Mesir akhirnya menjadi salah satu pusat intelektual dan budaya dunia Arab dan Islam, status yang diperkuat pada pertengahan abad ke-13 ketika tentara Mongol menjarah Bagdad dan mengakhiri kekhalifahan Abbasiyah.

Para sultan Mamluk di Mesir, di mana negara itu berkembang selama beberapa abad, mendirikan kekhalifahan semu dengan legitimasi yang meragukan. Namun pada tahun 1517 Kekaisaran Ottoman mengalahkan Mamluk.

Mereka mendirikan kontrol atas Mesir yang berlangsung hingga 1798, ketika Napoleon I memimpin Tentara Prancis dalam pendudukan singkat negara itu. Pendudukan Prancis, yang berakhir pada 1801 menandai pertama kalinya kekuatan Eropa menaklukkan dan menduduki Mesir dan hal itu membuka panggung untuk keterlibatan Eropa lebih lanjut.

2. Pusat Jalur Perdagangan

Wilayah Mesir yang strategis menjadikannya sebagai pusat jalur perdagangan antara Afrika, Eropa, dan Asia. Keunggulan ini semakin meningkat pada 1869 dengan dibukanyaTerusan Suez karena menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah.

Kekhawatiran kekuatan Eropa yaitu Prancis dan Inggris, yang merupakan pemegang saham utama di terusan untuk menjaga terusan karena alasan strategis dan komersial menjadi salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi sejarah Mesir selanjutnya. Inggris menduduki Mesir pada 1882 dan terus memberikan pengaruh yang kuat di negara itu sampai setelah Perang Dunia II (1939-1945).

 


3. Pertanian

Fakta Unik Tentang Mesir Kuno. (Sumber: Instagram.com/ brainberries)

Di Mesir kuno, eksploitasi pertanian tampaknya tidak meningkat sampai hewan peliharaan dari Asia Barat Daya diperkenalkan. Pada kuartal pertama abad ke-7 di Al-Fayyūm, beberapa desa memelihara domba, kambing, dan babi dan membudidayakan gandum emmer, barley, kapas, dan rami yang ditenun menjadi linen.

Irigasi dan air sungai Nil dikontrol dengan hati-hati. Catatan menunjukkan bahwa Raja Menes semasa hidupnya membuat bendungan batu besar untuk mengendalikan Sungai Nil dan menyediakan air untuk irigasi. Satu abad kemudian Sungai Nil saat banjir dialihkan melalui saluran sepanjang 12 mil (19 km) ke dalam Danau Moeris agar setelah banjir, air di danau bisa dialirkan untuk irigasi.

Lahan pertanian saat itu digarap dengan kayu bajak yang ditarik oleh lembu atau keledai. Tanah dibajak dua kali, satu kali untuk menghancurkan tanah, setelah itu gumpalan dipecah dengan cangkul yang berat dan yang kedua untuk menutupi benih. Lentil, kacang-kacangan, rami, dan bawang adalah tanaman lapangan penting lainnya di Mesir.

Sejarawan Yunani kuno Herodotus menyebut Mesir sebagai "hadiah dari Sungai Nil." Memang, produktivitas pertanian negara yang kaya, salah satu produsen makanan utama di kawasan itu telah lama mendukung populasi pedesaan yang besar yang mengabdikan diri untuk mengolah tanah.

Tetapi Mesir saat ini, sebagian besar adalah perkotaan. Ibu kota, Kairo adalah salah satu aglomerasi perkotaan terbesar di dunia, dan manufaktur serta perdagangan semakin melampaui pertanian sebagai sektor terbesar ekonomi nasional.

4. Tradisi Kuliner

Penggambaran perjamuan dapat ditemukan dalam lukisan dari Kerajaan Lama maupun Kerajaan Baru Mesir. Waktu perjamuan biasanya dimulai sore hari di mana dalam perjamuan laki-laki dan perempuan dipisahkan, kecuali jika mereka sudah menikah.

Tempat duduk dibedakan menurut status sosial, mereka dengan status sosial tertinggi duduk di kursi megah, mereka yang sedikit lebih rendah duduk di bangku-bangku sederhana dan mereka dengan status sosial terendah duduk begitu saja di lantai.

Sebelum makanan disajikan, disediakan kobokan yang diberi pewangi, lemak beraroma bunga dinyalakan untuk menyebarkan bau yang menyenangkan atau untuk mengusir serangga. Bunga lili dan kalung bunga akan dibagikan, setelah itu para penari (biasanya wanita) akan mulai menari, diiringi oleh musisi yang memainkan harpa, kecapi, drum, rebana, dan genta.

Biasanya ada banyak alkohol dan makanan disajikan besar-besaran, seperti sapi panggang utuh, bebek, angsa, merpati, dan terkadang ikan. Hidangannya seringkali terdiri dari semur yang disajikan dengan roti, sayuran segar, dan buah dalam jumlah besar. Untuk manisan ada kue yang dipanggang bersama kurma dan dimaniskan dengan madu. Dewi Hathor biasanya sering diseru selama pesta.

Sementara itu hidangan nasional Mesir yang terkenal adalah Ful Medames yang disajikan dengan potongan telur dan sayur-sayuran. Makanan pokok ini juga menjadi bagian umum dari masakan Lebanon, Suriah, Palestina, Yordania, Israel, Yaman dan Arab Saudi. Tetapi dari sejarah masakan Mesir kuno, arkeolog menemukan bahwa dulu para pekerja di Piramida Giza dibayar dengan roti dan bawang bombay.

 

 


5. Wisata

Seorang pengunjung berjalan di depan topeng emas Raja Tutankhamun saat perayaan untuk menghormati Hari Pariwisata Dunia dan peringatan 200 tahun Egyptology sebagai ilmu di Museum Mesir, Kairo, Mesir, 27 September 2022. (AP Photo/Amr Nabil)

Wisata Mesir tentu identik dengan berkunjung ke kompleks piramida Giza yang disebut juga Nekropolis Giza. Monumen kuno yang termasuk 7 Keajaiban Dunia ini terletak sekitar delapan kilometer ke padang pasir dari kota tua Giza di Nil, sekitar 25 kilometer sebelah barat daya pusat kota Kairo. 

Selain berwisata untuk melihat Piramida, turis bisa pergi ke kota Memphis sebagai ibu kota kuno nome pertama Mesir Hilir dan Kerajaan Lama Mesir. Pondasi kota ini dibangun sekitar 2200 SM dan kemudian untuk priode singkat selama Kerajaan Baru dan pusat administratif di sepanjang sejarah kuno.

Tempat menarik lainnya adalah Saqqara, sebuah situs pemakaman Mesir Kuno yang terletak di Mesir, letaknya sekitar 30 km selatan kota Kairo. Di situs ini terdapat sebuah piramid bertangga tertua di dunia.

Kemudian ada Nekropolis Thebes yang merupakan sebuah Nekropolis di tepi barat Sungai Nil, seberang Thebes (Luxor) di Mesir Hulu. Tempat ini digunakan sebagai ritual pemakaman untuk sebagian besar Firaun, terutama selama Kerajaan Baru.

Masih ada danau-danau Toshka yang baru terbentuk di Gurun Sahara, Mesir. Bendungan Tinggi Aswan yang dibangun oleh Mesir pada 1964-1968, menghasilkan Danau Nasser dengan ketinggian air maksimal 183 meter di atas permukaan laut.

Pada 1978 Mesir membangun kanal Sadat barat laut dari danau Nasser melalui Wadi Toshka guna membiarkan ketinggian air di atas 178 meter untuk dialirkan ke sebuah dataran rendah di sebelah selatan dataran tinggi batu karang Eosen. Secara total danau-danau Toshka meliputi luas sebesar 1.300 kilometer persegi. 

6. Peninggalan Arsitektur 

Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain Piramida Giza dan kuil di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun.

Bangsa Mesir Kuno dikenal mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini.

Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di Malkata dan Amarna, menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah.

Struktur penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama. Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi.

Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba, struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya