Liputan6.com, Jakarta - BTS tidak dapat tampil dengan formasi lengkap hingga 2025. Hal ini diungkap oleh BigHit Music dalam pernyataan resminya pada Senin (17/10).
Semua anggota BTS akan melaksanakan wajib militer alias wamil dan Jin adalah anggota pertama yang akan melaksanakan wamil setelah merilis single solonya di akhir Oktober ini.
Advertisement
"Jin akan melaksanakan wamil segera setelah jadwal pribadinya selesai pada akhir Oktober. Anggota lain berencana untuk melaksanakan wamil berdasarkan timelinenya masing-masing," kata BigHit dalam pertanyaannya.
BigHit juga menambahkan bahwa ketujuh anggota BTS akan berkumpul kembali pada 2025. Ini artinya, tidak akan ada konser, musik, atau konten baru untuk dibagikan kepada ARMY --- sebutan bagi fans BTS.
Selain ARMY yang bersedih karena BTS wamil hingga tiga tahun kedepan, hal ini juga membuat Korea Selatan dan Hybe khususnya merugi.
Sejak merilis album pertamanya sembilan tahun yang lalu, boyband yang masuk nominasi Grammy ini telah membuktikan efek dan dampaknya yang mengglobal di industri hiburan dunia.
Lebih dari itu, BTS juga kini menjadi salah satu kekuatan ekonomi Korea Selatan.
Berdasarkan angka, Hyundai Research Institute pada 2018 melaporkan bahwa BTS berkontribusi lebih dari 3,6 miliar dollar (Rp56 triliun) untuk ekonomi Korea Selatan setiap tahunnya. Hal tersebut ditaksir setara dengan kontribusi 26 perusahaan menengah Korea.
Para peneliti Hyundai juga mengatakan boyband ini mendatangkan satu dari setiap 13 wisatawan yang mengunjungi Korea Selatan pada 2017.
BTS juga dilaporkan menghasilkan sekitar 1,1 miliar dollar dari ekspor barang dagangan dan kosmetik dalam satu tahun.
Sejak 2014 dan 2023, para analis memproyeksikan, BTS dapat menyumbang 29,1 triliun dollar untuk ekonomi Korea Selatan.
Kesuksesan komersial band ini juga membuat anggotanya mengantongi banyak dollar.
Menurut Forbes, secara kolektif, BTS atau Bangtan Boys memiliki kekayaan bersih sebesar 50 juta dollar pada 2020.
Membuat Saham Hybe Turun
Selain menyumbangkan kekayaan bagi Korea Selatan, BTS juga menunjukkan kemampuannya mengguncang keuangan negara.
Pengumuman BTS pada 14 Juni 2022 yang membuat dunia heboh karena media menganggap BTS akan hiatus membuat saham perusahaan manajemennya, Hybe, merosot.
Pada hari itu diketahui saham Hybe melorot seperempat, dengan daham jatuh ke level terendah sejak perusahaan itu ‘go public’ dua tahun sebelumnya.
Berita tentang wajib militer anggota BTS pada Senin (17/10) juga membuat saham Hybe 2,5 persen lebih rendah.
BTS, grup K-pop pertama yang mencapai No.1 billboard 200 mengatakan bahwa mereka merasa terhormat untuk melayani negara. Mereka juga berjanji akan berkumpul kembali sebagai grup pada 2025.
Saham Hybe turun 27,5 persen pada Rabu (15/06) pagi, menyusul berita bahwa BTS akan fokus pada karir individunya di ‘chapter kedua’ ini. Mereka kehilangan 1,7 miliar dollar dari nilai pasar dalam satu jam.
Dalam satu jam pertama perdagangan, Hybe jatuh sejauh KRW140.000, menjatuhkan sekitar 1,7 miliar dollar kapitalisasi pasar, sebelum rebound ke KRW 145.000.
Mengakhiri hari itu, saham Hybe turun 24,9 persen menjadi KRW 145.000.
Volume perdagangan pada hari diumumkannya BTS akan fokus pada karir individunya adalah bukti efek BTS terhadap Hybe.
Apa yang terjadi pada Hybe saat itu membuat harga saham Hybe turun 58,5 persen dari tahun ke tahun.
Dari seluruh agensi di bawah hybe, BTS diketahui meyumbang 27 persen dari penjualan dan streaming album Hybe di AS pada 2021. Laporan pendapatan Hybe pada 2021 mencatat, di Jepang–pasar musik terbesar kedua di dunia–BTS menyumbang sekitar setengah dari penjualan album Hybe.
Selain itu, BTS kemungkinan berkontribusi pada hampir semua pendapatan tur HYBE yang berjumlah 191,1 miliar (148 juta dolar) pada tahun 2019 dan 45,6 miliar KRW (36 juta dolar) 2021.
Advertisement
Kebergantungan Hybe
BTS menempati peringkat keempat dalam Billboard Boxscore pada pertengahan 2022 setelah menjual 458.000 tiket untuk 11 rangkaian konsernya.
Lalu, hampir 200.000 tiket tersebut berasal hanya dari empat pertunjukan di Allegiant Stadium di Las Vegas.
Selain itu, konser BTS selama 4 hari di SoFi Stadium, Los Angeles Desember lalu terjual sekitar 200.000 tiket dan meraup 33,3 juta dollar.
Menurut Billboard Boxscore, hal tersebut merupakan keterlibatan terlaris keenam tertinggi dalam sejarah Boxscore.
Akuisisi HYBE pada 2021 terhadap Ithaca Holdings dari Scooter Braun membuat perusahaan tidak terlalu bergantung pada BTS untuk mendorong pendapatan.
Dalam hal penjualan dan streaming musik AS, Ithaca Holdings --- yang mencakup klien label dan manajemen --- menghasilkan 45 persen dari penjualan album AS HYBE pada 2021.
Big Machine Label Group, yang dipimpin oleh Thomas Rhett dan Florida Georgia Line, menyumbang 4,8 juta unit setara album. Artis yang dikelola oleh SB Projects menyumbang 7,5 juta unit setara album pada 2021.
Daftar artis Korea HYBE juga kini menjadi semakin beragam dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2018, BTS menyumbang 100 persen dari penjualan album AS dari perusahaan untuk artis Korea.
Pada 2019, 2020, dan 2021, pangsa BTS masing-masing menurun menjadi 78,5 persen, 70,3 persen, dan 49 persen karena kehadiran Seventeen, Tomorrow X Together, dan Enhypen yang memiliki popularitas.
Diminta Konser Saat Wamil?
Hybe juga merilis pernyataan baru bahwa dalam jangka pendek, kegiatan individu untuk beberapa anggota BTS baru direncanakan hingga paruh pertama 2023.
Namun, Hybe belum merilis pernyataan resmi terkait jadwal individu member BTS hingga 2025 mereka berkumpul kembali.
Hal tersebut tentu merupakan ancaman bagi Korea Selatan khususnya di bidang ekonomi. Tetapi, nampaknya pemerintah Korea Selatan sedang mencari cara dari keputusan wamil BTS.
Setelah pengumuman wamil dirilis oleh Bighit, beberapa media tv nasional di Korea memberitakan bahwa Menteri Pertahanan Korea Selatan berencana untuk membuat BTS masih bisa melaksanakan jadwal grupnya bersamaan dengan keikutsertaan mereka di wajib militer.
Alasan utamanya adalah, tentara yang sedang melaksanakan wajib militer penuh, tidak bisa berkontribusi apapun kecuali dalam ranah militernya.
Artinya, BTS tidak bisa melakukan perform atau merilis musik sekalipun, bahkan tidak bisa terlibat apapun bagi ekonomi Korea.
Agustus 2022 lalu, Lee Ki-shik Direktur dari Asosiasi tenaga Kerja Militer juga menyatakan bahwa menerapkan pengecualian tambahan untuk tokoh-tokoh budaya pop di atas ketentuan militer yang sudah ada dapat merusak kerangka pengecualian dinas militer yang sudah terbentuk.
Komentarnya menunjukkan bahwa tidak mungkin boyband tersebut akan menerima pengecualian dari wajib militer, meskipun ketentuan mungkin dibuat bagi mereka untuk melanjutkan kegiatan promosi mereka secara bersamaan.
Namun, parlemen Korea Selatan sempat memperdebatkan RUU yang memungkinkan tokoh-tokoh budaya pop besar seperti BTS untuk menjalani bentuk layanan "alternatif" sebagai pekerja seni dan budaya.
Advertisement