Pupuk Subsidi Langka di Sumsel, Akademisi Dorong Petani Pakai Bahan Organik

Akademisi UMP Sumsel menyarankan agar para petani secara mandiri membuat pupuk dari bahan organik, untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk subsidi.

oleh Nefri Inge diperbarui 19 Okt 2022, 10:00 WIB
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Palembang - Masih banyak petani di Sumatera Selatan (Sumsel), yang masih ketergantungan pupuk subsidi yang berbahan kimia. Padahal alokasi pemerintah untuk pupuk subsidi sangat terbatas dan tidak mampu memenuhi semua kebutuhan petani di Indonesia.

Dari data Kementerian Pertanian (Kementan), alokasi pupuk subsidi tahun 2022 hanya sekitar 37-42 persen, dari total kebutuhan petani di Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, para petani terpaksa memakai pupuk nonsubsidi dengan harga yang jauh lebih mahal.

Guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Prof Supli Effendi Rahim mengatakan, untuk mengantisipasi tingginya harga produksi pertanian karena berbagai faktor tersebut, para petani diharapkan bisa mengambil langkah alternative.

Salah satunya dengan membuat pupuk organik, untuk kelangsungan ketersediaan pupuk dan menekan ketergantungan terhadap pupuk subsidi.

"Petani bisa membuat sendiri yakni pupuk organik, yakni pupuk kompos dan pupuk cair," katanya di Palembang Sumsel, Selasa (18/10/2020).

Akademisi ini menilai pupuk organik sangat penting bagi petani, terutama harus dibuat secara mandiri. Namun dibutuhkan edukasi dan sosialisasi ke petani, terkait kelemahan pupuk subsidi atau kimia bagi tanaman.

"Petani mesti diberi edukasi tentang kelemahan pupuk subsidi yang notabene pupuk kimia. Petani mesti dilatih cara pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik. Pupuk organik menjadi solusi terbaik bagi petani, di tengah ketergantungan dan keterbatasan pupuk subsidi," ujarnya.

Dia juga berharap, pemerintah ikut mendukung para petani agar mandiri dalam membuat pupuk organik secara baik dan benar.

 


Pasokan Pupuk

Guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Prof Supli Effendi Rahim (Dok. Pribadi Supli Effendi Rahim / Nefri Inge)

"Pemerintah harus memberi pelatihan tentang cara membuat pupuk organik, memberi insentif dalam bentuk hadiah kepada mereka tekun membuat pupuk organik secara mandiri," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sudah mengajak para petani di seluruh Indonesia, untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik.

Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan, selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat, karena perang keduanya,” ujarnya.

Jadi yang tidak mendapatkan pupuk subsidi, Mentan minta agar segera menghadirkan pupuk organik. Minimal ada satu kabupaten di Indonesia, yang menjadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya