Gas Elpiji 3 Kilogram Langka di Bone Bolango, Warga Terpaksa Masak Pakai Kayu Bakar

Sudah hampir dua minggu warga Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) sulit mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 19 Okt 2022, 10:00 WIB
Pekerja melakukan bongkar muat tabung elpiji atau LPG 3 kilogram di agen gas kawasan Rawasari, Jakarta, Senin (19/9/2022). Menteri ESDM juga menyebut pemerintah akan mengurangi peredaran LPG 3 kilogram yang selama ini masuk dalam barang subsidi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Gorontalo - Sudah hampir dua minggu warga Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) sulit mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Kondisi ini bahkan sangat dirasakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Mulai dari pengusaha warung makan, pembuat kue, hingga ibu rumah tangga sulit mendapatkan gas Elpiji. Bahkan kelangkaan itu membuat sebagian ibu rumah tangga memilih masak menggunakan tungku kayu bakar.

"Saya pengusaha rumah makan, sudah dua minggu sulit dapatkan gas. Di wilayah sini ada pangkalan, tapi sering kosong," kata Iwan, seorang warga kepada Liputan6.com, Selasa (18/10/2022).

Sulitnya mendapatkan gas elpiji melon, kata Iwan, sangat mempengaruhi usahanya. Tidak adanya pasokan gas elpiji membuat dia harus mengurangi menu masakan yang ia jugal setiap hari.

"Misal kami hanya kebagian 1 tabung gas elpiji, jalan keluarnya adalah membatasi menu masakan yang saya jual di warung makan, agar hemat," tuturnya.

Senada dengan apa yang dikatakan Dewi Kartika, salah satu pengusaha kue di Bonebol juga merasakan hal yang sama. Dirinya harus rela tidak memproduksi dalam jumlah banyak dikarenakan kosong gas elpiji.

Bahkan, pesanan kue banyak yang ditolak karena dirinya harus mempertimbangkan ketersediaan gas melon tersebut. Jangan sampai dia sudah menerima orderan yang banyak tapi terkendala dengan sulitnya mendapatkan gas.

"Sudah dua pekan kami merasakan hal ini. Jalan satu-satunya mengurangi produksi," kata Dewi.

 


Pasokan Dibatasi

Pekerja melakukan bongkar muat tabung elpiji atau LPG 3 kilogram di agen gas kawasan Rawasari, Jakarta, Senin (19/9/2022). Pengurangan jumlah tabung gas melon akan dilakukan secara bertahap. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, seorang pemilik pangkalan gas elpiji di Bone Bolango mengaku, saat ini pasokan yang masuk sudah berkurang. Sebelumnya pangkalan diisi dua kali dalam seminggu, kini tinggal satu kali.

"Biasanya pangkalan saya dapat pasokan gas satu minggu bisa dua kali. Sekali mereka memasok, saya dapat 60 tabung. Jadi bisa di bilang dalam seminggu pangkalan dapat jatah 120 tabung per minggu," kata pemilik pangkalan yang namanya tidak mau disebutkan.

"Sementara saat ini, dalam seminggu saya tinggal mendapatkan pasokan hanya satu kali pengisian. Itupun jumlahnya tinggal 70 tabung dan itu dirasa tidak cukup," tuturnya lagi.

Bahkan menurut penuturan para pemilik pangkalan, para pemasok (agen) kerap kali beralasan jika pengiriman gas sering terlambat. Akibatnya, beberapa pangkalan di Bonebol terpaksa dibatasi.

"Kalau saya tidak salah, pembatasan ini sudah berlangsung selama 3 bulan di pangkalan saya. Mudah-mudahan pemerintah bisa melihat kondisi di lapangan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya