Banjir Rendam Sejumlah Kecamatan di Blitar, 465 Warga Mengungsi

Ivong mengaku pihaknya mengevakuasi warga terdampak banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di kabupaten setempat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 18 Okt 2022, 15:11 WIB
Ilustrasi evakuasi para karyawan yang terjebak banjir air rob

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mencatat banjir di wilayah itu melanda hingga lima kecamatan dengan 13 titik lokasi kejadian. Selain itu, sedikitnya 465 warga mengungsi akibat banjir tersebut.

"Yang terdampak ini ada 1.094 KK dan yang mengungsi 465 orang, ini bisa bertambah. Ini di Sutojayan," kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto dikutip dari Antara, Selasa (18/10/2022).

Ivong mengaku pihaknya mengevakuasi warga terdampak banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di kabupaten setempat.

"Kami evakuasi warga karena ketinggian air meningkat. Wilayah paling parah di Kelurahan/Kecamatan Sutojayan, warga dievakuasi di kantor kelurahan," ujarnya.

Ivong menjelaskan, hujan terjadi dengan intensitas tinggi menyebabkan volume air mengalami kenaikan. Banjir itu terjadi bukan karena kiriman air dari Malang, melainkan intensitas hujan yang cukup tinggi.

Selain itu, volume air yang tinggi tidak mampu tertampung sehingga mengalir ke daerah di bawahnya. Adapun banjir terjadi di sejumlah daerah di antaranya Kecamatan Sutojayan, Panggungrejo, Binangun, dan Kademangan.

Menurut dia, banjir di Kecamatan Sutojayan yang cukup parah terjadi di Kelurahan Sutojayan. Ketinggian air hingga satu meter menyebabkan air masuk hingga ke rumah warga.

"Kalau di Sutojayan itu sampai 1 meter, jadi warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Lokasi evakuasi di kantor kelurahan itu sekalian kami dirikan dapur umum," ucapnya.

Dalam proses evakuasi, warga juga menurunkan perahu karet. Jalur tertutup dengan air, sehingga menyulitkan jika dievakuasi dengan kendaraan. Terlebih lagi untuk warga yang sudah tua, dengan perahu membantu proses evakuasi tersebut.

Hingga kini, lebih dari 400 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka mengungsi hingga air surut dan dinyatakan aman.

Ivong mengatakan tak ada korban jiwa dalam banjir ini. Sedangkan, untuk hewan ternak yang hanyut atau mati, pihaknya hingga kini belum mendapatkan laporan.

"Kalau korban manusia nihil. Kalau ternak, kami belum dapat laporan jika ada ternak yang mati atau hanyut," katanya.


Dirikan Posko Pengungsian

Banjir di Kabupaten Blitar tersebut menimpa antara lain di Kecamatan Binangun. Beberapa desa yang terdampak antara lain Desa Salamrejo, kemudian Dusun Kedungjati di Desa Rejoso dan Desa Binangun.

Kemudian di Kecamatan Panggungrejo, banjir menimpa antara lain di Desa Kalitengah dan Desa Serang.

Di Kecamatan Sutojayan, banjir melanda Desa Sumberjo, Desa Bacem, Desa Kalipang, Lingkungan Gondanglegi di Kelurahan Sutojayan, Lingkungan Purworejo di Kelurahan Sutojayan dan Lingkungan Sutojayan, Kelurahan Sutojayan.

Untuk Kecamatan Wonotirto, banjir terjadi di Pasar Ngeni, Desa Ngeni dan di Kecamatan Wates, banjir terjadi di Desa Tugurejo.

Banjir tersebut merendam rumah warga serta fasilitas umum. Bahkan, jembatan juga tidak bisa dilewati akibat banjir. Banjir yang terparah terjadi di Kecamatan Sutojayan dengan ketinggian sekitar 1 meter.

BPBD Kabupaten Blitar sudah membuat posko pengungsian. Selain menempati aula Kelurahan Sutojayan, posko itu juga menempati fasilitas umum lainnya seperti gedung pertemuan, hingga rumah warga dengan total jumlah pengungsi hingga 465 jiwa.

"Kami juga sudah dirikan dapur umum. Lokasinya di Gedung Serbaguna Kelurahan Sutojayan," kata Ivong.

Dalam musibah tersebut selain rumah warga terdampak dengan terendam banjir, juga ada fasilitas umum. Selain itu, juga dilaporkan ada 33 ekor ternak hanyut, 2.500 ekor ayam petelur menjadi korban, tujuh kandang rusak, serta jalan yang masih teredam air.

Pihaknya juga terus siaga dalam musibah ini. Anggota juga terus menyisir kemungkinan ada warga yang belum dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

"Kami sediakan delapan perahu karet, kami masih terus cari, menyisir warga masih bertahan," kata Ivong.

Pihaknya juga koordinasi dengan lintas sektoral terkait dengan kesehatan warga. Mereka yang mengungsi selain difasilitasi untuk konsumsi, juga kesehatan mereka diperhatikan.

"Jadi, untuk kesehatan kami koordinasi dengan dinas kesehatan, kami siapkan itu. Jika ada warga yang membutuhkan tindakan petugas siap," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya