Sebelum Anak Dibolehkan Minum Kopi, Ketahui Dosis dan Dampaknya

Bolehkah anak-anak mengonsumsi kopi? Pembahasan seputar dosis kopi dan dampaknya bagi tubuh anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Kopi Credit: unsplash.com/Nathan

Liputan6.com, Jakarta - Kopi mengandung kafein yang merupakan zat psikoaktif alami. Sebuah laporan pada 2017 menunjukkan bahwa anak berusia 13 hingga 18 tahun mengalami peningkatan terbesar dalam konsumsi kopi harian, menurut situs Medical News Today.

Laporan yang dirujuk di atas menunjukkan bahwa 37% anak-anak dalam kelompok usia tersebut minum kopi setiap hari, meningkat dari 23% pada tahun 2014 dan 31% pada tahun 2016.

Sumber kafein yang dikonsumsi anak-anak berubah selama bertahun-tahun. Alih-alih minum soda berkafein, mereka sekarang mengonsumsi kafein dari minuman energi, kopi, atau minuman berbasis kopi.

Masalah dari anak-anak minum kopi adalah kandungan kafeinnya. Saat ini, tidak ada pedoman federal mengenai jumlah asupan kafein anak-anak. Akademi Pediatri Amerika (AAP) mencegah konsumsi kafein untuk anak-anak.

Meskipun demikian, Kanada memiliki beberapa pedoman dasar. Mereka merekomendasikan batas harian kafein berikut:

1. Untuk anak berusia 4 hingga 6 tahun, asupan maksimum kopi yaitu 45 mg atau setara dengan 1 kaleng (355 ml) cola atau kurang dari setengah cangkir kopi yang diseduh.

2. Untuk usia 7 hingga 9 tahun, asupan maksimum kopi 62,5 mg atau setara setara dengan1,5 kaleng (355 ml) cola atau satu shot espresso.

3. Untuk usia 10 hingga 12 tahun, asupan maksimum kopi yaitu 85 mg. Setara dengan hampir 2 kaleng (355 ml) cola atau kurang dari 1 cangkir kopi yang diseduh.

Untuk remaja, asupan maksimum kopi yaitu 85-100 mg. Menurut situs Canada.ca, seorang anak sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 2,5 miligram (mg) kafein per kilogram (kg) berat badan.


Makanan dan Minuman yang Mengandung Kafein

Sumber: Freepik

Minuman energi dan minuman soda mungkin mengandung kafein dalam jumlah besar.

Menurut situs Consumer Reports, kafein dalam minuman energi bervariasi dari 17 mg hingga 242 mg per porsi. Satu porsi normal kopi mengandung 100 mg kafein, sementara 242 mg setara dengan hampir empat espresso.

Kafein juga ada dalam makanan dan minuman lain:

-Teh mengandung 48 mg kafein per 8 ons.

-Soda berkafein mengandung 37 mg kafein per 12 ons.

-Cokelat panas mengandung 10 mg kafein per 12 ons.

-Cokelat mengandung 10-30 mg kafein per 1,5 ons.

Makanan, minuman, serta camilan lain yang mungkin mengandung kafein yaitu:

-makanan rasa kopi, seperti es krim, yogurt, dan permen

-air berperisa dan aneka jus

-energy bar

-mint, permen gummy, dan permen karet.

Kafein bisa menjadi racun jika dikonsumsi dosis yang sangat tinggi.

Pada 2017, ketika seorang pria berusia 16 tahun yang sehat dari Carolina Selatan meninggal, para ahli medis memutuskan bahwa penyebab kematiannya adalah "peristiwa jantung yang disebabkan oleh kafein."

Remaja itu pingsan setelah minum latte, minuman ringan, dan minuman energi dalam waktu kurang dari 2 jam.

Oleh karena itu, berhati-hatilah saat mengonsumsi makanan dan minuman di atas agar tak melampaui jumlah maksimum asupan kopi harian.


Dampak Kafein Bagi Tubuh Anak

Ilustrasi secangkir kopi. (Sumber foto: Pexels.com)

Menurut situs Johns Hopkins, kafein memiliki efek respons dosis. Karena ukuran tubuh anak-anak lebih kecil dari orang dewasa, sedikit saja asupan kopi dapat memengaruhi kerja tubuh mereka.

Tubuh anak-anak dan remaja juga masih berkembang dan dampak kafein pada sistem saraf dan sistem kardiovaskular mereka tidak sepenuhnya diketahui.

Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti peningkatan kecemasan, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, refluks asam dan gangguan tidur.

Terlalu banyak kafein berbahaya bagi anak-anak, dan dalam dosis yang sangat tinggi bisa menjadi racun.

Selain itu, kafein dapat menyebabkan kecanduan. Meskipun demikian, tidak semua orang mengalami gejala penarikan ketika berhenti atau mengurangi asupan kafein.

Orang yang memiliki gejala penarikan mungkin merasa sakit kepala, lekas marah, dan kelelahan.

Meskipun kafein tidak merangsang area otak yang sama dengan amfetamin atau kokain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penarikan yang berhubungan dengan kafein sebagai gangguan klinis.


Gejala Overdosis Kafein

Ilustrasi es kopi susu. Sumber foto: unsplash.com/Demi DeHerrera.

Kopi dan kafein dapat mempengaruhi orang secara berbeda, tergantung pada berat badan, usia, dan faktor-faktor lain, seperti kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Jika seorang anak memiliki gejala overdosis kafein atau jika mereka mengonsumsi kafein dengan dosis tinggi, segera cari pertolongan medis medis.

Gejala overdosis kafein menurut situs Medical News Today meliputi:

-gemetaran

-mual, muntah, dan diare

-sakit perut

-pernapasan cepat

-perasaan mudah marah

-detak jantung yang cepat atau tidak teratur

-serangan kecemasan

-kejang

-halusinasi

Orang tua, wali, atau penanggung jawab lainnya yang memiliki kekhawatiran mengenai asupan kopi atau kafein anak harus melihat dengan cermat label pada produk yang mereka beli untuk memeriksa kadar kafein yang dikandungnya.

Orang dewasa harus berbicara dengan anak-anak tentang batas kafein harian yang aman.

Siapa pun yang khawatir tentang asupan kafein anak dapat berbicara dengan dokter spesialis anak, psikiater anak, atau tenaga medis profesional lainnya untuk mendapat bimbingan.

 

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Manfaat Detoks Kopi. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya